Late (2)

5.8K 921 64
                                    

Haechan masih merengut akibat kelakuan konyolnya saat di pom bensin. Wajah imutnya ditaruh dimana?! Apalagi kekasihnya itu tersenyum geli setiap mereka tidak sengaja bertatapan dispion.

"Apa lihat-lihat?!" Sungutnya kesal ketika pandangan mereka bertubrukan.

Mark terkekeh nyaring mendengar nada tajam dari kekasihnya itu. Sangat lucu ketika banyak pengendara lain menatap mereka. Ah, lebih tepatnya menatap wajah merengut Haechan dibalik kaca bening helm bogo itu.

"Aku tunggu dikafe seberang, ya? Kau bisa langsung kesana saat sudah selesai." Ujarn Mark ketika mereka sudah sampai digedung les vokal Haechan.

Sebenarnya sore ini mereka berencana untuk menghabiskan waktu untuk mencicipi beberapa jajanan sepanjang jalan sembari menunggu jam lesnya tiba. Namun, rencana itu gagal ketika Mark si bodoh lebih memilih membantu sunbae mereka itu.

"Hm." Hanya itu yang keluar dari bibir plum Haechan. Tanpa banyak kata ia segera turun dan masuk kedalam gedung.

"Sayang, helmnya belum dilepas. Kau akan belajar dengan helm dikepalamu?"

Bangsat!

Andai saja Haechan tidak menahan diri untuk mengumpat dan menyembunyikan sifat barbarnya di depan Mark, mungkin kata umpatan itu sudah keluar. Kenapa ia selalu bodoh, sih? Kan jadi terlihat kalau ia yang memalukan disini.

Leher Haechan rasanya kaku, hanya untuk membalik badan dan menatap Mark saja rasanya sudah tidak ada lagi. Kalau dalam mode biasa, mungkin Haechan akan nyengir pada kekasihnya itu. Sayangnya, Haechan masih marah. Catat itu!

"Kenapa kalau aku belajar dengan memakai helm?! Masalah untuk hyung?!"

Sebenarnya Haechan hanya malu sehingga ia berteriak tidak terima seperti itu. Padahal dalam hati merutuk kebodohannya sendiri.

Haechan berbalik badan, rencananya ia akan lari saja dengan memakai helm dikepalanya. Tanpa disangka Mark menarik pelan lengannya.

"Dilepas saja, nanti kau pusing kalau belajar dengan memakai helm." Ujarnya dengan kikikan geli sembari tangannya melepas tautan helm yang ada dikepala Haechan.

"Belajar yang benar ya, sayang." Ujar Mark sembari menyematkan ciuman dikening Haechan.

Memang sialan makhluk bernama Mark Lee itu.

Haechan berjalan masuk dengan wajah yang memerah seperti tomat. Ia mengatupkan bibirnya agar tidak kelepasan berteriak karena ulah manis Mark itu. Kedua tangannya meremat kausnya sampai lusut.

Ah, hari ini tidak terlalu buruk.

Fluffy Markhyuck✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang