CAN I NOT MARRY ✔️

Bab 10 - Kebiasaan pernikahan

Bab 10 - Kebiasaan pernikahan

Tidur sampai fajar, Du Lei Si mengusap dan menepuk bantalnya, lalu dengan mata tertutup dia dengan nyaman menepuk mulutnya beberapa kali.

Bantal hari ini agak sulit, tetapi cukup fleksibel.

Bantal ini agak besar, tapi juga sangat hangat.

Hari ini ......

''Ah!''

Seperti babi mati yang melolong di atas bukit, dia membangunkan Lian Jun yang sedang tidur, lalu dia melihat Du Lei Si memeluk dirinya sendiri dengan ngeri, mulutnya masih meneteskan air liur.

Dia tidak bisa membantu tetapi melengkung bibirnya: '' Bangun? '

''Tidak bangun, tidak bangun ...' 'Presiden tersenyum! Du Lei Si menelan ludahnya, dia mulai self-hypnosis, ''Ini adalah mimpi, ini adalah mimpi, itu pasti mimpi ......' '

'' Apa yang kamu bicarakan? '' Lian Jun terutama suara nyata terdengar di telinganya.

Surga, bumi, ah, mengapa bahkan dalam mimpinya, Presiden menolak membiarkannya pergi? '' Ini adalah mimpi, ini adalah mimpi ...... '' Du Lei Si terus bergumam pada dirinya sendiri, lalu dia menutup matanya dan kembali tidur.

Dia percaya bahwa/itu ketika dia membuka matanya lagi, mimpi buruk akan berakhir.

Namun, sebuah tangan tiba-tiba menyentuh kepalanya, panas yang hangat dari kepalanya sangat nyata.

Bukankah mimpi buruk ini agak terlalu realistis?

Du Lei Si tiba-tiba merasa dia disambar petir, sepertinya kemarin ......

Dia membuka matanya dan melihat Presiden yang tersenyum, dan dengan lembut bertanya: '' Apakah saya ...... bermimpi? '

Lian Jun menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum.

Ledakan

Hati kecil Du Lei Si yang rapuh tidak tahan dengan pukulan besar seperti itu, dia berada di ambang kehancuran.

Surga! Tadi malam dia melakukan sesuatu yang tidak termaafkan dengan Presiden? Dia benar-benar tersenyum! Dia sangat marah sampai dia tertawa! Hari-hari ini berinteraksi dengan Presiden, Du Lei Si sangat merasakan bahwa/itu senyum ini sangat aneh, sangat berbahaya dan sangat licik.

Kemudian, dia pindah dari Lian Jun dan meringkuk di sudut mobil kemudian putus asa melambai: '' Aku ...... aku tidak bermaksud memelukmu ...... kemarin aku mabuk .. .... ''

'' Dimasak? '' Lian Jun terkejut dan senyum di wajahnya menegang.

Du Lei Si mengangkat tiga jari dan bersumpah: ''Saya tidak menipu Anda, saya mabuk kemarin, saya tidak ingat apa-apa. Apa ...... apa pun yang saya lakukan atau katakan, jangan tersinggung ... '' Presiden Jian tolong jangan menyimpan dendam! Du Lei Si berdoa di dalam hatinya.

Namun, wajah Presiden masih sangat tenggelam.

Du Lei Si cepat berteriak, penuh dengan keluhan: '' Jangan marah, kemarin ...... saya tidak ingin minum begitu banyak ...... ''

'' ...... ''

'' Paling banyak ...... Paling banyak, lain kali saya tidak akan banyak minum minuman keras ...... ''

Presiden akhirnya meledak: '' Apakah Anda masih ingin memiliki waktu berikutnya? '

Jangan pernah berpikir tentang itu!

Realitas yang kejam sekali lagi membuktikan bahwa/itu perlawanan itu berumur pendek, dan penindasan yang belum terguncang selama seratus tahun telah terguncang. Setelah perubahan singkat, Du Lei Si yang malang akhirnya didorong ke jurang penindasan.