Bagian 3 (end)

323 72 17
                                    

Angin di bulan Februari berembus pelan menghantarkan hawa dingin yang Kyuhyun rasakan. Dia pun menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, kemudian menempelkannya di pipi. Kyuhyun sedang duduk sendirian di depan sebuah kafe.

Sudah sejak 10 menit yang lalu Kyuhyun berada di tempat itu. Duduk sendiri sembari menatap ke arah jalan raya. Di depannya ada sebuah gelas kopi yang dia beli dari kafe tersebut. Suara bising kendaraan tidak lantas membuatnya terganggu. Jemari tangan kanannya meraih cangkir kopi tersebut, mencium harumnya. Tak berniat segera meminum cairan pekat berwarna hitam itu.

"Sedang apa kau di sini?"

Hampir saja Kyuhyun menjatuhkan cangkir kopinya, ketika tiba-tiba dia mendengar suara yang datang dari belakang tubuhnya. Dengan segera dia pun menoleh ke sumber suara. Walaupun sudah bisa menduga siapa pemiliknya.

"Kau tidak sedang kabur dari rumah, kan?"

Dia adalah Ryeowook, teman sebangku Kyuhyun yang saat ini melangkah mendekatinya, lalu duduk di kursi depan Kyuhyun. Dia mengabaikan tatapan tidak senang dari orang di depannya ini.

"Hari ini sangat dingin. Tidak baik kalau berada di luar cukup lama. Kau bisa kena flu," ucap Ryeowook. Matanya melihat ke samping Kyuhyun. Di mana sebuah tas punggung berukuran besar beada di dekat kakinya. Ini yang membuat Ryeowook menduga kalau Kyuhyun sedang kabur dari rumah.

"Kau sendiri, kenapa berkeliaran?" tanya Kyuhyun tak acuh. Dia meminum sedikit kopimya yang masih panas.

"Aku baru saja membeli ini?" Ryeowook mengacungkan sebuah kantong plastik yang berada di tangan kanannya. Berisi daging ayam bumbu merah, makanan kesukaannya.

Ryeowook terkekeh pelan, tatkala mendengar bunyi yang berasal dari perut Kyuhyun. "Kau belum makan?"

Rona wajah Kyuhyun memerah. Dia menahan malu. Kemudian memalingkan wajahnya ke samping dan mengabaikan pertanyaan Ryeowook. Memang benar, kalau saat ini perutnya mulai minta diisi. Terakhir Kyuhyun makan waktu kemarin malam-saat makan malam. Dan itu sudah berlalu sekitar 12 jam lamanya. Pantas saja jika saat ini Kyuhyun merasa lapar.

"Kau mau mampir ke rumahku? Sudah lama sekali kau tidak main ke rumahku. Hari ini ibuku memasak jjigae. Em ... masih tetap selezat dulu." Ryeowook sengaja mengatakan hal tersebut untuk membuat Kyuhyun merasakan air liurnya yang hampir menetes.

"Baiklah. Jika kau memaksa." Jawaban Kyuhyun ini telah berhasil membuat Ryeowook menahan tawa.

Dan berakhirlah Kyuhyun di depan sebuah meja yang di atasnya terhidang sebuah mangkuk berukuran cukup besar berisi sup yang bernama jjigae. Kuah jjigae ini masih mengepul dan aromanya begitu harum. Rasanya Kyuhyun sudah tidak sabar lagi untuk melahapnya sampai tak bersisa.

"Makanlah. Cumi dan udangnya sangat enak. Dagingnya lembut. Kau pasti suka." Ryeowook menyodorkan sebuah sendok yang langsung Kyuhyun terima.

"Gomawo." Kyuhyun pun segera memakan jjigae dengan lahap.

Ibu Ryeowook memang pandai memasak. Dan rasa jjigae ini masih tetap sama seperti dulu. Ketika terakhir kali Kyuhyun memakannya. Saat dia masih sangat dekat dengan Ryeowook, dan itu terjadi sebelum ayahnya meninggal.

Dua puluh menit kemudian, Ryeowook dan Kyuhyun duduk di teras belakang rumah. Menatap ke arah air kolam yang beriak, karena lompatan ikan-ikan kecil di dalamnya. Langit siang ini pun begitu cerah, membuat sianar matahari bersinar terang. Meski embusan angin masih terasa begitu di dingin menerpa tubuh mereka berdua.

"Kalau aku boleh tahu, kau ini mau ke mana?" Ryeowok memulai pembicaraan.

"Jeju. Aku ingin ke Jeju," jawab Kyuhyun yang masih memperhatikan ikan-ikan di dalam kolam yang beraada di hadapannya.

Last Letter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang