Weight

35 26 14
                                    

Sudah saatnya sekarang aku harus menerima semua kenyataan pahit ini yang begitu sulit untuk aku menghindar nya sampai sampai aku harus berpisah dengan orang orang yang selalu menjagaku, menasihatiku, menemaniku. Walaupun kenyataan ini begitu berat aku jalani dan siling berganti ini Tapi aku yakin akan ada sebuah kado indah yang tuhan berikan kepada suatu saat nanti.

Suasana kelas yang sepi hanya tersisa 4 sahabat ku yang sedang asyik bermain game online di handphone nya dan aku yang sedang merenung kan akan keputusan orang tuaku, tiba - tiba

"Lisa, kamu kenapa sih? Kok akhir akhir ini kamu sering menyendiri, kalo ada masalah bilang dong ke kami kami pasti kami akan bantu kok!"

Mendengar ada seseorang memanggil nama ku dan membentak ku itu malah membuatku semakin sakit

"Maaf Vin aku belum bisa ngasih tau karena ini masalah terbesar yang pernah aku hadapi sebelumnya dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk aku ungkapkan kepada kalian semua" ucap isi hati Lisa yang masih sakit akan keputusan orang tuanya yang membuatnya harus melupakan segala hal konyol bersama sahabat sejatinya.

"Hai, Lisa, Lis, Lis" seraya melambaikan tangan kebawah keatas
persis dihadapan depan muka Lisa

"Hm, he, iya, maaf maaf ada apa ya kok kamu sinis benget ngeliat akunya?" Ucap Lisa yang seolah olah mengetahui isi ucapan yang diungkapkan oleh Kevin pada dirinya.

Kevin hanya ingin memastikan apakah Lisa udah benar-benar sadar atau setengah sadar seraya kembali melambaikan tangannya persis dihadapan depan muka Lisa.

"Hai, hai, udah sadar kamu Lis?"

"Apaan sih? Gak lucu, tau gak sih? kamu tuh sungguh garing!" Ucap Lisa yang otaknya masih 5 Watt saja.

"Udah Lis kamu bilang ajha ke kami kami kalo ada masalah, masa iya sih kamu gak percaya sama sahabat sahabat kamu sendiri"

"Sini


Me Putih HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang