Empat

16 0 0
                                    

"Terkadang cinta adalah apa yang harus kita mengerti. Meskipun cinta adalah hal yang sulit dimengerti." Neptunerv
.
.
.
.


Bila saja aku dapat memilih kepada siapa aku menjatuhkan cinta, maka aku memilih untuk jatuh kepada orang yang telah mencintaiku. Aku takut. Takut, bila ternyata aku jatuh cinta sendirian, sedangkan yang kucintai ternyata sedang mencintai orang lain. Bukankah akan sangat dalam rasa sakit yang tercipta?

Setahuku, yang ada hanya rasa kesal dan benci setiap bertemu ataupun bercakap via chat dengannya. Lalu entah sejak kapan, rasa rindu mulai terlibat. Aku tak pernah berpikir untuk berakhir seperti itu. Sedalam itu. Bagaikan virus yang terus menjalari sisi-sisi hidupku. Perlahan dan pasti, hampir ia menguasai.

Hampir seminggu aku tak berpapasan dengannya. Tidak juga berkirim pesan. Seperti kataku sebelumnya ada rasa yang tak seharusnya terlibat, malah mendominasi dengan kuat. Itu adalah Rindu. Sangat tidak adil, bukan. Ia yang masuk kedalam hidupku seminggu lalu, berkirim pesan hingga larut malam, lalu menghilang, dan akulah satu-satunya orang yang merindu. Mungkin aku hanya belum terbiasa. Pikirku.

Pagi itu aku sedang berjalan dikoridor kampus ketika berpapasan dengan seseorang.

"Hey." Orang itu menarik tanganku mendekat kearahnya. Sangat tidak sopan menurutku.

"ya? Ada apa?" aku menepis tangannya yang mencengkram pergelangan tanganku.

"namaku, Ari. Teman Eros." Ia memperkenalkan diri tanpa kuminta.

"ya?"

"sore ini ada waktu gak?"

"kenapa."

"aku mau ngajak kamu jalan."

What the? Baru kenal udah ngajak jalan? Aku tidak tahu, spesies yang menjadi teman makhluk bernama Eros Attala itu, semuanya aneh.

"maaf ya, siapa tadi?"

"Ari." Jawabnya.

"ya, Ari. Aku nggak kenal kamu dan aku sibuk." Aku melanjutkan langkahku.

"kalau aku traktir makan, gimana?" sepertinya ia bukan tipikal orang yang tak mudah menyerah.
Aku tak menjawab.

"oke, nanti aku jemput kamu. Gimana?" Katanya lagi.

"kapan? Hah?" aku berbicara akhirnya.

"nanti sore. Kita makan di....."

"aku ada kegiatan di Gereja sore ini. Maaf." Aku memotong perkataanya.

"ibadah Pemuda?" ia bertanya.

"kok tau?"

"ya udah aku jemput nanti sore, kita kegereja bareng."

"memangnya tau tempat tinggalku?"

"gampang itu."

Namanya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang