(2) Hari Penuh Dengan Emosi

17 2 0
                                    

Disini aku sebenarnya bingung, karena aku orang yang mudah suka dengan orang lain. Bingung sama anak yang duduk di depan ku ini, freak, tinggi, tapi rajin shalat, tapi bahasanya kotor?? Hadehhh.

Ryan menghadapkan tubuhnya ke belakang, dengan kata lain dia menghadapku sekarang.

"Dari SMP mana?" Tanyanya

"Kepo banget" jawabku jutek

"Lo ada keturunan cina apa begimana dah, itu mata lu sipit banget" katanya lagi

"Lah trus kalo mata gue sipit kenapa anjir, urusannya sama lu apaan??" Jawabku emosi.

'Ni orang baru kenal aja begini, gimana kalo udah kenal lama. Hadehh'

"Yaudah jawab dulu dari SMP mana?" Tanyanya lagi.

"Al-azhar 19, puas lo?" Jawabku emosi tetapi tetap totalitas sambil mencatat materi yang diterangkan Pak Joko didepan.

"Ohh, kalo gua dari SMP negri" katanya lagi.

"Gananya anying" jawabku kasar

Tetapi dia tetap memaparkan senyumnya padaku.

Aku suka.

Suka lelaki yang sabar dan selalu senyum.

Bukan yang bergaya cool saat foto.

---♡---

KRIIIINGGGGGG
Bel masuk sudah masuk, murid berbondong bondong masuk ke kelasnya dengan desak desakan di tangga, saat itu aku lebih memilih menunggu di kantin daripada mencium bau ketek murid murid yang berdesakan di tangga. Ewh.

Sesampainya di kelas....

"Yak, anak anak hari ini akan dibagikan formulir pendaftaran OSIS, jika kalian berminat menjadi OSIS disini silahkan minta tanda tangan orang tua dan kembalikan formulir ini paling lambat hari jumat" jelas Pak Gunawan.

Mamaku tidak pernah membolehkan ku ikut organinsasi sekolah, katanya 'ngapain sih ngabisin waktu doang osis' 'mau aja sih jadi kacungnya sekolah' begitulah katanya. Tetapi sepertinya pernyataan itu memang benar adanya, karena OSIS sangatlah menyita waktu belajar di sekolah maupun dirumah. Khusus buatku : yang bego jadi tambah bego:))

Ryan pun membalikkan badannya.

"Lo minat OSIS?"

"Gak"

"Lah kenapa"

"Gadibolehin nyokap"

"Oh"

"Formulirnya dikasih ke Alyssa aja ya nanti biar dia yang ngumpulin formulirnya ke ruang guru" jelas Pak Gunawan lagi.

"Lo minat?" Tanyaku

Dia hanya membalas dengan anggukan pasti

"Enak, punya orangtua yang support anaknya jadi OSIS, gue justru dicegat banget sama nyokap buat ikut osis" jelasku.

"Gaboleh gitu Cha, semua orangtua beda beda ngedidik anaknya" jelasnya.

Aku suka cara dia menasihatiku

"Iyaaaaa" kataku sambil senyum.

Tidak terasa bel pulang sudah berbunyi, oh iya aku punya kebiasaan sekarang setiap pulang sekolah aku selalu makan bakso yang terletak di sebelah sekolah. Sumpah itu enak banget si hampir tiap hari aku kesana.

More Than Just A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang