Prolog

1.1K 50 4
                                    

Cekrek!


Suara jepretan kamera bersamaan dengan blitz yang terpancar terang-terangan membuat seorang gadis mendesis pelan.

"Yah ketahuan."

Sepasang mata elang milik Elfatha mendarat pada seorang gadis dengan kepala yang muncul di balik tembok, sedangkan tubuhnya bersembunyi.

Cahaya dari ponsel gadis itu membuat Elfatha menghela napas jengah. Jarinya dengan terpaksa membuang kasar sebatang rokok yang masih sisa setengah, kemudian sepatu berukuran besar itu menginjak puntung rokok dengan sadis sampai api padam dan menyisakan asap di udara.

Ia beranjak dari batang pohon besar yang didudukinya, berjalan menghampiri sumber cahaya.

Tak ingin terkena masalah, gadis itu lari terbirit-birit sebelum Elfatha berhasil menangkapnya.

"Sial!" Umpat Elfatha yang kesal.

Tangannya yang kekar meraih tas ransel hitam lalu disampirkan di sebelah bahunya. Kaki jenjangnya pun melangkah memijak setiap tanah yang akan membawanya ke koridor sekolah. Meninggalkan gudang di halaman belakang dengan beberapa pohon yang sudah tumbang.

~♧~

"Kenapa sih lo kayak dikejar-kejar setan?"

Dia Carolyn, teman sebangku Alea dari kelas satu SMA.

"Ini bukan setan, tapi siluman." jawab Alea sambil ngos-ngosan.

"Jayus lo." Cibir Olyn yang berpikir kalau Alea sedang bercanda.

Merasa kelelahan, Alea mengambil botol minuman di atas mejanya. Lalu ia meneguk habis air mineral yang sisa setengah botol. Olyn menatap Alea tak percaya dengan bibir yang sedikit terbuka saking terkesima.

"Al, Pak Lucas nyariin tuh." Debra, teman sekelas Alea dan juga Olyn di XI Mipa 2.

"Percaya anak emas." Sindir Olyn tentunya bercanda, mengingat Alea sering diberi tugas berat dengan dalih Pak Lucas yang percaya Alea mampu melakukannya.

Alea memutar bola mata malas sambil melengos pergi ke luar kelas. Pak Lucas dengan kepala plontos serta kumis lebat yang menjadi ciri khas, menyambut Alea di depan kelas.

"Mana pesanan saya?" Tanya Pak Lucas sembari menunjukkan telapak tangan.

Alea meneguk salivanya dengan susah payah, mencoba membasahi kerongkongan yang terasa gersang. Padahal belum satu menit yang lalu gadis itu baru saja minum. Airnya pun pasti masih tersisa di kerongkongan.

"Anu, Pak," ucap Alea terbata-bata.

"Anu apa?!" Tanya Pak Lucs dengan suaranya yang keras dan tegas.

"I-ini,"

Pasrah, gadis itu memberikan ponselnya yang menampilkan foto seorang lelaki yang sedang menghisap rokok dengan penuh penghayatan. Dihiasi kepulan asap di sekitar wajahnya yang tampan.

Walaupun foto tersebut hanya menunjukkan wajah lelaki yang dilihat dari samping, siapapun pasti mengetahui siapa lelaki tersebut. Garis wajahnya yang khas, dengan hidung bak perosotan dan rahang yang tegas.

"Suruh Elfatha ke ruangan saya!"

Terpaksa, Alea menganggukkan kepala seperti seekor hewan peliharaan yang mematuhi majikannya.

Alea adalah salah seorang anggota polisi sekolah yang tugasnya membantu Pak Lucas selaku pembina sekaligus Wakasek Kesiswaan di SMA Angkasa.

Beberapa hari lalu, pria itu memberinya tugas untuk mencari bukti dari laporan-laporan yang sering ia terima. Bahwa seorang Elfatha sering merokok di lingkungan sekolah.

~♧~

Kedua telinganya menajam, berusaha menangkap suara dari dalam ruangan singa sang raja hutan alias Pak Lucas.

Tiba-tiba pintu terbuka, sontak Alea gelagapan seketika.

Elfatha hanya melirik Alea dengan datar tanpa ekspresi. Sampai sebuah seringaian dari bibirnya yang seksi membuat Alea bergidik ngeri.

"Kasus harus dibalas dengan kasus juga." Ujar Elfatha sembari menepuk puncak kepala Alea sebanyak dua kali.

Gadis itu terdiam. Sentuhan tangan Elfatha mampu menyihir Alea sehingga bibirnya bungkam. Perkataan Elfatha barusan jelas merupakan peringatan, atau bahkan ancaman.

Setelah Elfatha berjalan menjauh dari jangkauan Alea, gadis itu baru menghela napas lega.

Namun, hari-hari setelah kejadian itu, Alea merasa bumi enggan membagi oksigen kepadanya. Menghirup udara segar menjadi begitu sukar. Gulali kesukaan Alea pun terasa hambar. Ia menyesal karena nekat berurusan dengan seorang Elfatha Gabriello Fernando.

~♧~

"Alea, kenapa kamu mencuri dompet Elfath?! Kamu ini anggota polisi siswa!"

Semprotan amarah dari Pak Lucas membuat tangis Alea hampir pecah. Gadis itu tidak pernah membayangkan berada di kursi terdakwa pelanggaran di SMA Angkasa. Ruangan yang tidak pernah diharapkan, kini menjadi tempat Alea berserah diri.

Sampai tiba-tiba,

Toktoktok..

"Masuk!" Sahut Pak Lucas, sementara Alea betah menundukkan kepala.

Suara engsel pintu terdengar begitu menusuk telinga Alea, namun setelahnya hati Alea yang tertusuk seketika.

"Permisi Pak, saya lupa kalau tadi sempat menitipkan dompet saat kebelet ke toilet."

Deg!

~♧~

Hai.....
Aku mau coba bikin sequel dari cerita sebelumnya 'Yes, I'm Bad Girl'

Prolog dulu ya, semoga kalian suka😊
Mohon maaf banyak kekurangan😔
Vote and comment jangan lupa😉
Salam rindu dari Jessie❤

Oh iya, silahkan corat-coret di kolom komentar harapan kalian dari cerita kedua Yes I'm Bad Girl
Siapa tahu ada yg sesuai keinginan kan:v

See you💕

Still Protecting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang