(II)

40 5 8
                                    

KEADAAN (II)

12.00p.m

  "Eh buset, yang laen pada dimana sih, lelah nih nunggu." Gerutuku sembari menggerakkan kaki kesana-kemari yang terasa amat kram.
  "Jul, coba call deh." Ucap Chen sambil mencari angin, katanya kepanasan.
Julia, gadis chubby yang dengan wajah datarnya menelpon ogah-ogahan.

"Hallo"
"..."
"Capek nunggu, kebiasaan dateng telat lu mah."
"..."
"Udeh, cepetan, banyak alasan."
"..."
"DARI TADI WOY"
"..."
"Buset cepetannn bege, lu pikir ini di mobil pakek AC?"
"..."
Titt...

  "Gimana?" Tanya Fera, gadis kurus dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
  "OTW" Jawabnya singkat-padat-jelas, dibalas dengan anggukkan dari Fera dan mulut yang membentuk O sempurna.

  "HEY" Teriak seorang gadis yang baru saja turun dari motor.
Dengan otomatis, Julia membalas spontan "TAYO" Aku langsung ngakak mati-matian, sendirian. Gapapa.
  "Lama banget sih, ngapain? Makeup tebal-tebalan y?" Tanya Chen sinis.
  "Apaan" Jawab Hailey sambil menyolot serta mengatur rambutnya yang agak kacau.
  Namanya Hailey, ga tahu kenapa kebetulan banget ama nama istrinya Justin Bieber, apalagi tuh anak setiap jam bahkan menit ngaku sebagai pacarnya Justin.
  Turut berduka-cita untuk ehem.
  "Kemana nih?" Tanya Hailey kemudian.
  "Kebiasaan sih ketemu bareng ga rencana dulu." Ungkapku sambil memperhatikan keadaan sekitar, siapa yang tahu ada penyerang?
  "KFC kuy, ngidem cheese burger ama matchafloat gua." Sambungku agak memelas, yang lain ngangguk tanda setuju.
  "Pada bawa uangkan?" Tanyaku memastikan. Mereka semua mengangguk tidak yakin.
  "Serius gua, yang bener napa jawabnya." Kataku agak sedikit marah. Mereka diem.
  "Punya mulut ga sih, buset. Ga ngerti lagi gua ngapa bisa sabar ngadepin lo pada."
  "Ye, santai aja kalik. Udah kuy." Untung gua sering sabar, kebanyakan sebenarnya.
  "Eh, Mery ga jadi ikut nih?"
  "Iye, ga diizinin katanya." Hailey ngangguk santai, tanda menanggapi.

  Aku memperhatikan sekitar, rupanya masih sepi. "Yang mesen siapa nih?"
  "Sini, gua aja, yang lain cari tempat."
  "Yodah, gua minumnya mochafloat." Ungkap Julia, yang kemudian diikuti oleh Hailey "Samain" Aku mengangguk dan menatap yang lainnya "Sama" Chen dan Fera menjawab tatapanku.
  "Selamat datang kak, mau pesan apa?" Tanya si kakak "5 Ayam Crispy, semuanya dada ya kak, 5 nasi juga. Trus, hm 4 MochaFloat, 1 MatchaFloat, sama 1 cheeseburger. Oh kak, tambahin 5 pudding, tapi ambilnya nanti kalo udah selesai."
  "Baik kak." Si kakak langsung teriak sesuai nomor makanan pesanan,     "Kak, cheeseburger-nya ama 2 ayam crispy nanti dianter yah kak." Aku mengangguk, tidak protes.
Si kakak dengan cekatan segera menyediakan pesananku, selanjutnya aku membawanya ke meja tempat teman-temanku berada.
  "2 ayam crispy-nya nunggu, kalian makan aja duluan. Yang satunya lagi siapa yang mau nunggu?" Chen ngangkat tangan, emang cuman dia yang paling sering nemenin, yabg lainnya pada rakus, terutama si Hailey, untung yekan si Justin masih sayang.

----
  "Ini kak"
  "Makasih." Jawabku singkat, kemudian si kakak pergi sambil bawa nomor meja.
  "Luci, liat deh di belakang lo ujung sebelah kanan." Aku langsung nengok belakang, mencari pemandangan yang dimaksudkan Fera.
Mataku langsung melotot kaget,   "Buset, ngapain mereka disini?"
  "Yah makanlah bege." Jawab Hailey spontan.
  "Mereka pada sadar ga?" Tanyaku sedikit panik, keadaan saat ini tidak memungkinkan bagi kami untuk bertengkar dengan mereka, sangat tidak baik.
  "Ga kalik, semoga aja sih." Jawab Julia tenang.
  "Mulut si Vero pedes, tiati gua ga mau ampe punya scene ga enak disini, pasti diolok-olok lagi ntar." Kataku sedikit merinding.
  "Udah deh, bodo amat ama mereka." Ucap Chen bodo amat, emang gitu orangnya. Dia ga mau punya urusan tapi sering banget ngurusin.
Mendengarkan ucapan Chen membuatku tersadar akan keadaan, tidak ada untungnya mengurusi mereka, cuman bikin kita jadi orang bego kayak ga punya harga diri. Aku langsung saja menyantap ayam yang tadi udah dibawa si kakak dengan rasa kasih sayang yang hqq, semuanya pada ngikutin mengganggap keberadaan mereka sebagai angin lalu.

 Aku langsung saja menyantap ayam yang tadi udah dibawa si kakak dengan rasa kasih sayang yang hqq, semuanya pada ngikutin mengganggap keberadaan mereka sebagai angin lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Eh, tadi gua mesen pudding, ambil yah?"
  "Ambilin" Aku mengangguk pasrah dan langsung beranjak pergi sambil membawa bill.
  "LUCI!" Gendang telingaku rasanya mau pecah.
aku langsung berputar sempurna dan menyolot, "HEH Bege, lu pikir kuping gua dimana?!" Untung aku masih bisa mengendalikan volume suara saat menyadari keberadaan yang berada ditengah rumah makan yang ramai.
  "Santailah, udah kayak ngeliat yeti lu."
  "Ngaku juga lo akhirnya." Dia langsung menatap dengan wajah masam, "Santai coy, gua bukan penjahat."

----
Kamu baik, begitupun aku.
Vote biar pada tahu wkwk

Unexpected [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang