satu

86 13 3
                                    

"Balikin sisir gue!"

Anastasia berteriak dengan lantang, mengundang perhatian para murid yang sedang berlalu-lalang di ruang kelas 11 IPS 4 itu, namun kebanyakan dari mereka sudah terbiasa akan pertengkaran antara perempuan dan musuh terbesarnya itu, Leon.

Leon hanya berdiri dan menertawai Anastasia, bahkan ia semakin menyulut amarahnya dengan meletakkan sisir putih 'murahan' (setidaknya itu yang Leon katakan) di atas loker sehingga Anastasia tidak dapat meraihnya.

"LEON BANGSAAAT!" Anastasia kembali berteriak dan kali ini ia menarik kedua sahabatnya, Devina dan Jasmine yang sedari tadi hanya cengengesan melihat tingkah laku keduanya itu. "Udahlah males ngeladeninnya, dasar bunciiit!"

Leon tertawa atas ejekan Anastasia itu, "Sesama buncit jangan menghujat deh!"

"Sisir lu gimana?" Devina bertanya sambil menahan tertawa, Anastasia mencibir dan melipat kedua tangannya. "Bodo lah, emang ya dasar anjing gabi---" sebelum Anastasia dapat melanjutkan kata-katanya, ia merasakan sebuah aura negatif yang familiar tepat dibelakangnya.

"Anastasia, tadi kamu ngomong apa?"

Jasmine dan Devina segera menengok ke arah suara, namun Anastasia hanya membeku ditempat seakan takut melihat apa yang ada dibelakangnya, namun setelah kira-kira tiga detik ia memberanikan diri untuk menghadapi guru killer kesayangannya itu,

"E-eh sore bu Rebecca." Ia menelan ludahnya, hatinya berdegup kencang seakan-akan sebentar lagi meledak.

Jasmine memberi aba-aba kabur kepada Devina yang juga terlihat gugup, namun miris, Anastasia tidak melihat kode mereka. Sehingga dua sahabatnya meninggalkannya didepan guru biologi yang terkenal akan kedisiplinannya ini.

your two sidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang