Lima ; Sudah tahu?

37 26 59
                                    

Biarkan rindu ini menari-nari dan tenggelam dalam kesakitannya sampai ia menemukan perjumpaan nyata, tanpa rencana.

-Moammar Emka.

ㅡ ㅡ ㅡ

Happy reading!


Dika terduduk di atas kasurnya, Dika berusaha melupakannya. Namun, bekas ingatan itu masih saja terngiang di telinganya.

Rania dan Dimas,

Dika tidak pernah mengharapkan kedua nama itu disandingkan. Namun, nampaknya sekarang Dika harus mengganti kata 'dan' menjadi 'atau'.

Ya, Dika harus memilih Dimas lalu memperjuangkannya. Atau, lebih memilih Rania yang bahkan sudah Dika anggap sebagai secuil bagian dalam hidupnya.

Rumit, bahkan cerita ini baru dimulai. Tetapi sudah ada konflik saja. Namun, masalah itu datang untuk di tangani, masalah ada karena kita mampu, masalah datang untuk menjadi pembelajaran hidup, dan masalah adalah masa depan yang tidak mungkin dihindari.

Terlalu banyak kata 'masalah' membuat Dika pusing.

Rania dan Dimas, mereka berhubungan.

Mereka lah yang Dika lihat saat di senja datang. Mereka lah yang membuat hati Dika tidak karuan beberapa saat.

Rania dan Dimas,

Rania dan Dimas,

Rania dan Dimas,

Bisakah berubah menjadi Dika dan Dimas?

Haruskah Rania dan Dimas?

Ah, terlalu banyak kata 'Dimas' rupanya.

Dika berdiri menuju meja belajarnya, menyentuh sebuah kotak kayu usang. Disentuhnya lembut, dibukanya perlahan.

Tampaklah beberapa carik kertas berwarna-warni di dalamnya.

"Sticky, aku bisa ketemu kamu lagi ga?"

❗❗❗

Dimas meletakkan kunci mobilnya secara kasar, nyaris melempar.

Dimas terlalu naif, terlalu bodoh. Salah untuk melihat situasi.

Harusnya Dimas tau, orang yang diceritakan Rania beberapa waktu lalu itu adalah Dika. Orang yang ditolong oleh Rania, dengan kartu pengenal.

Harusnya Dimas tau, bahwa Aletta Audika Rasyiva adalah Dika. Apa-apaan dia, nama panjang 'si inceran' aja ga tau. Dasar kamu.

"Dika, Aletta. Audika. Rasyiva. Aish, bego lo keterlalulan, Dim!" maki Dimas terhadap diri sendiri.

Dimas meremas kulit sofa yang dia duduki. Kesal, itu perasaan Dimas sekarang.

"Gue harus ngomong apa sama Dika? Dia pasti udah tau tentang gue sama Rania. Mau bohong pake cara apalagi?" monolog Dimas yang mengkhayal seribusatu cara untuk membohongi seorang Aletta Audika Rasyiva.

Dimika! [Non Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang