prolog

970 116 34
                                    

"useless!"

"Tidak berguna!!"

"Kenapa tidak mati saja!?"

"Cih! Bisanya hanya mengganggu"

"Bodoh!"

"Kaku kira siapa dirimu!?"

"Maaf!"

Pembully-an. Ya ini Sering terjadi di manapun. Di setiap sekolah, kota dan negara. Ya mungkin saja seperti itu. Terkadang aku sungguh sangat kasihan terhadap orang baik.

Hanya bisa di manfaatkan. Mereka menendang, menjambak, memaki, memukul DLL. Aku benar-benar sudah muak dengan pembully-an.

Dunia ini sangat kejam.

Ah apa bisa dibilang manusianya yang kejam? Manusia memang benar-benar serakah dan egois. Selalu mementingkan ego. Manusia adalah makhluk hidup yang sangat keji.

Bahkan jika aku sudah nekat aku akan membunuh diriku sendiri.

"[Surname]-san" panggil seseorang yang sedang memegang bahuku. Aku menatapnya datar sambil menatapnya dengan tatapan "apa?".

"Jadi begini...."

"Langsung to the point jangan basa basi" kataku langsung yang tentunya dengan wajah datar.

"Selama ini aku..." Dia mengalihkan pandangannya. Aku bisa melihat sekilas kalau ada rona merah di pipinya.

Ada apa dengannya? Aneh.

"Selama ini aku mencintaimu maukah kau jadi kekasihku!?" Tanyanya dengan wajah memerah. Sementara aku? Tentunya berwajah datar.

"Gak" singkat, jelas, padat. Ya bisa dikatakan begitu. Aku dapat melihat wajahnya yang sedang kecewa.

"Maaf tapi aku tidak bisa menerimamu" kataku sambil membungkuk. Lalu berjalan ke arah rumahku. Menurutku sekolah itu bagaikan penyiksaan.

Maksudku bukan pelajarannya tapi orang-orang yang disana. Membicarakan orang dari belakang yang disebut menggosip, melakukan penindasan, pembully-an.

Manusia memang menyeramkan. Bahkan kalau bisa mereka lebih menyeramkan dari pada hewan buas yang ada di hutan.

Sesampainya di rumah aku langsung tiduran di kasurku. Aku langsung membuka labtopku.

1 bagian yang tidak mereka ketahui. Aku ini adalah seorang wibu atau otaku? Ya antara itu lah. Cuma aku lebih suka dibilang otaku ketimbang wibu.

Tentunya anime yang sangat aku sukai itu ansatsu kyoushitsu. Ada bagian yang sangat suka disini. Seandainya aku bisa masuk ke dunia ansatsu kyoushitsu. Kalau dilihat-lihat menyenangakan juga mempunyai teman seperjuangan mereka.

Teman yang baik kalau di kelas E, guru yang menyenangkan, berpetualangan bersama teman, ada Cogan. Ya Walau yang bagian terakhir gak terlalu mempengaruhi diriku.

Aku Tinggal di Indonesia. Kau tau lah orang Indonesia kayak gimana. Aku membawa coklat panas ku lalu menonton ansatsu kyoushitsu.

Ngomong-ngomong ini yang ke berapa Kalinya ya aku menonton ansatsu kyoushitsu? Entahlah gak ngurus, repot.

Lampu tiba-tiba mati nyala yang membuat merinding. Aku jadi ingat film horror. Bagaimana ini? Bahkan setelah aku liat di labtopku aku dapat sedikit melihat bayang-bayang kuntilanak.

Aku terjungkal kebelakang yang membuatku terjatuh di lantai. Bahkan di bawah kasurku aku dapat melihat tangan hitam yang mempunyai kuku panjang. Aku tidak teriak atau apa. Aku hanya menatap takut.

Aku merasakan ada yang memegang kedua bahuku. Bahkan ada yang meraba leherku. Tangan ini sangat dingin yang membuatku merinding. Aku ketarik ke dalam laci milikku sendiri.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!!" Teriakku. Aku langsung terbangun dengan tersengal-sengal.

Eh? Terbangun? Jadi hanya mimpi?

Aku menatap sekitar.

Bukannya ini rumah sakit ya?

"Akhirnya kau bangun juga [name]!" Suara yang terdengar familiar masuk ke telingaku. Dia memelukku secara tiba-tiba. Aku menatapnya.

Apa?

Apa aku sedang bermimpi?

Rasanya begitu nyata.

Kenapa aku melihat shiota nagisa sedang memelukku.

Eh? Apa yang terjadi?

"Etto..."

"Ah gomen!" Kata nagisa laku melepaskan pelukannya. Aku hanya memiringkan kepala. Aku masih tidak mengerti keadaan ini. Lalu kelas E datang kesini, ada pada sensei disini. Koro-sensei juga termasuk walau dia sedang menyamar.

Aku dapat merasakan kepalaku diperban. Ada apa ini?

"Etto... Kalian... Kalian siapa? Dan mengapa aku bisa ada disini?" Tanyaku. Yah terpaksa deh. Semuanya menatap kami. Bahan aku dapat mendengar karma berkata "ini salahku maaf" begitu walau terdengar samar-samar.

Akhirnya mereka memperkenalkan diri.

"[Name]-chan, kau sungguh-sungguh tidak mengenal kami?" Tanyanya. Aku menggeleng.

"Aku Rio! Teman masa kecilmu! Kau seiring memanggilku rio-chan atau burung Rio!" Katanya. Kalau dari kata-katanya aku dapat merasakan kesedihannya.

Ya ampun hatiku terasa seperti tertusuk. Ada apa ini? Padahal kan aku ini perempuan yang tidak punya hati.

"[Name]-chan! Aku ini temanmu! A-aku temanmu" katanya.

"[Name]-san kau sungguh-sungguh tidak mengenal kami?" Tanya nagisa hati-hati. Aku mengangguk.

"Sama sekali?" Tanya maehara padaku.

"Iya" jawabku.

Lihat? Aku hanya bisa membuat orang bersedih.

"Ma-"

"Pendek"

"Jangan mentang-mentang tinggi memanggilku pendek!" Teriakku padanya. Dia hanya terkekeh. Dasar karma. Awas aja kalau kau kena karma.

"Dasar! Nanti kau akan kena karma, karma-kun" kataku padanya dengan wajah datar. Seketika hening.

Ups aku keceplosan.

"Di antara semua temannya...."

"Hanya karma yang diingat?"

"Curang! Padahal aku teman masa kecilmu!"

Sementara aku hanya tertawa. Ya ampun kapan terakhir kali aku tertawa sepeti ini? Sudah bertahun-tahun hingga aku lupa kapan.

Aku memang sangat beruntung sekarang.

Ya aku tahu itu tapi ini tidak akan bertahan lama.

Come To Another World ||Ansatsu Kyoushitsu X Reader||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang