"Jadi kita bakalan ada perjanjian?"
Mama vita melirik Arsya dan Kia yang tengah berunding entah-apa-itu di bangku penumpang mobil sport ferarri-nya. Tadi Arsya tiba-tiba memintanya pergi, memberikan beberapa privasi antara Kia dan Arsya untuk merundingkan sesuatu. Terdengar seperti perjanjian serius.
"Yup, buat mempermudah hidup gue, dan juga hidup lo. Lo ikutin perjanjiannya."
Arsya bersandar, menatap wajah Kia yang terlihat tersenyum miring. Ia tau dari ekspresi gadis itu ada sesuatu yang direncanakannya.
"Okey, Kia ikut permainan kak Arsya. Apa itu?"
"Pertama: Jangan pernah sok kenal sama gue." Jari telunjut Arsya teracung, Kia mendengus.
"Tapi kan Kia emang kenal kak Arsya, masak gak boleh sok kenal. Kalau minta tolong, mama Vita nyuruh Kia datengin kak Arsya."
"Katanya kalau kak Arsya gak mau bakalan di suruh bobok di kolam lele samping kebun belakang rumah."
Arsya mendengus, apa-apa an itu.
"Kalau kak Arsya mau kayak gitu Kia lapor-"
Arsya menggeram. Cukup!
"Okey! Okey! diem!? Anggep kita cuma kenalan. Tapi jangan sok dekat." Arsya berkata dengan dingin.
Kia hanya melebarkan senyum manis miliknya,"Okey, trus apa?"
"Lo jangan bocorin kita tinggal bareng, gue gak mau ada gosip aneh."
Kalo ini Kia menerimanya dengan anggukan kepala.
"Next?"
"Jangan pernah ganggu gue saat gue butuh ketenangan. Lo berani ganggu gue. Jangan pernah berharep mama bisa bantu lo lepas dari gue." Mata Arsya berkilat tajam, memasang earphonnya dan keluar dari mobil. Dengan wajah datarnya.
Kia tau ada sesuatu yang mendesis tadi dalam hatinya. Itu membuat Kia ketakutan. Hal yang baru saja Kia rasakan.Sebelumnya Kia tak pernah takut akan apapun.
"Kia... makin suka sama kak Arsya!" Kia tersenyum miring, mengambil tas miliknya.
Pintu mobil kembali dibuka, Kia bisa lihat mama Vita yang menatapnya kebingungan.
"Kia udah siep?"
"Ya!"
Kia sudah siep, bahkan buat segalanya. Menghadapi gunung, melewati lembah, melawan badai dan---
'---dan terutama Kia udah siep buat naklukin hati kak Arsya!!!' Ia berteriak dalam hati.
###Tepat pukul 8:00 pagi.
Kia masuk bersama pak Anwar. Guru matematika uzur yang terkenal begitu berwibawa. Wajahnya yang tua dan tatapan bijaksananya menyisir seluruh ruangan, melihat satu persatu murid-muridnya.
Pak Anwar meletakkan kertas-kertas di depan meja, mempersiapkan materi yang akan di sampaikan, kembali mata tuanya menyusuri kelas memandang wajah-wajah aneh milik murid-muridnya semenjak gadis yang ngekor di belakangnya tadi masuk.
'Mereka tau aja mana barang antik.'
Pak anwar berguman lantas berdeham sejenak, mengalihakan seluruh pandangan.
"Pagi semua!"
"Pagi pak!!!"
"Hari ini bapak akan memperkenalkan seorang teman baru kepada kalian. Silahkan."
Pak Anwar memberikan waktu untuk Kia maju, berdiri dengan wajah tersenyum dan bikin semua laki-laki ngiler.
Oh my gosh! lihat bibir peace yang minta di kasi kecupan manis disana, wajah blasteran-asian-sedikit-eropa-miliknya yang tegas dan dua bola mata bulat dengan bulu mata lentik yang ngalahin lentiknya bulu mata anti badai milik seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hocus-Pocus
Novela JuvenilHocus-Pocus! Aku akan membantumu dengan sihir kecilku, seperti fairy god mother yang membantu Cinderella untuk mendapatkan sang pangeran, tapi kali ini aku akan membuat pangeran jatuh cinta kepadaku. Bukan kepada Cinderella. Hocus-pocus! Aku yang me...