Drama 1

5.5K 53 3
                                    

Disebuah rumah dengan cat memudar serta ornamen dan warna yang hampir semuanya menyatu dengan malam. Rumah itu terlihat memukau. Rumah yang terlalu besar sehingga orang awam akan mengira jika itu sebuah kastil. Kastil tua tak berpenghuni. Letaknya yang berada di tengah hutan, menyebabkan rumah itu tak terjamah oleh masyarakat luas. Apalagi saat malam tiba, rumah itu seakan binasa. Lenyap hilang tanpa bekas.

Tapi seperti malam-malam sebelumnya, terdengar suara teriakan yang sangat memilukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi seperti malam-malam sebelumnya, terdengar suara teriakan yang sangat memilukan.

Tepatnya disebuah ruangan yang berada di pojok dengan pintu berwarna hitam. Ruangan minim cahaya, selain cahaya purnama.

Disana tepat setelah pintu terbuka menampakan seorang perempuan dengan baju berlumur darah tengah duduk dengan tangan dan kaki terikat di kursi.

Nampaknya perempuan itu hampir diambang batas kematian. Atau mungkin sudah. Ya mau bagaimana lagi tepat di dada perempuan itu terdapat lubang besar yang menganga, yang masih mengucurkan darah segar.

Oh God jantungnya, jantung perempuan itu hilang.

Ah-apakah mungkin suara teriakan tadi adalah suara perempuan dengan luka menganga ini, tapi siapa yang melakukannya?

"Lo bunuh dia?" tanya seseorang dengan pakaian serba hitam.

"Abisnya dia cerewet sih, yaudah aku ledakin aja jantungnya, hehe..." balas gadis yang sedari tadi duduk diam di kursi, dengan nada humor.

"Bego."

"Ya maaf. Kan, aku udah bilang aku gak suka cewek cerewet apalagi tante girang kurang belaian. Ew"

"Bersihin semuanya. Gue mau cabut."

"Mau kemana? Ikut dong."

"Gak usah."

"Dih, baru juga dateng. Udah pergi lagi. Sesibuk itu ya bu boss ini? Mau ikut juga gak di bolehin. Dasar pelit!"

"Banyak bacot. Lo disini aja, bersihin sampe bener-bener gak ada noda merah. Ngerti?"

"Siap, bu boss."

Setelah mengucapkan itu seorang dengan postur tinggi dan mata hitam legam itu melangkah keluar pintu. Tapi sebelum mencapai gagang pintu, dia melihat sepatu boot nya yang menginjak noda merah-darah perempuan itu.

"Lain kali kalau mau operasi kasih tau gue. Jangan gegabah, diluar sana banyak banget yang buru kita."

"Iya, iya. Eh, btw bu boss rumah kita tercinta, kan dikelilingi hutan end kuburan, gak ada yang liat dong! Dan bu boss, kalau mau keluar titip makan ya? Laper banget nih masa abis operasi gak di kasih makan, jahat deh bu boss ini."

"Kita?"

"Iya gue khilaf. Rumah elo baginda Ella." 

"Terus?"

"Terus apa nih?"

"Lo mau titip apalagi bego!"

"Oh... nyelow dong, bu boss ini marah-marah mulu. Nanti jeleknya luntur lho. Pokoknya bu boss bawa makan aja. Kalau perlu beli yang mahal, duit kita kan banyaknya gak ketulungan hahaha..."

"Ok" balasnya tanpa menoleh pada lawan bicaranya.

TBC
Kalau vote udah 200 saya lanjut

Perfect PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang