Sore itu, Alma menghabiskan
Waktunya untuk bermain bersama teman-temannya
Disebuah tanah kosong
Yang sudah lama ditinggalkan
Pemiliknya karena tanahnya
Yang sudah tidak subur
Untuk dijadikan Ladang
Bercocok tanam."Apa kalian tahu, dulu, ladang kosong ini adalah salah satu
Tempat pemujaan setan. Ladang
Kosong ini, merupakan salah satu bagian dari hutan Wokea.
Mereka menaruh sajen setiap
Malam jumat disini. Kadang juga
Di jantung hutan. Kalian lihat
Tanah yang menghitam itu,
Itulah buktinya."Jelas Alma meyakinkan
Keempat temannya. Semakin
Lama pikirannya semakin
Dikotori oleh perspektif
Ketakhayulan. Ia semakin percaya anggapan tidak rasional.
Ia mempercayainya sepenuhnya.
Tanpa memikirkan kebenarannya.Teman Alma yang lain hanya
Mendecak kesal. Setiap kali
Bermain, Alma terus berbicara
Ihwal khayalan yang ia buat.
Mereka sudah jengkel dengan
Sikap Alma, yang semakin hari
Semakin menjadi."Dengar ya Alma, kami sudah
Capek mendengar ocehan tidak
Berhargamu. Jangan pernah
Percaya hal itu lagi Alma. Dasar
Anak aneh."Kata Yurie, teman Alma yang
Paling judes dan pemarah."kenapa kau bicara seperti
Itu pada Alma, apa kau tahu
Kau menyakiti hatinya? "Jawab Angela mencoba
Membela Alma."Tapi Yurie benar, desa kita
Adalah desa yang damai Angela,
Dan kehadiran dia, sudah
Merusak semuanya. Dengan
Khayalan dan takhayul yang
Ia buat, semakin membuktikan,
Bahwa Almaera Sinucia, memang anak yang aneh."Kata Sindore menimpali.
"Tapi kan Alma,"
"Sudahlah Angela, untuk apa
Membela Alma? Atau jangan-
Jangan, kau sudah diguna-guna
Oleh dia...haha" ucap Yurie yang membuatnya dan Sandore tertawa puas."Cukup, cukup Yurie! Kau sudah
Kelewatan." bela Angela.Air mata mulai menetes
Membasahi pipi lembut Alma.
Ia menangis sesenggukan.
Sungguh sangat sakit hatinya saat itu."Sudahlah Alma, jika kau masih
Terus percaya pada hal-hal berbau takhayul semacam itu,
Bermain saja sana kau dengan
Hantu. Kami tidak mau lagi
Bermain denganmu dasar
PENGKHAYAL ANEH."Ejek Yurie yang semakin
Membuat Alma terpuruk.Alma pergi meninggalkan mereka dengan air mata yang
Terus tumpah. Angela berusaha
Mengejar."Alma, Alma tunggu! Jangan dengarkan mereka. Mereka hanya orang yang suka menghina orang lain. Ocehan
Mereka jangan kau dengarkan."Kata Angela berusaha menenangkan hati Alma.
"Sudahlah Angela, Yurie benar.
Kau seharusnya tidak berteman
Dengan orang aneh sepertiku.
Pergilah, nanti kau juga akan
Bernasib sama sepertiku jika
Terus ada di dekatku."Balas Alma yang sudah putus asa.
"Tapi Alma, itu tidakk,,"
"Sudahlah Angela, pergi! Tinggalkan aku sendiri."
Alma seketika berlari menjauh
Dari angela. Ia malu dan merasa
Terhina. Pandangan Angela
Tak putus pada langkah Alma
Yang dipayungi kesedihan.Angela adalah teman paling dekat Alma. Ia selalu menemani
Alma disaat temannya yang lain
Sibuk menilai buruk diri Alma.Ia selalu mendengarkan khayalan Alma. Ia hanya mengangguk kecil saat Alma
Menceritakan hal-hal aneh dan
Tidak masuk akal padanya. Angela adalah sahabat terbaik."Alma,"
Air mata mulai meleleh dari
Mata Angela. Ia prihatin pada Alma. Alma hanya gadis biasa
Yang mempunyai kesenangannya sendiri.Meski Berlawanan dengan pola
Pikir masyarakat kebanyakan,
Tapi hal itu seharusnya tidak boleh dijadikan Sebagai bahan
Olokan apalagi dengan niat
Menjatuhkan orang lain.~ ~ ~ ~ ~
"Alma, habis dari mana kamu
Nak? " tanya ibunya.Pertanyaan ibunya tidak digubris Alma. Alma masih tetap
Diam membisu sambil menahan
Isak tangisnya."Kamu kenapa? Alma kenapa
Kamu menangis? " tanyanya lagi, semakin penasaran."Aku tidak apa bu,"
Jawab Alma singkat sambil
Bergegas masuk ke kamarnya
Untuk menenangkan diri.Alissa mengikuti putrinya ke dalam kamar.
"Alma, kamu kenapa? Ada masalah? Ceritakanlah! "
Bujuk ibunya sambil mengelus
Punggung Alma."Apa menurut ibu, aku itu aneh?"
Alma sudah mau agak terbuka.
"Kenapa kamu bilang seperti itu?
Siapa yang bilang kamu aneh, nak? " tanya ibunya sedikit kesal."Teman-temanku bu, mereka mengataiku aneh, karena aku ceritakan, tentang pemujaan setan yang dilakukan dulu di ladang kosong tadi bu."
Jelasnya sambil memeluk lutut dengan kedua tangannya.
"Huhh,,"
Kini, Alissa memaklumi sikap
Teman-temannya pada Alma. Alma yang terlalu agresif terhadap hal mistik pasti membuat teman-temannya kesal. Mereka takut terpengaruhi oleh kata-kata Alma."Sayang, dengarkan ibu, kamu tidak aneh. Kamu istimewa, kamu yang terbaik. Tapi, mereka meledekmu karena ulahmu sendiri."
Jelas Alissa mencoba mengingatkan.
"Ulahku sendiri? Maksud ibu? "
Tanyanya agak kesal.
"Iya, kau tidak boleh berbicara
Tentang takhayul lagi Alma, ini demi kebaikanmu. Kau tahu kan,
Warga desa disini, tidak pernah sekalipun percaya takhayul. Tolong Alma, hentikan semuanya."Jelasnya menegaskan dirinya, agar Alma mau mengerti.
Air mata kembali terurai di mata Alma. Dia berfikir ibunya
Tidak membelanya. Ia berfikir,
Ibunya sama saja, menyalahkannya."Ibu sama saja seperti mereka."
Katanya kesal.
"Tapi nak, ini demi,,"
"Sudahlah bu, biarkan aku
Sendiri, Pergilah."Kata Alma. Ia membalikan badannya. Ia sedikit kecewa pada ibunya. Walaupun Alma
Tahu, apa yang ibunya bilang,
Adalah untuk kebaikannya.Akhirnya, ibunya mengalah.
Alissa membiarkan Alma sendiri. Ia ingin anaknya tenang dulu. Sampai hatinya tenang, ia akan masuk lagi."Baiklah, tenangkan dulu hatimu. Ibu akan keluar. Jangan
Membenci ibu ya, Alma."Alissa keluar dengan perasaan
Sedih yang masih bergejolak.
Ibu mana yang bisa tahan melihat anaknya seperti itu.Sesaat sesudah ibunya keluar,
Alma kembali menumpahkan
Emosinya dengan tangisan. Tangisnya semakin menjadi. Karena ia tidak bisa melakukan
Apapun selain menangis.Sekejam apapun perkataan orang
Tentangmu, ingatlah bahwa Tuhan tidak tidur. Ia akan selalu
Menolongmu dan mengasihimu
Sampai kau sadar, betapa besarnya keagungan tuhan.Sepucuk surat dari ayahnya
Sedikit menenangkan hati Alma.
Alonso mengirim surat itu melalui celah pintu kamar. Memberi sedikit motivasi untuk
Alma agar bisa kembali bangkit."Terima Kasih, Ayah."
Katanya sambil meregangkan
Surat itu di dadanya.Dilanjut yaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
TERRA INCOGNITE : The Mystery Of Witch
Fantasy~Slow Update~ Almaera sinucia, seorang perempuan pengkhayal yang hidup ditengah masyarakat yang sama sekali tidak pernah percaya khayalan dan takhayul. Kenyataan itu membuatnya harus mengubur semua takhayul yang ia percayai, kecuali satu, tentang pa...