Ia pernah datang ke rumahku pagi-pagi buta dengan memar biru di seluruh tubuhnya dan bibir berdarah.
-
Tempat kejadian perkara, menurut Min Yoongi, adalah sesuatu yang suci. Sekotor apa pun area yang menjadi saksi utama aktivitas yang kerap mengurbankan nyawa manusia, harus diperlakukan layaknya anggota kerajaan yang terhormat. Ia hampir selalu menyuruh anggota timnya melepas sepatu sebelum masuk ke area yang telah ia tandai sendiri, menggunakan sarung tangan karet, dan memangkas semua pembicaraan yang tak perlu. Memang pada dasarnya pria itu cinta keheningan sih, jadi untuk peraturan terakhir sebenarnya dikeluarkan atas ego si empunya.
Setelah sekian tahun menekuni pekerjaannya, Kim Namjoon, selaku rekan dekat Yoongi adalah salah satu oknum yang paling sering membuatnya sakit kepala.
O, ayolah.
Mereka tidak bekerja bersama-sama dalam kurun waktu dua atau tiga hari namun bertahun-tahun. Kesalahan Namjoon yang paling fatal menurut Yoongi adalah menghancurkan benda apa pun yang ia pegang atau berada dalam jarak sentuhnya―seolah-olah pria itu adalah titisan iblis perusak yang siap membuat onar. Walaupun begitu, Yoongi selalu kagum akan ide liar yang spontan keluar dari bibir sang rekan sebagai pembelaan diri.
"Katakan alasan dari pernyataanmu bahwa garpu plastik yang kau injak tidak memiliki hubungan apa-apa dengan kasus ini, Namjoon." Yoongi berujar galak seraya mengamankan patahan si benda mungil ke dalam kantong bukti.
Di sebelahnya, Namjoon ikut berlutut; masih mengoceh panjang lebar tentang bagaimana si mayat bisa terkapar di tengah-tengah ruangan dengan aliran air entah dari mana dan piring berisi kudapan ringan yang isinya berserakan.
"Lihat, Yoongi. Ia terpeleset, oke? Asumsiku ia sedang dalam proses mengunyah makanan ini ketika kaki telanjangnya berkontak dengan air, terpeleset, lalu mengakibatkan kerusakan serius pada organ fatalnya," jelas si pria bersurai terang.
"Bagaimana jika ia menggunakan garpu ini sebagai penunjang?"
Namjoon melempar pandangan datar. "Tidak juga. Aku sudah memastikan tangan kanannya penuh dengan remah kue dan sedikit berminyak. Teksturnya sama dengan isi piring yang berceceran di sebelah sana."
"Mungkin garpu plastiknya adalah penyebab utama ia terpeleset?"
"Seseorang yang tewas akan mengalami pembekuan darah dan kulitnya akan berangsur kaku. Jika ia mati seketika seharusnya ada bekas cetak kecil garpu di kakinya, tapi aku bisa bilang tidak ada jejak apa pun di sana," tutur Namjoon, kini berdiri berhadap-hadapan dengan Yoongi yang masih menggenggam plastik berisi bukti pertama hari itu. "Lagi pula garpunya baik-baik saja sebelum kurusakkan."
Ada helaan napas pelan sebelum akhirnya Yoongi merespon. "Baiklah. Tapi aku ingin garpunya tetap kau bawa ke lab. Mungkin saja ada jejak yang bisa dilacak dari sana."
"Aye aye, Captain!" Si pria tinggi berseru dengan nada jenaka sebelum berbalik dan berjalan menuju pintu. Ya, tentu ada lagi kejadian kecil setiap kali ia melangkah. Menginjak kaki salah satu opsir patroli di luar yang tengah mengamankan keadaan, misalnya, dan Yoongi hanya memerhatikan peristiwa itu dengan kesabaran yang mati-matian ia jaga.
Yoongi lantas kembali pada aktivitas sebelumnya; paramedis sudah mengangkut mayatnya sejak tadi dan beberapa teknisi forensik masih hilir mudik mengumpulkan serta mencari sisa-sisa barang yang bisa dijadikan bukti. Yoongi mengoper patahan garpu plastiknya pada salah satu dari mereka lalu memutar tubuh dan menyerap lamat-lamat pemandangan di hadapannya.
Ruangan dengan dominasi warna primer menyerupai samudra itu melingkupinya, lengkap dengan rasa kekeluargaan―yang sedikit demi sedikit sirna―seolah menguar dari tiap inci dindingnya. Foto keluarga berukuran besar yang menggantung di sisi terluas dinding memandang balik pada Yoongi, seakan berusaha keras mempertahankan tetes terakhir ungkapan cinta dalam rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers
Fanfiction[Completed]. Senior Detective Min Yoongi handles a case while questioning his own moral. A case involving three young men from different blood. When his deduction found dead-end, one by one of three brothers serves themselves as the culprit. By most...