Kumpulan asap sudah mengepul di halaman belakang rumahku. Memang tidak terlalu banyak,namun cukup mengerikan bagiku.
Tiga batang dupa sengaja dibakar untuk nenemani sesajen lain yang sudah disiapkan oleh kedua kakak ku. Erika Dandelion dan Tomi Tumpshon. Mereka adalah pendiri organisasi "Dayed". Tomi si kakak ketua dan Erika si wakil ketua.
Sebenarnya menurutku ini organisasi sesat. Usut punya usut,organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk membalaskan dendam orang orang lemah sekaligus memberi arahan dan pelatihan kepada mereka yang ikut bergabung agar menjadi kuat. Organisasi ini memang hanya diikuti anak sekolah di SMA nya saja.
Organisasi ini tidak kalah banyak diminatinya dibandingkan dengan ekstra drama di sekolahnya. SMA Argobistix,kedua kakak ku bersekolah disana. Sekolah dengan gedung-gedung dan gerbang tinggi yang menyeramkan,menurutku siih. Namun,tak ada yang berani membubarkan organisasi ini karena mereka bisa saja bertindak sadis tanpa diduga. Namanya juga "Dayed",organisasi yang disegani di SMA nya.
Sebenarnya Erika dan Tomi memiliki dua karakter,baik pada orang baik dan jahat pada orang jahat. Aku juga termasuk pemilik karakter yang sama.
"Muere con honor". Ucap Tomi.Mantra itu sudah tak asing lagi ditelingaku. Disusul sahutan Erika selanjutnya."Si es difícil te ayu deramos". Itulah mantra yang setiap sore seperti ini mereka ucapkan sembari mengibas-ngibaskan asap dupa yang mereka bakar. Aku tak tahu pasti apa tujuan ritual seperti ini. Namun,aku sesekali mendengar desas desus teman-temanku yang sudah mengetahui organisasi itu. Katanya,ritual itu dilakukan untuk menangkal roh orang-orang mati yang yang terbunuh karena dendam orang-orang lemah yang menjadi kuat karena bergabung di organisasi "Dayed" ini.
Brakkk
Sungguh aku tidak sengaja menyikut kaca jendela yang terbuka menjadi tertutup. Gayaku mati seketika saat kedua kakak ku menyadari keberadaanku dan mereka merasa bahwa aku telah mengacaukan ritualnya.
"Bocah brengsek". Decak Tomi sambil menatapku tinggi.
Posisiku memang berada di ruang keluarga lantai dua dengan satu jendela tua diujung Baratnya. Dinding yang dilapisi walpaper bunga klasik dan lampu yang redup,membuat ruangan ini seperti kuburan di malam hari. Gelap,dan mencekam. Rasanya banyak pasang mata yang sengaja ditempel tersembunyi sedang mengawasiku. Tapi mungkin itu hanya waswas ku saja. Aku hanya lari gelagapan seperti maling mencari tempat persembunyian,yang tak lain adalah kamarku.
"Seengganya disini cukup terang dan rame dengan poster bias farvorit gue". Aku hanya menenangkan diri sendiri. Aku memang seorang k-popers dengan ke pd-an tinggi yang meyakini oppa oppa favoritku adalah jodohku. Meskipun jodoh hanya ditakdirkan satu,namun dengan pd aku yakin bahwa mereka semua adalah jodohku.
Oh ya,aku sangat lupa tidak memperkenalkan diri di awal. Memang agak aneh aku harus memperkenalkan diri setelah bacotanku yang panjang kali lebarnya entah udah sampai mana ini.
Namaku Catrina Lavendria. Aku baru duduk dikelas X di SMA yang sama dengan Erika dan Tomi. Kami memang terpaut umur masing masing berbeda satu tahun.Entah kenapa banyak orang menyebutku si cantik dengan tubuh ideal. Inilah yang menyebabkan ku menjadi anak populer di sekolah. Padahal nyatanya mandi pun hanya sekali sehari. Yaa kan itung itung hemat air yaga?hihi
Bukan ingin menyombongkan diri,namun prestasiku dibidang selidik menyelidik seperti memecahkan misteri dan teka-teki cukup lumayan. Mungkin tepatnya keahlian,bukan prestasi. Menurutku menjadi seperti detektif memang menyenangkan. Aku berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Tapi jangan berasumsi yang aneh dan jelek padaku. Aku hanya sedikit menceritakan biografi yang baiknya saja.
Jika ingin tahu jeleknya,aku suka kentut sembarangan disituasi apapun. Misalnya saat makan malam keluarga. Saat itu aku sudah tidak sanggup lagi menahan bom yang ingin ku ledakan. Sampai saatnya meledak,boom!!! semua asap yang biasanya dinampakkan hijau di film-film menyebar memenuhi ruang makan dan mengganti oksigen segar dengan busuknya limbah perut. Meskipun ruangannya bisa dibilang cukup luas,enam orang disekitarku bisa langsung menciumnya.
Ayah,bunda,kakek,dan nenek hanya melirikku sinis dengan hidung terjepit. Sedangkan Erika dan Tomi yang agak agresif dan agak temprament itu langsung menggertakkan garpu dan sendoknya bersamaan. Tatapan dan decakan mereka seolah akan membunuh,tapi tidak. "Yaa,sorry". Ucapku sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dayed
Mystery / ThrillerYang ampun ataupun tidak haruslah lenyap Hidup ataupun mati harus dihukum Yang hidup sampai mati Yang mati sampai musnah