Riuh ayam berkokok pagi itu, membangunkanku dari tidurku. Hari sabtu, selalu membuatku semangat untuk mengawali hari dengan melakukan aktivitas jogging di sebuah pegunungan di kediri. Bersama kawanku, pukul enam pagi kami berangkat menuju tempat tersebut. Udara masih sejuk kala itu. Menemani kami di sepanjang lintasan tempat kami berlari pagi. Keringat mengucur deras seiring mentari yang kian memancarkan sinarnya.
Tepat pukul delapan pagi, kami bergegas untuk pulang. Sesampainya dari rumah, aku langsung mandi untuk membersihkan sisa-sisa keringat yang sudah lengket.
Ponsel ku bergetar. Ternyata notifikasi whattsapp dari teman ku. Dia membalas pesanku semalam. Mungkin karena ia sudah tidur kemarin. Obrolan singkat kami di whattsapp, berujung pada sebuah ajakan untuk keluar nanti malam. Sebab sudah lama kita tidak bertemu. Aku kenal dia saat kita berada pada satu kedai kala itu. Saling sapa, kenalan, bergurau membuat kami semakin lebih akrab."Nanti malam bisa ketemu tidak?" Ajakku sedikit ragu.
"Bisa saja. Jam berapa?" Jawabnya kemudian.
"Pukul tujuh aku jemput di rumahmu"
"Iya aku tunggu"Percakapan singkat kami pun berujung pada sebuah rencana yang langsung terealisasikan. Tetap seperti biasa, kaos diselingi celana pendek dan juga sandal jepit adalah gaya berpakaian ku sehari-hari. Merasa lebih nyaman dengan begini saja.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam, cari siapa ya?"
"Wulan nya ada bu?" Tanya ku pada seorang ibu yang menjawab salamku barusan.
"Oh ada nak, silahkan tunggu di dalam dulu. Sebentar ibu panggilkan.""Yuk" ajaknya setelah selsai bersiap-siap.
Malam itu aku memacu motor agak pelan. Kediri macet malam itu, di dekat Sebuah pusat perbelanjaan masyarakat kediri. Kediri mall, golden theater, mc donald, kfc jalan di sekitar tempat itu selalu macet jika jam segini. Kami mengitari setiap sudut kota, sambil berbincang kecil diatas motor. Bercerita tentang apa yang sedang kami sibuk kan.
Setelah lama berputar mengitari setiap sudut kota, aku mengantanya pulang. Pukul sembilan kala itu. Dia mempersilakan ku untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu. Pikirku tak apa lah jika cuma sebentar. Kami berbincang lagi di teras depan rumahnya. Senyum nya sesekali bisa membuatku luluh pada setiap untaian kata pembicaraan kami. Ternyata berbincang dengan orang yang nyambung saat diajak berbicara, membuat waktu begitu cepat berlalu. Pukul sepuluh malam aku memutuskan untuk pulang. Karena orang ronda sudah pada berkeliling waktu itu, aku jadi tak enak.
Di perjalanan pulang aku berbicara pada hati.
Akankah rasa itu tumbuh lagi? Rasa yang baru saja hilang dari hatiku mungkin kembali datang. Menyukai seseorang yang begitu baik padaku. Tapi aku tak mau terlalu terburu-buru. Aku tak mau lagi patah hati, akibat terlalu cepat menjatuhkan hati pada seseorang. Sudahlah jalani saja dulu. jika memang waktunya sudah tiba, jatuh cinta akan tumbuh tanpa pernah kita duga.
