Hari itu adalah hari yang paling diingat oleh semua orang, sekaligus hari yang paling tidak ingin diulang lagi bagi semua orang. Mereka menyebut itu adalah kiamat. Lebih dari setengah populasi manusia tenggelam dalam lautan yang membanjiri dunia saat ini. Banjir paling besar yang disebabkan oleh mencairnya kutub utara dan selatan. Tidak ada lagi daratan benua.
Mereka yang selamat sekarang berada di sebuah kota melayang yang tersebar di seluruh dunia. Entah kebetulan atau tidak, beberapa ilmuwan berhasil menciptakan kota melayang itu tepat sebelum banjir besar datang. Namun, semua orang tidak peduli akan hal itu. Mereka hanya bersyukur dapat selamat dari bencana terbesar dalam sejarah umat manusia.
Eric adalah salah satu dari beberapa korban selamat dari bencana besar itu. Orang tuanya hilang saat bencana. Saat ini dia tinggal di sebuah panti asuhan di kota Ayrus, salah satu dari kota melayang yang ada di dunia. Sebuah kota kecil yang berada di antara asia tenggara dan pasifik dan terletak ke arah barat daya dari ibukota. Panti asuhan ini kebanyakan berisikan anak anak yang senasib dengan Eric dan mereka juga kebanyakan berusia 8 sampai 16 tahun. Panti asuhan ini dijalankan oleh seorang wanita berusia sekitar 30 sampai 40 tahunan yang dipanggil mama oleh anak anak panti asuhan.
Suatu pagi saat matahari masih baru saja terbit, Mina, anak tertua di panti asuhan tersebut akan pergi berbelanja. Dia mengajak Eric yang kebetulan baru saja bangun. Eric pun dengan senang mengikutinya. Mereka berjalan bersama melewati jalan yang masih terbilang sepi karena masih pagi. Eric selalu tertarik untuk melihat sekitarnya. Karena Ayrus adalah kota kecil, tidak banyak gedung gedung pencakar langit disini. Hanya ada beberapa gedung yang digunakan untuk membangun teknologi seperti semula. Ada juga tempat pembangkit listrik yang dipenuhi panel surya. Dengan melihat kota, Eric dapat untuk tidak mengingat masa lalu yang begitu mengerikan.
Saat berada di pasar, Eric melihat pesawat pesawat berterbangan. Pesawat itu adalah milik pasukan tempur yang menjaga kota kota melayang yang ada.
"Aku ingin terbang di langit." Kata Eric yang kagum melihat pesawat pesawat itu tadi. "kak, aku ingin menjadi seperti mereka."
"Mereka ?" kata Mina sambil melihat langit untuk memeriksa pesawat tadi. "Tidak biasanya para pasukan itu lewat sini."
"Sepertinya mereka hanya patroli di sekitar sini." Kata penjual sayur di tempat mereka sekarang. "Karena beberapa hari yang lalu kota Olos yang ada di selatan Asia Tenggara dihancurkan oleh beberapa pesawat asing." "Sebagian penduduk mengungsi kesini dan kebanyakan mereka pergi mengungsi ke ibukota," Lanjutnya.
"Apa itu berarti banyak dari mereka yang selamat ?" Tanya Mina pada penjual sayur itu.
"Karena sulitnya transportasi, sepertinya banyak dari mereka yang tidak selamat." Jawabnya."Kakak, bagaimana caranya agar aku bisa menjadi seperti mereka ?" Eric masih kagum dengan apa yang baru saja lewat tadi.
Mina hanya tersenyum dan berkata, "Kau hanya perlu menjadi anak yang baik."
***
Mereka pulang melewati jalanan di ujung selatan kota. Cakrawala terlihat dari ujung jalan itu. Lautan yang membentang luas juga hampir terlihat. Langit pagi kala itu terlihat sangat cerah. Angin yang berhembus pun terasa sangat sejuk.
Mina melihat burung burung terbang seolah menjauhi kota. Dia sepertinya merasakan hal buruk akan terjadi. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, sehingga suasana di kota mulai ramai. Hingga hampir tidak ada yang menyadari awal dari sebuah kehancuran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Sky
Science FictionBumi telah hancur akibat banjir besar. Tepat sebelumnya manusia telah membuat kota kota melayang. Namun pesawat pesawat misterius mulai muncul dan menghancurkan kota.