two%

432 32 8
                                    


Taemin menerjap-nerjapkan matanya bangun dari tidurnya, mencoba bangun dari tidur tengkurap nya. Akh ya sial! Badanya serasa remuk semua, Taemin mengeluh sakit di tengkuknya, seperti terkilir. Pikir Taemin.

"Aakhh... sial, tubuhku sakit semua." Lirih Taemin berdesis

Taemin rubah posisi tidurnya menjadi terlentang.

"Ah, lega."

'Ceklek'


"Bangun bocah, kita latihan hari ini." Kibum memasuki kamar Taemin. Kemudian melemparkan Map kepada Taemin.

"Huh, ini apa hyung?" Tanya Taemin bingung. Sambil menerima pemberian Hyung ya itu.

"Aku malas menjelaskannya, kau baca sendiri. Dan cepat bersiap pergi ke Dance Room kalau kau tak ingin Jonghyun memukul kepalamu."  Ujar Kibum langsung pergi menutup pintu kamar Taemin.

"Apa si ini." Ujar Taemin penasaran membuka Map tersebut.



Kepada : Lee Taemin

Mulai besok jatah keluarmu, Akan kami BATASI.

Tertanda : SM Entertainment.




"Bangsat."

****

'Plakk!'

"Yaa! Wae?! Kenapa hyung memukulku?" Taemin mengiris kesakitan saat Jonghyun memukul belakang kepalanya keras. Ia tak tau apa salahnya, tiba tiba seperti ini.

"Bocah tengik! Gila! Apa yang kau lakukan semalam hah?!, Kau sungguh memalukan." Jonghyun menggretak keras deretan giginya, menatap Taemin tajam tentunya.

"Kau kenapasih hyung? Aishh sakit kepalaku." Ujar Taemin lalu sedikit melirihkan suaranya.

"Jawab pertanyaanku bodoh!"

"Aku hanya pergi ke Club malam. Kenapasih? Bukannya hyung juga pernah kesana?"

"Kenapa kau selalu saja tak mengerti apa yang aku ucapkan?! Cih, hyung. Urusi dia, aku muak." Tutur Jonghyun langsung pergi sambil mengehentakkan kakinya keras keluar dari Dance Room.

"Loh, Jjong? Mau kemana? Kita belum mulai." Kibum baru masuk ke ruang Dance menghentikan langkahnya di depan pintu begitu melihat Jonghyun akan keluar dari ruangan ini.

"Kalian ber-empat saja. Aku muak, awas." Jonghyun langsung mendorong pelan Kibum untuk menepi memberinya jalan keluar.




"Oke, kau berulah apa lagi. Tae?" Kibum langsung menghampiri Taemin yang duduk di Dance Room ini sambil mengelus-elus belakang kepalanya dengan rintihan pelan, namun masih dapat di dengar.

"Aku berbuat apa, hyung?. Aku tak tau letak kesalahan ku, tapi tiba-tiba Jonghyun hyung memukul kepalaku." Bela Taemin masih belum tau akan kesalahannya.

"Anak ini sudah sangat gila, hyung." Minho akhirnya angkat bicara setelah lama terdiam di sudut ruangan.
"Aku usul, jika dia ingin bepergian. Sewakan Pengawal ." Sambungnya

"Yak!! Wae?!! Kau apa-apaan hyung!!" Taemin sontak tak terima akan ucapan Minho barusan.

"Aku sependapat dengan Minho." Ujar Kibum mengangguk.

"Betul juga." Jinki akhirnya ikut mengangguk.

"Yak! Hyung, jangan terpancing dengan ucapan Minho hyung itu." Ujar Taemin memelas kepada Jinki.

"Tapi apa yang di ucapkan Minho ada benarnya, Tae." Balas Jinki sambil menatap Taemin.

Taemin menghela nafasnya kasar menatap para hyungnya dengan tatapan kesal. Taemin tidak bisa bergaya bebas lagi. Pikir Taemin. Mungkin.







"Besok aku pintakan kepada Depyeonim untuk mengrimkan Pengawal, untukmu. Taemin." Jinki finally.











Taemin mengacak-acak rambutnya kasar. Taemin rasa tak adil baginya bila begini. Ia bakal tidak bisa lagi bebas. Sial.











"Argh!! Kenapa para hyung-ku sama sekali tak ada yang memperduli dengan perasaanku?!"














-TBC-

berandal ; taeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang