Hari ini ibuku memberi sebuah hadiah. Tebak apa itu? Seekor kucing peranakan maine coon, berbulu putih. Aku senang sekali. Tapi ... kau tahu kan kalau aku memelihara Milky.
Kyuhyun melipat lembar kertas surat yang sedang dibacanya, kemudian memasukkan kembali ke dalam amplop. Lantas disimpan di saku blazer yang dipakainya. Suara bel terdengar, menginterupsinya untuk kembali ke kelas. Istirahat telah berakhir, dan Kyuhyun pun beranjak dari duduknya.
Setiap istrirahat pemuda bernetra sewarna jelaga ini akan duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon. Di sebuah taman belakang sekolahnya. Sekadar untuk menikmati bekal makan siangnya, atau memabaca buku. Dan hari ini, Kyuhyun membaca surat yang dia terima. Surat dari sahabat penanya.
Cukup unik. Mengingat di masa era globalisasi masih ada yang berkirim surat. Zaman serba canggih yang hampir semua orang mengandalkan teknologi di segala aspek kehidupan.
Namun tidak bagi Kyuhyun. Sejak dia mengenal seorang bernama Donghae dari sebuah situs jajaring sosial dan berteman dengannya. Awalnya, Kyuhyun hanya iseng berbalas komentar di postingan sosial media Donghae. Kemudian mereka berdua berbalas pesan. Itu berlangsung selama 6 bulan belakangan. Hingga suatu hari, Kyuhyun mendapat pesan dari Donghae yang menanyakan alamat rumahnya.
Saat itu Kyuhyun tidak langsung memberikan alamat rumahnya, tetapi meminta penjelasan terlebih dahulu. Untuk apa Donghae menanyakan hal tersebut. Dan Kyuhyun pun mendapat pesan balasan yang menyatakan kalau Donghae tidak bisa sering-sering memakai gawai. Itulah sebabnya Kyuhyun saling berkirim surat dengannya. Namun sayangnya, tidak terlalu sering. Hanya dua kali dalam sebulan.
"Ayo, Kyu. Kita masuk!" seru Ryeowook, teman sebangku Kyuhyun.
Kyuhyun hanya mengangguk. Kemudian mengekor di belakang Ryeowook yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju kelas mereka. Dia tidak ingin mendapat omelan dari guru yang mengajar setelah ini.
Selama 12 jam Kyuhyun berada di sekolah. Harusnya dia ikut kelas tambahan, tetapi hari ini Kyuhyun memutuskan untuk pulang cepat. Ingin segera membaca lanjutan surat yang Donghae kirimkan.
Selama di perjalanan pulang, Kyuhyun terus memikirkan tentang Donghae. Dia mulai menebak isi kelanjutan suratnya. Membaca surat yang Donghae kirimkan, seakan-akan Kyuhyun bisa bertatap muka langsung dengannya. Dia juga bisa merasakan apa yang Donghae tulis.
Sungguh Kyuhyun menemukan teman dalam sepinya.
Sesampai di rumah, seperti biasa yang Kyuhyun temui hanya pembantu rumah tangga. Tidak ada ibunya. Begitu pula dengan kakak laki-lakinya, Siwon. Mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Sejak ayahnya meninggal karena kecelakan mobil, Kyuhyun menjadi semakin pendiam.
"Arrashi* makan malam sudah siap," ucap bibi Jang pada Kyuhyun. Dia adalah pembantu rumah tangga di rumah ini. Sudah lebih dari 20 tahun bekerja pada keluarga Kyuhyun. *tuan muda.
"Nanti saja. Aku belum lapar." Kyuhyun pun masuk ke dalam kamarnya.
Hal pertama yang Kyuhyun lakukan adalah membuaka blazer yang dipakainya. Meletakkannya asal di atas tempat tidur. Membuka sepatu dan kaus kakinya. Tanpa mandi terlebih dahulu, dia hanya duduk di tepi tempat tidur dengan amplop surat yang sudah berada di tangannya.
Maafkan aku. Andai suatu saat aku tidak bisa mengirimimu surat lagi, kau jangan tanyakan kenapa. Sejujurnya aku ingin bertemu denganmu sekali saja. Apa kau bisa datang ke Jeju? Ah, sepertinya saat ini kau sedang banyak ujian. Hehe ... aku hanya ingin menunjukkan betapa indahnya pantai di sini.
Kyuhyun menghela. "Aku memang pernah pergi ke Jeju. Tapi waktu kecil dan aku sudah lupa lagi," gumamnya pelan. seolah-olah dia sedang menjawab isi surat Donghae.
Sepuluh menit kemudian, Kyuhyun sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kedua matanya menerawang ke atas langit-langit kamar. Sejak mengenal Donghae, dia seakan menemukan teman yang bisa diajak berbagi. Namun, dua surat terakhir yang dia terima membuatnya penasaran. Ada sesuatu dengan Donghae.
Ada yang Donghae sembunyikan.
Tanpa terasa kedua matanya terpejam. Kyuhyun tertidur dalam keadaan masih memakai seragam sekolahnya. Surat dari Donghae pun masih berada di dalam genggaman tangannya. Sampai satu tangan menyentuh lembut pipinya. Membuat Kyuhyun kembali terjaga.
"Kau belum makan malam?"
Kyuhyun mengerjap. Sejenak dia hanya menatap wajah ibunya. Masih enggan untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Nyawanya pun belum terkumpul semua.
"Hari ini kau bolos kelas tambahan?"
Kyuhyun mendesah pelan. "Aku capek." Dia pun duduk. "Bisakah aku tidak harus mengikuti kelas tambahan?" tanyanya yang mendapat gelengan kepala dari ibunya.
"Sebentar lagi kau ujian. Jadi sudah seharusnya kau belajar lebih giat."
Ibunya pun berjalan menuju pintu kamar. Setelah terlebih dahulu membereskan sepatu dan kaus kaki Kyuhyun yang berserakan di lantai. Meletakkannya di rak sepatu yang berada di sudut ruangan.
"Ibu, bolehkah aku minta liburan barang 2 hari saja sebelum ujian? Aku ingin menemui temanku yang ada di Jeju. Sepertinya, ada sesuatu yang terjadi—"
"Setelah ujian kau bisa liburan."
Sebelum kalimat Kyuhyun selesai, ibunya sudah terlebih dahulu memotongnya. Kalimat yang menyebabkan ibunya menghentikan langkah kaki tepat di ambang pintu. Dan setelah mengaatakan hal tersebut, ia kembali berjalan keluar dari kamar ini. Meninggalkan Kyuhyun yang membisu.
Sepeninggal ibunya, Kyuhyun tetap bergeming. Sudah dia duga kalau tidak akan mendapat izin. Terkadang Kyuhyun merasa jenuh dengan rutinitasnya. Tak ada teman yang dia punya selain Ryeowook teman sebangkunya. Dan saat mengenal Donghae, dia merasa teramat senang.
Sikapnya yang introvert membuat Kyuhyun sangat sulit untuk bergaul dan mendapatkan teman. Ditambah dengan tragedi yang menimpa ayahnya. Membuat Kyuhyun kian menjauh dari keramaian. Dia lebih senang meyendiri. Memandang bintang dari balkon kamarnya, atau membaca buku. Dengan begitu ras sepi tak pernah dia rasakan.
Dengan malas Kyuhyun melangkah gontai menuju kamar mandi. Jawaban dari ibunya tadi membuat Kyuhyun kehilangan selera makan. Padahal perutnya sempat berbunyi beberapa kali. Namun sepertinya dia memutuskan untuk melewatkan makan malam. Bukan berati ini suatu protes atas keinginannya yang tidak dikabulkan, tetapi murni dari rasa lapar yang telah menguap begitu saja.
Setelah mandi dan berpakaian, Kyuhyun membawa secarik kertas dan sebuah pulpen beserta sebuah buku ke balkon kamarnya. Dia hendak menulis surat balasan untuk Donghae. Sebenarnya sejak dulu Kyuhyun ingin sekali mendengar suaranya. Namun, Donghae tidak pernah mau memberitahu nomor teleponnya.
Aku sudah mengusahakan untuk bisa datang sebelum ujian. Namun seperti yang aku duga, ibuku tidak memberikan izin. Donghae, bisakah aku mendapat nomor teleponmu? Aku ingin sekali saja mendengar suaramu. Atau kalau boleh ingin melihat wajahmu melalui voice call.
Tangan Kyuhyun berhenti menulis, ketika ada sebuah mobil sedan berwarna putih memasuki halaman rumahnya. Melihat siapa yang datang membuatnya segera beranjak masuk ke dalam kamar. Kyuhyun tidak ingin bertemu sengan Siwon. Dia menghindari pertengkaran yang meungkin saja akan terjadi setiap kali mereka bertemu.
Tbc
Last Letter © 2019, pureagiest
All right reserved | 31 Januari 2019 | 21.46 wib
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letter ✔
ספרות חובביםKyuhyun menerima surat dari sahabat penanya yang berawal dari pertemanan di sebuah jejaring sosial. Dia begitu senang karena mendapat seorang sahabat maski tidak pernah bertatap muka. Hingga suatu hari dia mendapat permintaan untuk berkunjung ke kot...