Orang bilang ketika jatuh cinta pancaindera kita tumpul. Semua kabar buruk hanya numpang lewat di telinga, gambaran visual hanyalah efek halusinasi, dan logika hanyalah pengganggu yang harusnya tak ada. Tapi aku bertanya-tanya, apakah situasi itu sifatnya tebang-pilih seperti kampanye calon presiden belakangan? Apakah semua orang mengalami standar-ganda-ingin-kejujuran-sekaligus-tak-ingin-mendengarnya selain aku?
“Tapi Ndu, gue kepo deh. Lo beneran cinta sama dia? Siapa namanya gue lupa?"
"Abhi." terdengar suara yang familier.
"Kilat banget pedekatenya kek Shinkansen!”
Lalu tawa terbahak-bahak membahana.
“Itu pertanyaan yang jahat.” kata sebuah suara yang familier itu lagi. “Cinta itu apa sih? Gue nggak paham.”
“Lah, lo macarin Abhi kenapa kalau nggak cinta? Terus gebetan lo yang kemarin gimana? Gila lo, semua cewek dibaperin!”
Sekali lagi, tawa lebar yang riuh rendah membahana.
“Yang kemarin udah mau nikah, bro. Lo pikir ngapain gue cari yang lain kalau dia masih terjangkau? Lo kan tahu, gangguin hubungan orang itu nggak asyik.”
“Tunggu-tunggu, jadi lo jadian sama Abhi karena...?”
“Ya coba-coba aja, daripada jomblo. Lumayan kan ada temen kondangan. Siapa tahu cocok. Biar gue cepet move on dari Alia juga.”
“Buset, Ndu!”
"Lah, gue salah gitu? Semua hubungan kan emang awalnya coba-coba. Kalau buat anak tuh yang nggak boleh coba-coba."
"Geblek!"
"Tapi cewek lo kayaknya anak baik-baik, Ndu. Masih kecil ya? Freshgrad?"
"Yaelah, kasihan banget tuh cewek. Masih polos dapetnya orang kayak Randu. Pacaran sama dia sih nggak mungkin cuma gandengan tangan doang atau lurus-lurus aja."
Gelak tawa kembali memenuhi kantin, termasuk tawa renyah dan hangat yang sering memenuhi telingaku belakangan.
Aku bertanya-tanya. Untuk apa aku ke kantin sore ini padahal ini bukan jam makan? Kenapa aku harus kelaparan padahal aku tadi sudah makan seporsi sate taichan? Kenapa aku harus keluar dari pintu belakang sehingga masuk ke kantin dari arah belakang pula? Kenapa aku harus mendengar percakapan pacarku dengan teman-temannya?
Ya, Randu yang jadi rising star di pembicaraan itu adalah pacarku. Dan aku tak tahu banyak tentang dirinya sebelum hari ini.
***
Halo halooo~
Cerita baru lagi niiih. Niatnya mau diupload kalo udah lumayan panjangan. Tapi ternyata aku malas-malasan ngerjain. Jadi aku post aja sekarang biar bisa termotivasi buat nulis. Hahahaa
Jadi, sudah siapkan kalian moveon dari Langit dan Bhisma dan jatuh cinta kepada anak baru aku? 🤭
P.S. siap-siap slow update yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Faced - TERBIT
ChickLitTERSEDIA DI TOKO BUKU - SEBAGIAN BESAR CHAPTER SUDAH DIHAPUS Two faced: (adj) double-dealing, backstabbing, dishonest, hypocritical, etc. Abhi baru saja jadian dengan Randu, seorang senior sales manager perusahaan fintech yang kebetulan menempati ge...