SATU : Tikus Penurut

868 51 12
                                    

Kringggg.......

Suara nyaring yang berasal dari alarm berwarna kuning yang bergetar di atas laci dekat tempat tidur, membuat seorang lelaki bergumam tidak jelas sambil menutup kedua telinganya dengan guling.

"Bi, matiin alarmnya!" Teriak lelaki itu dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Selang beberapa detik, pintu kamarnya terbuka. Menghadirkan seorang wanita paruh baya dengan serbet di salah satu pundaknya.

"Iya, Den..." sahut wanita itu begitu patuh.

Dengan agak berlari, wanita bernama Lastri mematikan jam beker. Lalu beralih membuka gorden abu-abu sehingga sinar mentari menerobos masuk ke kamar lelaki itu.

"Bangun Den, sekolah." Ujar Lastri atau yang kerap disapa Bi Las.

Tiba-tiba sebuah bantal melayang di udara, nyaris menabrak wajah Bi Lastri. Wanita itu sampai memegang dadanya, merasakan degup jantung yang mendadak kencang karena terkejut.

"Nama gue Elfatha bukan Deni!" Kata lelaki itu dengan mata yang masih terpejam dan tubuh yang kian meringkuk di balik selimut.

Elfatha memang tidak suka jika asisten rumah tangga memanggilnya dengan sebutan khas kepada majikan. Ia lebih suka dipanggil nama saja.

"Iya Den, eh El.. Bibi khilaf." Kata Lastri sembari mengambil guling yang dilempar tadi. "Bangun El, Bibi udah masakkan sup jagung kesukaan El." Usaha Lastri membangunkan majikan mudanya itu.

Perlahan, kelopak mata itu terbuka. Memamerkan iris mata coklat terang yang begitu menawan. Terlebih rambut yang acak-acakkan tak sedikit pun mengurangi kadar ketampanan Elfatha atau biasa dipanggil Elfath.

"Siapin baju Bi, aku mau mandi." Ucap Elfath yang sudah duduk di tepi kasur.

"Siap laksanakan." Jawab Lastri dengan semangat '45.

Lelaki itu berjalan dengan langkah gontai memasuki kamar mandi. Tangannya sesekali mengucek mata sambil menguap karena kantuk yang terus saja hinggap.

~♧~

"Bi, kaus kaki aku yang satunya mana?" Teriak Elfath yang terdengar seantero rumah.

Ia berjalan menuju dapur sambil menenteng kaus kaki sebelah. Di dapur, Lastri sedang menyiapkan sarapan.

"Coba cari di lemari buku, kayaknya ada di situ." Jawab Lastri tanpa menatap Elfath.

"Elfath, Bi Lastri bukan pengasuh kamu lagi. Kerjaannya lebih banyak sekarang, harusnya kamu bisa lebih mandiri." Ujar Jessie yang sedang menyiapkan sarapan bersama Lastri.

Elfath melengos pergi begitu saja, membiarkan Jessie mengoceh sendiri.

"Ma, ngomong sama siapa sih?"

Jessie menghentikkan aktivitasnya sesaat mendengar suara perempuan. Arshirley Gabriella Fernanda, adik kandung Elfath yang kini sudah berdiri menggantikan kakaknya di posisi yang sama.

"Kakak kamu." Jawab Jessie.

Shirley manggut-manggut sambil menatapi hidangan yang sudah tersaji di atas meja. Aroma sedap begitu menyeruak, membuat Shirley ingin segera menyantap dengan lahap.

"Wah sup jagung...." ucap gadis itu dengan mata yang berbinar.

"Berani nyentuh sup jagung gue, lo berangkat jalan kaki." Kalimat itu seolah mengintrupsi Shirley supaya mengurungkan niatnya mengambil semangkuk sup jagung yang sangat menggoda.

"Ih, pelit banget sih lo!" Gerutu Shirley dengan bibir yang maju beberapa centi.

"Udah ga usah bertengkar, bibi udah siapkan sereal favorit Non Shirley." Ujar Lastri menengahi sembari membawa semangkuk sereal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still Protecting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang