chap 05

2.3K 142 7
                                    

Apakah keputusannya tepat dengan menerima perjodohan ini? Apa ia ingin menikah dengan kyuhyun dan menghabiskan waktunya bersama kyuhyun?

'hell no' pikir nya.

Tapi pikiran dan perasaan seseorang dapat berubah dengan berjalannya waktu.

"pikirkan baik-baik hal itu Kim Tami. Kau tidak ingin menyesal pada akhirnya kan?" ibunya kembali menegaskan.

Tami terdiam sejenak memikirkan perkataan ibunya itu, memang perkataan ibunya itu ada benarnya. Tapi hanya dengan hal ini ia dapat menepati janjinya itu

Tak berselang lama tami membuka suara "aku sudah memutuskan eomma, aku menerima perjodohan ini dan aku tidak akan menyesali hal itu" jawabnya mantap meskipun hatinya bergetar karena ia memiliki keraguan di hatinya

Eomma menatap putrinya itu sejenak "kau yakin?". 

Tami menganggukan kepalanya, "appa hanya berharap pernikahan kalian akan bahagia dan langgeng, serta suamimu kelak menyayangimu" ujar ayahnya lembut.

"makanlah" eomma tami memberikan daging bulgogi di atas nasinya. Pembicaraan mereka pun berakhir, mereka kembali melanjutkan makan siang mereka

Tami diantarkan pulang ke kediaman keluarga Cho setelah makan malam "berhenti disini" pintanya saat mereka berada didepan pintu gerbang

"eomma appa tidak ingin mampir?" tanyanya

"tidak, besok kami harus ke Jepang untuk mengecek anak perusahaan"

"baik..kalau begitu aku masuk dulu" tami memberi orangtuanya kecupan singkat dan ucapan selamat malam. Setelah itu ia keluar dari mobilnya dan masuk kedalam kediaman keluarga Cho.

***

Akhirnya semester awal kuliah pun dimulai, dihari pertama masuk kuliahnya tami cukup menikmati hal itu, ia juga sudah memiliki beberapa kenalan. Meskipun dengan suasana dan pergaulan yang baru, tami berusaha untuk beradaptasi dengan hal tersebut.

@kediaman keluarga Cho

Makan malam pun tiba "tami bagaimana hari pertama kuliahmu?" tanya appa kyu

"sangat menarik, aku juga sudah memiliki beberapa teman" ujarnya antusias

"wah baguslah kalau begitu" kyu eomma ikut bersemangat

"tadinya eomma sangat khawatir, takut dirimu sendirian. Sampai-sampai eomma menyuruh kyu mengawasimu" lirik eomma, tami sedikit terkejut.

Kyu tak menghiraukan, wajahnya datar seperti biasanya

"benarkah?" ujar tami, perasaan saat dikampus tadi ia sama sekali tidak melihat kyu. 

"eomma terus menerus menyuruhku untuk mengawasimu, tapi aku tak akan membuang-buang waktuku untuk hal seperti itu" sudah diduga...

3 Bulan kemudian

Tami berjalan menyusuri koridor kampus menuju ruang dosen dengan setumpuk tugas miliknya dan juga anak-anak kelasnya. 

"akh berat sekali" eluhnya.

Dosen Kim menyuruhnya untuk mengumpulkan tugas-tugas itu di mejanya. Tak sengaja tami menabrak seseorang, dan otomatis tumpukan kertas itu berteberan dilantai,

"maaf" mereka berucap bersamaan.

Tami berjongkok memunguti kertas-kertas itu "tidak, aku yang tidak lihat-lihat. Aku minta maaf"  ujarnya tanpa melihat pria yang ditabraknya itu dan masih terfokus memunguti tugas-tugasnya

Pria itu ikut berlulut "mari kubantu, aku juga minta maaf" suara berat itu mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas itu dan melihat seorang pria sedang tersenyum bak malaikat. Pria itu mengambil beberapa kertas dan melihat sekilas tulisan-tulisan yang tergores diatasnya

HeartquakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang