Demi apa pun juga, Arsya tak pernah berniat untuk bertemu dengan manusia seperti Kia.
Wajah cantik nan manis seperti karya seni maha agung. Senyum menawan bak bidadari dengan gingsul dan lesung pipi. Namun, bagi Arsya Kia tak lebih dari gadis berhati batu dan keras kepala.
Ia melirik dari ujung matanya, Kia masih duduk dengan senyuman polosnya, duduk disisi Asya sejak 15 menit lalu tanpa melakukan apapun selain tersenyum bodoh. Arsya menyerah.
"Kia mau apa?"
"Kak Arsya Date sama Kia!"
"Kan gue udah bilang Ki, gak bisa! besok ada lomba olimpiade!"Arsya mencoba bersikap tegas, suaranya sedikit di keraskan.
Kia mengembungkan pipinya, memberontak dengan teriakan kesal, "Pokoknya Kia mau date sama kak Arsya. Titik. Mau date! date!"
'ASTAGA!!!'Arsya menjerit dalam hati.
Jika Arsya lupa mereka ada di Perpustakaan Kota, ia akan membiarkan gadis itu melakukan hal sesukanya. Mau sampai guling-guling depan resepsionis ia tak peduli.
Tapi, kali ini ia harus menghentikan Kia sekarang juga, karena semua mata melihatnya dengan sarkartis seolah ia adaah seorang pedhofil yang tak bisa mengurus buruan nya dengan lollipop atau es krim murahan. Arsya mendesah pelan.
"Ssstt..! Kia, ini di perpustakaan."Arsya ber-shuut membuat Kia kembali mengembungkan pipi kesal.
"POKOKNYA DATE AMA KIA-hmm-"
Shhhhuuuttt!
Sudah Arsya duga, ia mendapat shuut begitu ramai. Penjaga perpustakaan bahkan melihatnya dengan tatapan lebih galak, Arsya membungkam paksa mulut Kia dengan tangannya, tak peduli dengan protesan gadis manis itu yang begitu berisik. Arsya menghela nafasnya.
"hmmm.hmmm!!!! Hmmmmm.....!!!!---"
"---Okey, okey gue ngalah. Kita date tapi selesai gue lomba, okey?"
Akhirnya Arsya tak memiliki pilihan lain, ia menatap Kia dengan tatapan memohon, "Tapi sekarang lo diem, kita lagi di perpustakaan."
Kia mengangguk faham.
"Bagus."
Kia tersenyum, menarik Arsya dalam pelukannya dan berjingkak senang, "Yeah, makasih kak Arsya, Kia makin suka sama Kak Arsya!"
Arsya hanya diam.
Walau Kia tak berteriak seperti tadi, tapi sekarang mereka tetap menjadi tontonan menarik dari semua mata di perpustakaan.
Bagus sekali. Sejak kapan hidupnya menjadi seburuk ini!
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Hocus-Pocus
Teen FictionHocus-Pocus! Aku akan membantumu dengan sihir kecilku, seperti fairy god mother yang membantu Cinderella untuk mendapatkan sang pangeran, tapi kali ini aku akan membuat pangeran jatuh cinta kepadaku. Bukan kepada Cinderella. Hocus-pocus! Aku yang me...