Semenjak Yaya pergi kerumah Vero, mereka berdua menjadi semakin dekat. Ada saja hal yang mempertemukan mereka berdua, padahal kelas mereka saja berbeda lantai kelas mereka juga berbeda. Kalau sudah takdir mau di sangkal bagaimana pun tidak akan berubah.
Sama seperti Yaya dan juga Vero, entah bagaimana takdir akan berjalan pada keduanya. Yang pasti kalau memang jodoh pasti akan selalu ada jalan untuk selalu dekat.
"Yaya please fokus, ini kita udah mau UN. Jangan cowok tengil itu mulu yang lo pikirin" keluh Dara
Hampir setiap hari Yaya mendapatkan omelan dari sahabatnya itu, Dara mengeluh karena Yaya yang tidak bisa fokus pada pelajaran. Tidak hanya itu, beberapa nilai Yaya pun juga turun.
"Apaan sih Dar, gue tuh selalu fokus kok" kilah Yaya
"Yaya sumpah, kalo lo gabisa fokus gue nyerah ngajarin lo"
"Jangan dong, ntar gue beliin es susu cokelat deh hehe. Gue bakalan fokus kok serius hehe"
"Yaaa, bukan masalah lo mau beliin gue es susu cokelat walaupun gue juga mau. Tapi masalahnya otak lo tuh lagi gak pada tempatnya, gue kan jadi ikutan pusing"
"Iyaa deh sorry, gue janji bakalan fokus sefokus fokusnya fokus" Ucap Yaya penuh percaya diri
"Oke, gue pegang omongan lo. Sampe lo ngelanggar gue bakalan beneran ninggalin lo" Yaya mengangguk setuju, ia bertekad kali ini akan lebih fokus dari biasanya
**
Bel istirahat memberikan kebahagiaan tersendiri bagi para siswa, setelah beberapa jam harus mendengarkan dan mengerjakan soal akhirnya mereka bisa bebas walaupun hanya beberapa menit saja.
"Ocaaaaaa, dipanggiiil abang Deka niiih" teriakan Vero mengundang perhatian banyak orang, terutama Oca yang tengah menarik Icha ke arah kantin
"Eeh amuba, mulut lo bisa diem gak? Gue gedek banget sama lo" balas Oca yang ikut berteriak
Kalau kalian tau, jarak mereka bahkan tak sampai satu meter. Mereka hanya berjarak beberapa langkah saja, dan saling adu kekuatan suara.
"Sorry Ca, babang tamvan emang punya suara yang merdu semerdu angsa haha"
"Ver hati-hati sama mulut, asapnya mulai kelihatan nih" Icha memperingatkan Vero agar berhati-hati karena asap tak kasat mata di kepala Oca mulai terlihat.
"Mampus Cha, gue mau lari dulu ya Cha. Bya bye fever Chaaaa" Vero pergi begitu saja setelah membuat kegaduhan, ia tentu saja menghindari yang namanya pertikaian melawan Oca. Dari pada babak belur lebih baik melarikan diri.
Vero juga tak sengaja bertemu Yaya bersama dengan Dara yang sepertinya hendak turun entah kemana.
"Eh ada kakak-kakak, mau kemana nih kak?" Goda Vero
"Ngapain lo tanya-tanya?" ketus Dara
"Dara jangan gitu ah" kata Yaya
"Jangan judes-judes kak, ntar cantiknya ilang hahaha" Vero langsung lari ketika melihat Dara yang siap memukulnya.
Berbeda dengan Yaya yang terdiam ketika mendengar Vero mengatakan kata "cantik" pada Dara. Ada rasa sesak dalam hati Yaya saat tau hanya Dara yang diganggu oleh Vero, bukan dirinya yang jelas-jelas juga berada dihadapan Vero.
"Itu cowok kesukaan lo kayaknya emang gak ada otaknya, gue saranin lo pikirin lagi perasaan lo sama dia" kata Dara yang masih kesal pada Vero
"Kenapa? INI PERASAAN GUE, INI HATI GUE, KENAPA HARUS LO YANG MIKIRIN?! LO IRI?! ATAU LO MAU SEKALIAN NGEREBUT DIA?!" teriakan Yaya membuat beberapa siswa yang ada di dekat mereka berhenti sejenak untuk melihat mereka.
"Lo kenapa sih Ya? Kenapa tiba-tiba marah kayak gini?" tanya Dara yang heran dengan sikap Yaya
"Lo emang gak pernah peka ya Dar?! Hahaha semoga lo seneng deh" Yaya pergi begitu saja meninggalkan Dara yang masih terdiam, ia benar-benar tidak mengerti dan tidak tau kesalahan apa yang sudah ia perbuat hingga Yaya begitu marah padanya.
***
"Eh kampret, lo gak denger kakak kelas yang ikut kerumah lo lagi tengkar?" tanya Oca, ia dan Icha sedang berada di rumah Vero menemani Deka, Denis dan Vero bermain PS
"Mana ada? Orang mereka tadi jalan berdua gitu waktu istirahat" jawab Vero, ia masih fokus pada permainannya
"Katanya habis ketemu lo mereka tengkar Ver" Icha yang dari dapur ikut menimbrung pembicaraan Oca dan Vero
Denis mendorong Vero dan merebut stick PS di tangan Vero. Vero terpaksa menepi, ia ikut melahap buah-buahan yang sudah dipotong oleh Icha "Lah kenapa dah? Perasaan tadi ketemu gue masih baik-baik aja tuh mereka" jawab Ver
Icha menyentil dahi Vero "Adaaaw sakit Cha"
"Abisnya lo gak peka banget sih. Gue kan sebel juga jadinya"
"Gue mah selalu peka, apalagi sama lo Cha. Peka banget kok gue, kalo sama Oca gue angkat tangan ntar si penjaganya ngamuk lagi" Deka yang mendengar melempar bantal ke wajah Vero
"Rasain deh lo, mangkanya itu mulutnya kalo ngomong dijaga dulu" sindir Oca
"Lah dia yang ngomong sendiri aja kagak pernah jaga mulut eh malah nyeramahin orang...... Enggak Ca ampun, ampun" Vero langsung meminta ampun ketika Oca hendak memukulnya.
"Vero gue serius, lo harus peka sama sekitar lo. Jangan main-main mulu kerjaannya" kata Icha
"Capek ah, sekitar gue drama mulu" sekali lagi Icha menyentil dahi Vero
"Adaaaaw iya Cha gue mau peka iya, iya"
"Lama-lama capek ngomong sama lo, pusing gue Ver" sambung Oca
"Iya gue peka kok, gue tau maksud Icha"
Denis langsung menghentikan permainan, ia cukup tertarik dengan ucapan Vero barusan. Sedangkan Deka yang hendak marah tertahan begitu saja "Lo beneran peka?" Vero mengangguk saja
"Sejak kapan?" tanya Deka, ia akhirnya ikut menanggapi ucapan Vero
"Sejak awal, kelihatan juga sih" jawab Vero
"Terus kenapa lo pura-pura gak peka? Lo mau mainin perasaan orang?" tanya Denis
Vero menghela napas, ia sudah menduga akan mendapatkan pertanyaan seperti ini. "Gue bukannya mau mainin dia, gue sendiri bingung sama perasaan gue. Lo tau semua tau kan gue bukan orang yang suka serius?" semuanya mengangguk menyetujui
"Lo gak suka sama Yaya?" tanya Icha
"Suka sih suka, cuma gue gak tau itu cinta atau hanya suka sesaat"
"Lo gak mau coba buat ngebuka hati lo? Siapa tau itu cinta" kata Icha
"Tapi gue kasih tau juga sih, kalau lo mau coba ngebuka hati buat Yaya lo harus siap dengan sifat dia juga" tambah Denis
"Gue tau, dia cemburu gue deket sama Icha kan?"
"Lo tau dari mana?" tanya Denis
"Waktu lo bawa dia kesini, awalnya gue cuma nebak aja. Eh ternyata bener"
"Ya gue paham sih gimana perasaan kak Yaya kalo ngelihat lo ke gue kayak begitu" kata Icha
"Tapi gue sama lo kan sahabatan, jadi gak ada masalah juga sih menurut gue"
"Bener juga sih kata Vero, terus kenapa dia gak cemburu sama gue ya?" tanya Oca
Deka tersedak, minuman yang diminumnya tak sengaja menyembur ke arah Vero. "Naah kan Ca, gimana dia mau cemburu? Lo tanya gitu aja pawang lo udah nyembur gue" jawab Vero
"Gue gak sengaja" kilah Deka
"Malangnya diriku ini" semua yang mendengar hanya menggeleng saja, sudah lelah rasanya berbicara dengan Vero.
Pada akhirnya kelima sahabat ditambah dengan Deka saling membicarakan keluhan mereka masing-masing. Begitulah sahabat, bukan hanya ada disaat suka tapi disaat percintaan pun mereka selalu ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman (Slow Update)
Teen FictionVero Alandino atau yang biasa di panggil Vero adalah cowok paling absurd sedunia. Hal kecil bisa jadi besar kalau sudah berurusan dengan Vero. Terkenal dengan celotehan yang sangat ambigu dan humor-humor yang sebenarnya menjijikkan untuk para sahaba...