Ternyata nggak terasa bangku perkuliahan gue sudah mau berakhir, sekarang masuk semester akhir...
Dan ntah kenapa semenjak kejadian gue nolak Tian dan kami berteman sperti biasa saja, tapi justru sebaliknya gue di tingkat semester akhir ini cenderung merasa tidak mau jauh dari Tian, sempat berpikir gimana hidup gue kalau tidak ada Tian lagi yang mengisi hari- hari di hidup gue?
dan di tingkat akhir perkuliahan ini justru Tian pernah bilang bahwa dia sudah "nggak ada perasaan lagi sama gue" "sudah menyerah" "sudah nggak peduli lagi sama gue", dan sikap dia yg menjauh itu justru membuat gue ntah knpa terasa sakit dan ingin selalu bersamanya, walaupun itu tidak mungkin, dan akhir" ini kami sudah jarang ketemu karena sibuk dengan skripsi masing-masing. Tapi Tian selalu terlintas di pikiran gue dan gue kangen sama Tian yang dulu, yang selalu ada buat gue disaat gue butuh, yang selalu membuat gue tersenyum, yang selalu chat gue sekedar nanya kabar, yang selalu warnai hari -hati gue. Tapi sekarang semua sudah tak sama lagi, mungkin memang benar setiap orang bisa berubah baik itu hati nya maupun sikapnya, gue tau gue sudah menyakiti hati Tian selama dibangku perkuliahan, gue seperti mengabaikan setiap dia mengungkapkan hatinya melalui kode dan perhatiannya, Tian sudah terluka karena sikap gue itu...
Sekarang gue hanya berharap Tian menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan luka itu dan membuat dia bahagia......-end-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat???
RandomHhhmm..pengen nulis aja. walaupun ceritanya gak jelas.. hehehe.. 😆 (Cerita citra ) --menghargai karya seseorang cukup dengan follow, favorite dan comment 😘😘-- -selamat membaca 😘- By Wina Sabrina