Cerita ini aku publish ulang setelah kemarenan aku unpub sementara😊
— G R I Z E A N —
"Sejatinya manusia diciptakan untuk saling mengenal, memahami, menolong dan melengkapi sesama. Bukan untuk melukai dan menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya."~☆~
Jam waker sudah berdering sedari tadi untuk membangunkan seorang gadis pemalas yang pagi-pagi begini masih molor di kasur. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 06.30. Sudah sangat terlambat untuk datang ke sekolah.
Beginilah rutinitas yang gadis itu lakukan setiap pagi. Yap, ngebo di kasur hingga tubuhnya benar-benar bisa diajak untuk melakukan aktivitas. Tanpa memerhatikan jam sudah pukul berapa. Dia juga tidak peduli mengenai absensinya di sekolah, gadis itu terlalu santai terhadap apa pun.
Biasanya dia baru akan pergi ke sekolah pada pukul 10.15 pagi, ketika bel istirahat berbunyi. Menurut prinsipnya 'Kalau telat mending telat sekalian, jangan setengah-setengah. Rugi' begitulah katanya.
Benar saja tepat pada pukul 10.00 pagi, perlahan mata gadis itu mulai terbuka. Sayup-sayup matanya melihat ke arah jam wakernya. Lalu gadis itu melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, dia berisiap-siap untuk pergi ke sekolah.
"Perfect!" Ujarnya pada dirinya sendiri setelah memoles lip tint dan bedak bayi."
Alasan dia datang jam segitu, agar dirinya dapat masuk ke sekolah dengan aman terkendali tanpa harus melewati seleksi murid yang tidak disiplin. Dia akan menyamar ditengah-tengah murid yang sedang berhambur jajan di luar sekolah. Alhasil tidak akan ada yang tahu kalau dia sebenarnya telat. Dia juga hanya membawa tempat pinsil ditangannya karena semua buku paket dan buku tulisnya ia tinggalkan di loker.
Setibanya di sekolah, gadis itu tidak langsung menuju kelas melainkan ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Keadaan kantin memang selalu ramai saat jam istirahat, otomatis bangku-meja telah terisi penghuni semua. Tidak ada yang kosong.
Namun, bukan Zella namanya kalau tidak bisa menyuruh salah seorang dari mereka untuk minggat dari kursi. Ya, gadis itu bernama Zella. Dia mengedarkan matanya, mencari 'mangsa' yang tepat.
Sudut bibirnya terangkat. Pilihannya jatuh kepada seorang cowok berambut klimis yang mengenakan kacamata tebal dan memiliki tompel besar di pipi. Lantas gadis itu berjalan mendekat, lalu menggebrak meja cowok itu dengan sadisnya.
BRAKK
"Minggir! Atau lo pulang tinggal nama?" Usirnya disertai senyuman miring khasnya. Mukanya terlihat sangar sekaligus songong.
Mau tidak mau lelaki culun itu segera mengangkat kaki dari tempat. Dia mengangguk samar tanda mengiyakan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Gue nyuruh lo pilih bukan ngangguk! Bisu lo? Gak bisa ngomong?" Ujarnya sarkastik.
"I-iy--iya Z-z--Zel g-g--u—"
"Oh, ternyata lo gagap bukan bisu." Disusul tawa meremehkannya.
"Ya udah, ngapain masih di sini?" Sinisnya. Tanpa babibu lagi, cowok itu langsung lari
—pergi dari hadapan Zella.Dia, Grizella Khairetta.
Perempuan berdarah Jerman-Perancis-Australia-Indonesia ini memiliki tubuh yang sangat ideal selayaknya seorang model Victoria Secret. Dia terkenal galak, sadis dan sarkastik. Hobinya adalah telat dan melanggar aturan sekolah. Sepertinya julukan yang tepat untuknya bukanlah bad girl atau good girl, melainkan devil girl.
YOU ARE READING
GRIZEAN
Teen FictionKetika cinta datang menyapa. Ketika hati mulai berbicara. Ketika rindu menyayat jiwa. Ketika takdir sudah berkata. ~~~ Sejatinya manusia diciptakan untuk saling mengenal, memahami, menolong dan melengkapi sesama. Bukan untuk melukai dan menjatuhkan...