“Kelvin?!..”
⚫️
“Ssst.. Aku boleh masuk nggak?” tanyanya.
“Boleh, ayo masuk!” ajakku sambil bergegas membukakan pintu.
Setelah Kelvin masuk kitapun berbincang-bincang bersama hingga tak terasa hari sudah siang dan Kelvin berpamitan pulang.
Hingga larut malam aku hanya menjalankan kebiasaanku seperti biasa.
Terdengarlah suara gemurung kendaraan dari luar. “Itu suara bajai Ayah,” ucapku sambil bangkit dari kursi.
“Assalamualaikum,” salam Ayah sambil menuju ke arahku.
“Waalaikumsalam.. Ayah, oh ya.. Hadiahnya mana, Yah,” tanyaku sambil menengadahkan kedua tanganku.
“Hmm... Ayah aja baru pulang, Ayah harus istirahat dulu, lah..” ucapnya dengan nada lembut.
“Ah.. Banyak cakap! Mana hadiahnya?!” bentakku.
“Iya, iya.. bentar Ayah ambilkan dulu, tapikan Ayah juga butuh istirahat, nak,” tutur Ayah lagi.
“Seberapa beratnya sih, cuma ngambil hadiah aja?” bentakku lagi.
“Ya udah... Iya, ini hadiahnya,” katanya sambil mengambil bingkisan didalam kantongnya, dan tak kusangka, ternyata kado didalamnya adalah ponsel.
“WHAT?!... makasih Ayah, aku sayang Ayah..” Ayah hanya tersenyum. Dan sejak saat itu aku menjalani hari-hariku menjadi malas, bahkan aku melupakan ibadah dan kewajibanku yang lainnya. Melihat tingkahku seperti itu membuat Ayahku jengkel padaku sampai-sampai Ayah hanya membiarkanku saja.
⚫️
⚫️
⚫️
Jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Dan tak terasa aku menaiki kelas 12 dengan nilai yang sangat jelek. Melihat nilai jelekku, aku mulai jengkel sendiri, bahkan aku menyalahkan Ayah. “Gara-gara Ayah nilaiku jelek,” bentakku.
“Lho.. kok nyalahin Ayah, sih? Kan' Ayah hanya memenuhi syarat yang kamu minta dan selebihnya lagi, Ayahkan selalu bilang belajar nak, belajar, tapi kamu selalu main hp”, jawab Ayah dengan nada lembutnya.
“Ah, ceramah mulu, loe!..” bentakku lagi.
“Udah... Nggak usah marah-marah lagi. Ini tadi Ayah udah beli makanan buat kamu,” ucapnya berusaha menenangkanku sambil memberikan bingkisan tersebut, tapi seenaknya saja aku menepis bingkisan tersebut kemudian pergi keluar dari rumah tanpa memikirkan perasaan Ayah.
Pada saat itu juga aku memutuskan pergi ke rumah temanku. Saat di tengah perjalanan menuju rumah temanku, tiba-tiba terdengar suara seperti tubrukan dua benda keras kemudian disusul dengan keramaian ditempat kejadian.
Ciiit...
Brak...
“Sepertinya didepan ada kecelakaan, pak, bu, ayo kita lihat,” ajak salah satu penumpang.
Semua penumpang keluar, begitupun aku. Kami ikut melihat kondisi korban kecelakaan tersebut. Banyak orang yang mengerumuni korban, sehingga aku harus berdesak-desakan untuk melihatnya.
Dan ternyata itu adalah ayahku. Korban kecelakaan itu adalah ayahku. Ayahku!!.
“Kasihan ya, dia tidak bisa diselamatkan,”
“Iya, semoga khusnul khothimah, ya,”
Bisikan orang-orang disekitarku seakan mampu melemaskan lututku. Akupun jatuh berlutut dengan menatap nanar jasad ayah yang bersimpah darah.
⚫️
⚫️
⚫️
Setelah acara pemakaman ayahku selesai, melihat barang-barang yang dulu pernah kuminta dari ayah mampu mengingatkanku pada perbuatan burukku dulu dan membuatku menangis menyesalinya.
Ketika aku membersihkan kamar ayah, aku menemukan sepucuk surat disana. Kertasnya terlihat baru, kuyakin itu untukku. Ketika aku membukanya, aku melihat tulisan latin milik ayahku.
⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️
Untuk : Arga, anakku
Dari: AyahmuNak, ayah sudah menepati janji ayah.
Dan ayah sudah membelikan barang yang kamu inginkan, sayangnya barang ini datang tidak bersama ayah, tapi bersama orang lain.
Maafkan ayah ya, nak.
Karena setelah ayah membelikan barang yang kamu inginkan, rencananya ayah akan pergi jauh dari rumah.
Pesan ayah, jadilah mutiara putih yang selalu disisi ayah.
Jangan menjadi mutiara hitam yang selalu menjauh dari ayah.Sutarjo
⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️
Aku meneteskan air mata membacanya. Aku menyasal telah bersikap buruk pada ayah.
Maafkan aku ayah, aku tidak bisa menjadi mutiara putih seperti harapanmu, tapi aku hanya mutiara putih yang mungkin kau benci.
--Tamat--
Yey! Tamat! Yey! Kelar juga😂
#lagidiem²anamaygbuatcerita🤐
🙄yg nanya?😂😂
Btw, baper nggak kalian?
Aku baper lho, pengen makan😁.Vote ya, kalau suka, kalau nggak suka ya udah.
Komen juga boleh kok.Da..👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara Hitam
Short Story--Aku hanya mutiara hitam, bukan mutiara putih seperti yang engkau harapkan-- »Arga Rista Setiana Devi«