Author Pov
Hari semakin sore, dan hujan pun masih belum mereda pemuda itu berlari tak peduli akan tetesan-tetesan air yang berasal dari langit itu membasahi kemeja hitamnya. Sesekali dia tak sengaja menabrak pundak orang-orang yang menghalangi jalannya, jalanan Myeongdong memang jam segini ramai pejalan kaki. Pemuda itu masih berlari mengejar seseorang yang sedang berdiri dibawah 'traffic light' yang berjarak lumayan jauh darinya,
'beannie itu...'
Beberapa langkah lagi dia akan mendapat jawabannya. Akan tetapi, lampu merah menyala para pejalan kaki bergerombolan menyebrang jalanan sambil membawa payung masing-masing, saat akan melangkah kembali lampu merah tergantikan dengan lampu hijau, dari tempat ia berdiri mencari-cari seseorang yang memakai 'beannie' berwarna abu-abu yang ia maksud namun, hasilnya nihil ia tak dapat menemukannya. Hujan sudah berganti dengan gerimis kecil, ia memutar tubuhnya dan bermaksud kembali ke toko yang tadi ia datangi. Sambil berjalan ia menunduk lalu menghelakan napas panjang,
"yoongi hyung? Apa aku salah lihat? Tapi beannie itu,-".
.
.
.
.
.
.
.
'
'
.
.
Doyoung POV
Semenjak malam itu, aku tidak bisa berpikir jernih apa yang sesungguhnya terjadi dengan wu yifan, luka tusukan dengan cutter berdarah yang disembunyikan di balik sakunya dan juga tali tergantung dan kursi tergeletak dibawahnya. Tak ada petunjuk lainnya. Saat kutanya pada tim forensik mereka berkata "semua bekas atau tanda-tandanya hanya menuju pada wu yifan, seperti, sidik jari pada cutter, pada kursi, tali dan juga gagang pintu masuk. tak ada orang lain selain korban itu sendiri jika ini kasus pembunuhan si pembunuh pasti sangatlah pandai dalam hal ini karena semua hal yang dilakukan sangatlah bersih." Pada awalnya aku berpikir bahwa wu yifan akan melakukan bunuh diri dan pergi ke tempat ini. Tapi, tusukkan cutter yang berada di dadanya itu membuatnya seperti orang yang di bunuh, dan membuatku berpikir dua kali-oh mungkin tiga kali?. saat aku berpikir keras tentang kasus ini leher belakangku merasakan sesuatu yang dingin dan itu membuatku langsung aku menoleh kebelakang.
"Oh, Jae.. sejak kapan kau disini? Bukankah kau sudah pulang tadi?" kataku lalu membuka minuman kaleng yang diberikan jaehyun barusan.
"pulang? siapa? aku?, eiy.. aku hanya ingin membeli minuman ini, kenapa? Kau merindukanku?"
"Ckk.. yang benar saja merindukanmu? Lebih baik aku menjadi botak memikirkan kasus ini daripada merindukanmu. Jika kau sudah pulang aku hanya akan merasa jauh lebih baik jika kau tak berkeliaran di sekitarku, kau tau aku sudah bosan melihat wajahmu setiap hari."
"so? Apa saja yang sudah kau dapatkan?". Jaehyun mengambil kursinya dan mendudukinya tepat di sebelahku lalu meneguk minumannya. "Nothing, hanya saja, aku tidak menemukan apapun. Selain wu yifan adalah bukan nama aslinya". Disebelahku Jaehyun duduk tak tenang sambil mengotak-atik komputer yang sedari tadi ku nyalakan langsung menoleh padaku, "jadi menurutmu, selama ini wu yifan adalah nama samaran?". Tanya Jaehyun, aku yang ditanya hanya menaikkan kedua bahuku "jika orang biasa mungkin akan menganggapnya hanya identitas samaran atau sebatas nama populernya", yang mendengarkan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.
"jae, apa kau punya fotonya?" tanyaku.
"foto siapa?"-jaehyun
"wu yifan-_-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Into The Wrath | Doyoung ft. Yoongi (suga)
Fiksi Penggemar°Summary° •bermula dari pembunuhan bermotif acak sampai kenyataan pahit yang mau tak mau di terima oleh Doyoung dan Yoongi, dimana mereka harus terseret dengan naas ke dalam masalah tersebut• WARNING!!! Thriller moment sadis. sebenarnya bukan FF yao...