Prolog

292 36 11
                                    

Marissa

Hari ini, alarm di sebuah kamar pun berbunyi.

Kringg Kringg

"Arghh!! Ganggu banget lo pagi-pagi"

Seorang gadis berkata dengan mengumpat kekesalannya. Dia pun menuju kamar mandi dan menjalankan ritual paginya.

Gadis ini bernama Marissa Anindita Fandista, dia menduduki bangku kelas 11 SMA.

"Dek? Udah siap bel-". Marissa Pun langsung membuka pintu kamar-nya agar tidak dapat siraman rohani dari kakaknya itu.

"UDAH! Dah siap tinggal sarapan," Ucap Marissa.

"Ya udah, yok kebawah." ucap kakak-nya yang bernama Mauli Nindiya Fandista.

"SKUYY!" Ucap Marissa bersemangat.

Meja makan terdapat mama dan papa-nya sedang menunggu kedua putri-nya turun.

"Yuk makan!" ajak wanita itu yang melainkan adalah ibu dari kedua gadis tersebut. Namanya Helena Sinta.

"Ambil nasi gih, Ca," Ucap pria paruh baya, Ferdinan Alfarro Fandista.

"Iya papa, ini Rica ngambil nasi." Marissa pun menggerak-kan tangan-nya untuk menyendok nasi tersebut.

HENING...

"Ca, udah selesai belum?" ucap Mauli.

Rica mengangguk, lalu mereka berdua pamit kepada kedua orang tua-nya.

"Papa, mama, Rica pamit sekolah dulu. Doain supaya semua pelajaran masuk ke otak, hehehe" ucap gadis itu sembari menunjuk-kan gigi-nya yang rapih.

Begitu pula dengan Mauli, ia pamit langsung ke kampusnya.

***

Sampai di sekolah, Rica berpamitan kepada kakak bawel-nya itu. Setelah berpamitan, Rica langsung menuju kelasnya. Di sepanjang koridor banyak sekali yang berteriak histeri,s karna Rica yang cantik bak bidadari lewat depan mata mereka.

Cantik banget!

Eonnie Rica kiyowo!

Hampir diabetes gue

Alay! Manis kagak

Iya-nya, manis mah kagak. Coba aja jilat pasti asin hahaha!

Yaa begitulah desas desus nya, Rica menganggap itu hanya angin lewat.

Ia terus berjalan dengan langkah tegap, wajah datar, dan mata tajam.

Sesampai-nya dikelas, ia duduk dengan anggun. Menunggu murid-murid yang lain datang, ia memutuskan untuk tidur diatas lipatan tangan-nya.

Bell tanda masuk berbunyi, Rica mengabaikan hal tersebut.

Guru yang mengajar kelas ini datang, "Selamat pagi anak-anak!" Ujar-nya dengan senyuman.

"Pagi juga, bu."

Cold girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang