"Secerdas-cerdasnya seorang manusia, akan menjadi bodoh dalam urusan jatuh cinta."
Ada Rindu yang datang sepaket dengan Jatuh Cinta. Dan itulah alasan mengapa aku harus kembali mengingat masa itu. Ketika debaran-debaran menjelajahi hatiku tanpa kuhentikan. Dan ketika seorang kaum Adam mampu mendominasi hatiku tanpa melakukan sesuatu. Ia mampu membuatku jatuh cinta, hanya karena ia hidup. Lalu aku memastikan itu setiap pagi. Karena tak ingin kehilangan lagi."Cek papan pengumuman kuy." ajak Kayla yang masih mengunyah permen karetnya. Sesekali ia meniupnya dan menciptakan balon yang keluar dari mulutnya. Dan menurutku itu sedikit err menjijikkan, namun tidak dengan temanku yang agak tomboy itu.
Saat itu kami sedang duduk di kantin. Sejak sejam yang lalu, kami memilih untuk duduk disitu menikmati semangkuk Binte.
Binte adalah makanan Khas Majene, berbahan dasar mie instant. Tapi jangan pernah meremehkan cita rasa makanan berkuah yang satu ini. Binte ini langsung menjadi salah satu menu favoritku sejak menginjakkan kaki ditanah Mandar ini. Bahkan menjadi alasan utamaku mendatangi kantin sejak pagi tadi.
Sedangkan papan pengumuman yang menjadi tujuan awal kami sudah agak lenggang. Tak lagi seramai sebelumnya. Maba yang sudah mengetahui kelasnya, akhirnya meninggalkan papan yang ditempeli banyak sekali kertas itu.
"kuy." jawabku beranjak dari tempat dudukku.
"eh kalau kita nggak sekelas gimana?" Kayla menahan lenganku yang telah hendak melenggang.
"ya santai aja lagi. Kan masih bisa bertemu sesekali, trus bisa VC juga."
"nggak sama kali."
"kenapa? Kamu Rindu aku?"
"iyyuu, najis." ia masang wajah mualnya. Berbeda dengan aku yang malah memasang wajah sebal.
"aku pindah kelas aja kali ya." katanya dengan ekspresi berbeda kali ini.
"terserah."
"gitu amat."
"ya trus apa. Belum juga liat, udah mau pindah aja." aku menggeleng, melihat tingkah aneh teman baruku itu.
"iya juga ya." katanya akhirnya, lalu mengikuti langkahku mendekati papan pengumuman.
Aku menggerakkan jariku mencari nama berinisial M pada tiap kelas di Prodi Hubungan Internasional. Barulah di kelas terakhir, aku menemukan namaku tertera disana. Aku dikelas C. Beruntung Kayla Hussain menjadi salah satu dari deretan nama dikelas yang sama denganku. Jadi aku tak perlu khawatir, kalau nanti aku tak punya teman dikelas.
Sebelumnya aku mengira tak sekelas dengannya, sebab tak menemukan namanya di huruf K. Barulah aku mendesah lega, ketika ia menunjuk nama yang berada dideretan paling terakhir. Ya, Nama lengkapnya adalah Zefanny Kayla Hussain. Dan aku baru tahu hari itu.
"kita sekelas. Yeey." ia bersorak girang. Begitupun aku. Sepertinya kami memang berjodoh. Bagaimana tidak, bertemu dimasa PKKMB, lalu sekarang malah sekelas untuk 4 tahun kedepan. Entah ini keuntunganku, atau malah kerugian. Sebab jika kau mengenal Kayla, ia sangat usil.
Aku dan Kayla meninggalkan papan Pengumuman itu, seperti mahasiswa yang lainnya. kami berpapasan dengan rombongan Cowok yang amat aku kenal. Rivan, Fathir, si pelukis aneh dan aku tak mengenal yang lain. Mereka melenggang seolah tak mengenal aku dan Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya Cinta
RomansKetika cinta mengajarkan cara bersabar dan menerima apa adanya. Membutakan mata dan menutup telinga, dan aku hampir bodoh karenanya.