04 - Jujur

4 0 0
                                    

'Drt... 'Drt... 'Drt...

Roby mencoba menggapai handphonenya yang berada di atas meja.

Dengan mata yang masih tak kuat terbuka, dia mencari handphonenya dengan tangannya.

Dengan posisi dia yang masih berbaring, dia coba buka pesan masuk di handphonenya.

Dengan mata sedikit sayu dia baca si pengirim pesan itu siapa.

"Aini sayank" Roby membacanya lirih.

Setelah beberapa menit Roby terdiam, dia baru sadar kalau itu pesan dari Aini.

Roby langsung duduk seketika dan membaca pesan itu dengan mata terbuka lebar.

"Sayank, bisa ketemu sekarang enggak? Penting" isi pesan dari Aini.

Roby pun melihat jam di dinding.

Jam masih menunjukan pukul 5 pas.

"Waah...!!, masih bisa ketemuan enggak yaa?".

Roby terdiam sejenak.

"Coba aja laah".

Roby pun mulai membalas pesan Aini.

Gue

"Maaf sayank, aku bangunnya kesiangan, kalau sekarang bisa kok aku".

Tak beberapa lama.

'Cleng...

Aini Sayank
"Iyaa gpp yank, kalau sekarang bisa.. Ayo ketemuan yank, aku tunggu di depan yaa.. Seperti biasa"

balas Aini.

Roby tak berpikir panjang, dia langsung loncat dari kasurnya dan bergegas ganti baju dan cuci muka.

Selesai semua itu dia langsung membuka pintu depan dan gerbang depan.

Dia langsung lari ke jalan raya, tempat biasa mereka bertemu.

Dari jauh sudah terlihat, seorang cewek duduk di atas motornya.

"Kayaknya itu deeh" Roby ingin melihatnya lebih jelas lagi.

Setelah cukup dekat, ternyata benar itu Aini.

Aini duduk dengan wajah sedikit murung.

"Pagi sayank..!" sapa Roby dengan di hiasi senyuman di wajahnya.

Aini hanya membalas dengan senyuman.

Tetapi wajahnya tetap masih terlihat murung.

"Kamu kenapa yank..? Kok murung gitu..?" Roby sedikit jongkok di depan Aini yang duduk di atas motor.

"Enggak papa kok yank" jawab Aini lirih.

Aini menatap mata Roby tajam.

Dengan posisi sedikit jongkok itu, Roby memegang kedua tangan Aini.

"Jujur deeh yank.. Kamu kenapa? Kalau ada masalah bilang aja ke aku".

Aini pun mulai meneteskan air matanya sedikit.

"Tuh kan kamu nangis.. Ayo cerita sama aku.. Kamu kenapa?" Roby mengusam air mata Aini dengan satu tangannya.

Air mata Aini semakin deras keluar dari matanya.

Roby pun hanya mengusap air mata yang mulai membasahi pipi Aini dan menunggu Aini menceritakan semuanya.

"Aku habis di marahin sama ibuku" dengan suara yang sedikit sesenggukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup atau CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang