Prolog

151 6 0
                                    

BRAGH...

    Suara barang yang terdengar dari dalam rumahku.

    “Pokoknya aku minta pisah sekarang!” pinta Ibuku kepada Ayah.
   
    “Nggak, aku nggak mau.., kasihan Arga,” bantah Ayahku.

     “Aku nggak betah hidup miskin terus-terusan kayak gini sama kamu! Aku ingin bebas dan aku ingin merubah nasibku, nggak kayak kamu yang pekerjaannya hanya tukang bajai dan penghasilannya kurang! Dan yang lebih aku sesali.., kenapa aku nggak nurut sama orangtua ku?!...” eluh ibu dengan nada membentak.

     Itulah yang setiap hari aku dengar dari ucapan Ibu dan Ayahku setiap aku  pulang sekolah. Hingga pada akhirnya Ibu dan Ayahku berpisah. Aku hanya hidup berdua dengan ayahku, yang bagiku kehidupanku sehari-hari selalu merasa kekurangan.

Mutiara HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang