PROLOG

26 1 0
                                    

Jakarta, 2020

Secangkir hot chocolate menemani suasana sore di Jakarta yang sedang turun hujan lebat di luar sana. Satu tegukan berhasil menghangatkan tenggorokannya yang terasa dingin sejak hujan turun dari pagi tadi.

Entah itu pertanda apa hujan terus turun seakan langit sedang bersedih hari ini.

Berita Terkini.

Sebuah pesawat jurusan  Singapura-Jakarta dilaporkan mengalami kecelakaan saat landing. Diduga pilot hilang kendali, dan mengakibatkan beberapa orang penumpang serta kru mengalami luka parah.

Aretha segera mengalihkan pandangan setelah melihat sekilas berita di televisi. Sudah ada tiga puluh menit ia menghabiskan waktu di kantin rumah sakit, setelah ia membuat janji temu dengan sahabatnya, Raina-yang berprofesi sebagai dokter di sini.

Setelah hampir sepuluh jam berkutat dengan pekerjaan kantor, kini ia benar-benar merasa lebih rilex karena suasana kantin yang terbilang cukup sepi. Hanya suara berita televisi dan beberapa orang yang tengah bercengkerama sembari menikmati makanannya.

"Hey, Tha! Aduh, sorry banget nih lama, tiba-tiba tadi ada pasien kritis dan harus segera di tangani" kata Raina, dengan muka lusuhnya.

Aretha tertawa kecil seakan memahami profesi sahabatnya itu yang kelewat sibuk,
"It's okay, udah biasa"

"Jadi gimana? Ada apa? Masih bingung masalah S2?" tanya Raina sembari malahap roti yang tadi ia beli.

"Iya, masih galau, Ray" jawab Aretha lesu.

"Lo...masih nunggu dia?" tanya Raina hati-hati karena ia tahu, itu adalah pertanyaan sensitif untuk sahabatnya.

Aretha hanya tersenyum tipis kemudian kembali terhanyut pada setiap detik hujan turun. Kenapa seakan hatinya ngilu setiap hujan turun tanpa henti. Mengingatkan sesuatu yang selama ini berusaha ia lupakan.

Lantunan nada dari ponsel Raina, membuat Aretha berhenti mengamati makna hujan yang turun tanpa henti ini. Sebelumnya, Raina tersenyum kepada Aretha guna untuk meminta izin mengangkat telepon.

Suster Tia.

"Iya, ada apa?" Tanya Raina.

Entah apa yang dikatakan lawan bicara Raina di telepon, namun dengan cekatan, Raina segera memasukkan handphonenya kedalam saku dan menguncir rambutnya tinggi-tinggi. Aretha yang melihat temannya akan beranjak meninggalkannya menatap dengan tatapan bertanya, yang langsung dimengerti oleh Raina,

"Code Blue"

Paham akan kode tersebut, Aretha hanya mengangguk dan membiarkan Raina pergi. Itu adalah sebuah kode isyarat yang digunakan dalam rumah sakit yang menandakan adanya seorang pasien yang sedang mengalami serangan jantung atau mengalami situasi gagal nafas akut dan situasi lainnya yang menyangkut dengan nyawa pasien.

Walaupun Aretha bukan mahasiswa kedokteran, tapi sedikit-sedikit dia tahu dari drama serial yang selalu di tontonnya.

Memasuki waktu maghrib, Aretha segera beranjak untuk mencari mushola di area rumah sakit.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendapati banyak pasien terluka parah yang datang ke rumah sakit. Dan seketika wajahnya berubah pucat, jantungnya seakan berhenti, ia meletakkan tangan di mulutnya ketika salah satu pintu ambulance terbuka. Dilihatnya, wajah dan tubuh yang penuh darah, membuat hatinya ngilu.

Hampir saja ia kehilangan keseimbangan jika bukan karena ada seorang perawat yang mencoba memapahnya, "Bu, ibu baik-baik saja?" tanya perawat tersebut.

"Sus, ini...ini korban apa ya sus? Kenapa...kenapa banyak banget yang luka-luka?" tanya Aretha mencoba menahan tangis.

"Kecelakaan pesawat di Bandara Nasional Jakarta bu" jelas perawat tersebut.

Aretha segera berlari mengikuti Ambulance Stretcher yang membawa seseorang dengan luka yang sangat parah, tanpa mempedulikan perawat yang mengkhawatirkan keadaannya yang pucat.

Tanpa sadar, air matanya menetes. Dia, seseorang yang selama hampir 4 tahun seakan menghilang dari hidupnya kini menampakkan wajahnya dengan kondisi yang sangat mengerikan.

"Aku pergi nggak akan lama kok. Kalaupun lama, saat balik nanti, yang akan aku cari pertama, pasti kamu. Aku berjanji dihadapan senja, untuk Aretha-ku"

Benar. Itu dia.
Desember yang pernah penuh luka, telah membawa penyebab lukanya kembali.

***

Ambulance stretcher : alat yang digunakan untuk membawa dan memindahkan pasien yang tidak dapat berjalan atau kesulitan berjalan yang akan dipindahkan ke ambulance atau dari ambulance ke rumah sakit.

•••

ENJOY!

- Banjarnegara, 01 Januari 2020.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desember Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang