-HAPPY READING-
♌20Cum's***
KERINGAT berjatuhan beringan dengan gerakan rambut yang basah. Suara napas yang memburu dan teriakan dari pelatih membuatnya terus meninju tabung yang berisi itu
Entah sudah berapa lama dia melakukan itu memukuli dan menendang samsak yang kini sudah berhasil membuat kepalan tangan itu memerah
"Cukup! Kamu boleh istirahat, saya akan memantau siswa yang lain" ucap sang pelatih
Lucky menatap kebawah melihat bagaimana cairan merah itu keluar dari buku jarinya
Ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja dilantai yang dingin sambil mencoba menetralkan napasnya yang memburu. Matanya terpenjam merasakan dinginnya lantai menyentuh punggungnya
Sampai sesuatu yang lebih dingin hinggap di pipinya, membuat dia membuka matanya
"Hei" sapa Yura dengan senyum mengembang
Dengan cepat Lucky mengubah posisinya menjadi duduk
"Mau apa lo?" sinis Lucky
"Bukannya tadi gue udah bilang, kalo gue bakal dateng ke sini"
Lucky bangkit dan pergi meninggalkan Yura
"Ih Lucky"
"Gue udah bilang kalo lo gak boleh dateng kesini"
"Tapi gue pengen liat lo"
"Apa lo belum cukup liat gue yang bahkan teman sebangku lo!"
"Kenapa lo selalu menghindar dari gue?"
"Maksud lo?"
"Dari awal gue sekolah disini lo ngehindar dari gue? Apa dulu kita pernah kenal? Gak kan, tapi kenapa sikap lo kayak benci banget sama gue?"
"Kenapa lo ngatur?"
"Gue nanya aja"
"Karena lo berisik itu jawaban gue"
"Kasih gue kesempatan" Ucap Yura tiba tiba, Lucky menaikan alisnya
"Kesempatan?"
"Iya kesempatan, kesempatan agar lo bisa suka sama gue cewek yang berisik"
Lucky kembali meninggalkan Yura, dia keluar dari ruang latihan. Berjalan menuju kearah toilet sehingga Yura menggerutu dibuatnya, namun gadis itu tetap menunggu diluar
Didalam toilet Lucky membasuh wajahnya menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya melesak masuk kedalam saku yang ada pada celananya, lalu menarik kembali dan mengeluarkan sesuatu
Lucky memasukan benda itu ke mulutnya tanpa bantuan air, sehingga dirinya merasakan kesusahan agar benda itu turun melewati kerongkongannya membuat jakun itu bergerak. Lucky merapatkan matanya sampai sebuah helaan napas terdengar, dia berhasil menelan benda itu
Luckypun berjalan keluar mendapat Yura yang tetap pada posisinya, menunggu Lucky keluar dari toilet.
Tanpa aba aba Yura menarik tangan Lucky, "Anterin gue yuk"
"Ogah"
"Ih gue laper tau"
"Pulang sana"
"Temenin sebentar doang Uky, cari makanan"
Rasanya Lucky ingin menabok mulut Yura, seenak jidat sekali gadis itu memanggil namanya dengan sebutan Uky
Akhirnya Lucky pun mengikuti Yura dengan berat hati, dan Yura pun tersenyum senang walaupun laki laki itu terus saja mengoceh melontarkan kata kata merconnya
Yura merasa ada hal aneh dari diri Lucky. Dia terus berdeheman dan memegangi tenggorokannya
"Nih minum dulu" sahut Yura memberikan kembali air minum yang tadi dia beri
Karena tak kunjung diterima Yura mengambil tangan Lucky dan menempatkan botol itu disana
"Tangan lo berdarah?" Yura memicingkan matanya
Lucky segera menarik tangannya kembali, "Thanks"
Seketika senyum Yura merekah melihat Lucky yang kini meneguk air pemberiannya, melihat bagaimana jakun itu bergerak naik turun seirama dengan suara tegukan air yang melewati kerongkongan Lucky
"Gue suka dengar nya"
Lucky melempar botol kosong itu ketempat sampah, "Denger apaan?"
"Ucapan terimakasih lo"
Mereka berjalan melewati gerbang sekolah, hari semakin sore tapi mereka tak ada tujuan yang pasti akan pergi kemana
"Gue anggap lo sedang kasih gue kesempatan"
"Gue gak kasih harapan buat lo, jangan geer"
"Tapi gue pengennya gitu"
"Bodoamat"
"Ish"
Mereka melawati banyak tempat dengan Yura yang terus berceloteh ria sedangkan Lucky hanya membalas ucapannya dengan sekenanya
Lucky tidak sesadis yang mereka katakan,
Dia hanya kurang bersosialisasi dengan banyak orang dan akan mengatakan apa yang dia pikirkan tanpa memikirkan akibat dari perkataannya itu."Ini bau ayam goreng kan ya?"
"Ini bau tempe, bego!"
"Oh mungkin orang yang lagi masak tempe pake tepung buat goreng ayam" Lucky tidak menjawab lagi, sebenarnya dia sudah ingin kembali kesekolah tapi cewek disampingnya terus memaksanya untuk berjalan bersama tanpa tujuan seperti ini. Beberapa menit yang lalu Lucky sudah memarahinya dan berakhir dengan Yura menangis histeris
"Mau masuk kesini? Ini caffe tempat gue nyanyi"
"Kalo pun gue gak mau lo pasti maksa kan?"
Yura menyengir lalu menarik paksa Lucky
"Pak Fahmi!" teriak Yura saat melihat pria paruh baya
"Eh Neng, mau nyanyi sekarang? Kan masih sore atuh" ucap Pak Fahmi dengan logat sunda nya yang khas, dia adalah pemilik caffe ini.
"Enggak, Yura cuma mampir aja"
"Oh enya atuh, mau pesan apa sok? Bapak traktir" kekeh Pak Fahmi
"Yura minum aja, bapak tau kan"
"Ah pasti atuh, carramel macchiato pan?" mereka tertawa padahal tidak ada yang lucu disini.
"Ari ini siapa? Kasep pisan kayak bapak pas masih muda"
"Oh ini, dia Lucky" kata Yura. Lalu gadis itu berbisik pada telinga Pak Fahmi, "Calon pacar Yura"
***
Nurlina_agst97
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Mr. Scorpio
Teen FictionUntuk kesekian kalinya, aku akan tetap memilih dia sebagai rasa sakit yang akan kucintai terus menerus. Hi Mr. Scorpio