*Brak!*
Suara bantingan pintu mobil Nadia membuat beberapa pasang mata tertuju pada nya. Karna tak sanggup ditatap oleh banyak pasang mata Nadia pun menatap nya balik.
"Cuekin aja kali" Sahut kakak Nadia. Nadia yang sedari tadi ingin meneriaki mereka pun segera menggurungkan niat nya.
"Yaudah gua duluan ya, bye Nadia jelek" Sahut kak ryan yang tidak lain dan tidak bukan adalah kakak Nadia.
"SMA Budi Pertiwi?" Nadia masih merasa aneh dengan nama sekolah yang baru nya ini. "Budi kan nama cowo ya, terus Pertiwi nama cewe. Lah terus Budi Pertiwi, cewe apa cowo? Ya masa waria mwehehe" Gumam Nadia sambil menyusuri koridor
Karna Nadia merasa dirinya tersesat disekolah segede mall ini, akhirnya ia menanyakan dimana keberadaan kelas nya.
"Ehm... Kelas XI A dimana dah?"
"Lantai dua paling ujung kanan samping perpus"
"Owh, makasi"
Nadia pun mencari cari keberadaan kelas nya. "Ini XI B berarti XI A sebelah nya..." Nadia berpikir sejenak.
"Ini diaaa..."
Dan...
Dammm..."BUSET!? Ini kelas apa kelas, kaya pasar malem"
Keadaan kelas sangat ramai mungkin jika Nadia tidak mendorong memaksa tubuh nya masuk, sampai bel pulang ia tidak akan masuk ke kelas.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang Nadia pun sampai di dalam kelas. Nadia menatap sekeliling, ia mencari bangku kosong.
Akhirnya ia menanyakannya kepada salah satu siswi disitu.
"Bangku kosong dimana dah?"
"......" Siswi tersebut melihat Nadia dari atas sampai bawah tanpa mengucapkan sepatah kata pun
Tanpa pikir panjang karna ia melihat bangku yang belum ada tas nya ia pun segera duduk di bangku tersebut. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari arah pintu.
"Woy... Itu tempat duduk nya pentolan" Teriak salah satu siswa dari arah pintu
Karna suasana kelas terlalu ramai Nadia pun tidak mendengar apa yang siswa tersebut katakan.
"Ha? Apaan kaga kedengeran"
Tidak berselang lama datang segerombolan siswi. Seluruh siswa dan siswi di kelas serentak membisu.
Ngapa nih? Pentolan nya dateng? -Batin Nadia
"Eh, anak baru mending lu pindah deh jangan disini" Usul salah satu siswi dengan wajah panik.
"Iya jangan disitu, tempat itu udah ada yang punya" Sahut siswi yang lain.
"Santai ae biar gua yang ngomong" Nadia yang berusaha meyakinkan kedua siswi tersebut pun merasa gugup.
Kedua siswi tersebut pun lari menuju tempat duduk nya masing masing.
Langkah kaki gerombolan tadi sudah memasuki pintu.Mereka pun akhirnya duduk tepat di depan Nadia. Karna suasana terasa sangat canggung, akhirnya Nadia memutuskan untuk memulai obrolan.
"Ehm... Ini bangku nya kosong kan?" Nadia berharap agar ia tidak di kacangin.
Mukanya pada tegang tegang banget njay. Yakin gua bakal di KaCe. -Batin Nadia.
"Tempatin ae" Jawab salah satu dari mereka.
"Sariawan apa ya, ngomong nya ngirit bet" Gumam Nadia.
Setelah beberapa menit ternyata tidak ada respon dari mereka.
Lah kaga ada yang denger? Setdah, udah sariawan budeg pula mwehehe -Batin Nadia.
"Eh... Pada duduk yang rapi bentar lagi Bu Reva masuk" Gumam salah satu siswa berkacamata.
Tak berselang beberapa lama masuk lah Bu Reva. "Selamat pagi anak anak" Salam dari Bu Reva membuat Nadia menikmati awal pelajaran.
"Oya ibu lupa ada anak baru, Ehm... Nadia sini perkenalkan diri terlebih dahulu" Bu Reva pun meminta Nadia untuk maju kedepan kelas untuk memperkenalkan dirinya.
"Hai, nama gua Nadia Anggraini panggil aja Nadia. Salken ya semoga kita bisa berteman dengan baik" Dengan percaya diri Nadia pun memperkenalkan dirinya......
***
Nge gantung lgi ya cerita nya? Sorry... Mwehehe. Keep clam and always suport Chelll125 :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Hancur
Ficção Adolescente"Huh... PHO banget dah!" Mungkin kata tersebut yang akan keluar jika kalian telah mengenal nya. Selain hobi menghancurkan barang orang, hobi Nadia yang lain adalah menghancurkan hubungan orang. Pasalnya ia selalu mengaku ngaku bahwa dia lah pacar...