Alamat si Pemilik Sepatu Merah

8 1 0
                                    

Sebulan sudah Aby kesepian di Coffee Shop nya. Dua karyawannya pun ikut heran. Ternyata tak hanya mereka bertiga. Pria tempo hari yang mengenalkan diri sebagai Ale juga turut bingung. Hanya saja tak ada yang tahu kebingungannya kecuali dirinya sendiri.

Dua karyawan By Coffee Shop berinisiatif mengajak Aby berkunjung ke suatu tempat. Pintu Coffee Shop yang ditutup bersamaan dengan datangnya sebuah mini cooper hitam. Si pengendara mobil makin bingung. Ia hendak turun dan bertanya tapi mengurungkan niat dan memutuskan untuk membuntuti dua motor bebek yang jalan ke arah kota.

Sepasang sepatu merah tersimpan rapi di depan rumah sederhana dengan teras semen.

"Ini kayaknya, Mas."

Dua motor terparkir di halaman rumah. Salah satu karyawan Aby memberi isyarat dengan menunjuk sebuah kertas minyak berwarna kuning yang tertancap di pohon. Beberapa sisinya koyak. Belum sempat mereka mengucapkan salam, sebuah mini bus parkir di dekat motor tadi. Di sisi kanan dan kiri badan mobil tergambar ilustrasi sebuah gudang dan merk dagang. Beberapa orang keluar dari mobil, beradu senyum dengan Aby dan karyawannya.

Pintu tiba-tiba terbuka menampakkan anak laki-laki dan dalam rumah yang tampak rapi.

"Kalo mbak-mas dari mobil kantor mbak itu Aby kenal, kalo mas-mas berempat ini siapa ya?"

Aby dan dua karyawannya menoleh, Ale tersenyum canggung.
"Halo dek, Saya Ale dan ini teman-teman saya. Kami cari, Ia... Hm, Ia..."

Ale berhenti dengan ucapannya. Sial, ia tak tahu nama konyol apa yang dimiliki perempuan itu.

"Ceria Tyandi. Betul ini rumahnya? Ini Aby,ya? Aku juga namanya Aby,lho hehe"

"Gak usah sok kenal, bener ini rumahnya. Tunggu di luar dulu."

Pintu ditutup. Orang-orang saling lempar pandangan. Aby menyapa Ale dan belum sampat mengungkapkan kebingungannya, pintu terbuka. Perempuan dengan daster bunga-bunga dan rambut yang di cepol serta sepatu bot yang kebesaran menatap delapan orang di depannya dengan heran.

Saat ini mereka semua duduk di lantai yang sama, orang-orang yang keluar dari mini bus tadi terlihat buru-buru dan segera memberikan bingkisan lalu pergi. Tinggallah Aby dan dua karyawannya juga Ale. Belum sempat para pria itu memulai percakapan, sembari membuka bingkisan Ia bersuara.

"Ngantar pisang gorengnya jauh amat, Mas"

Perempuan berdaster itu berdiri dan menuju dapur, lalu masuk ke kamar dengan gambar power rangers bertuliskan nama Faraby dengan Tyandi yang dicoret di depan pintunya.

Ale yang semenjak depan pintu tadi belum bersuara akhirnya bicara.

"Izin pamit,Ia, Mas- mas semuanya. Permisi"

Ia mengantar Ale ke depan. Sepengelihatan dari dalam, Ia tampak sempat memegang telepon genggam pria yang sudah tampak memasuki mobil saat itu. Aby dan dua karyawannya paham apa yang terjadi dan segera mengungkapkan niat baiknya sejak lama.

Sepatu MerahWhere stories live. Discover now