Leave It

1.2K 165 8
                                    

LEAVE IT

Warning: OOC, TYPOS, CRACKED- PAIR, etc

Pair : SASUHINA

Rate: T+/M

Genre : Romance, Hurt/comfort

Disclaimer: Naruto © Belonging Masashi Kishimoto

DON'T LIKE DON'T FLAME

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T LIKE DON'T COMMENT

Written for Drabble Fanfiction Indonesia 2019

Gadis berambut indigo itu duduk dengan gelisah di sebuah meja restoran Italia yang terkenal di Konoha. Kedua tangannya saling bertautan di depan wajahnya. Ini bukanlah kencan pertamanya dengan pria asing yang ia kenal dari sosial media, tapi rasa mendebarkan itu hampir sama.

Ia menoleh ke samping kanan, seorang laki-laki berambut dark blue jabrik dengan wajah yang datar terus memeperhatikannya melalui sudut matanya. Sementara itu di hadapannya seorang gadis berambut merah mudah terus berbicara sambil menikmati makanannya.

Hinata mengeluarkan ponselnya dan mengetikan sesuatu.

Laki-laki berambut gelap yang memperhatikannya pun mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja.

Hime: Idemu benar-benar gila, untuk apa kita duduk masing-masing seperti ini, Sasuke?

Laki-laki yang dipanggil Sasuke itupun menyeringai kecil lalu membalas pesan dari Hinata.

Sasuke: Karena hanya kau yang memiliki masalah dengannya, jika aku duduk bersamamu, dia akan merasa terintimidasi.

Hinata menghela napas dan kembali menautkan tangannya yang mulai basah oleh keringat. Tak lama kemudian terdengar suara bel dari arah pintu masuk. Hinata menggigit bibir bawahnya, ia nyaris menahan napas saat melihat laki-laki bertubuh jangkung dengan rambut secerah matahari itu berjalan menghampirinya.

"Hey Hinata, apa kabar?" Tanyanya ramah saat sudah duduk di depan Hinata.

"Aku baik," jawab Hinata singkat.

Naruto tersenyum. "Kau sudah tidak gugup lagi saat berbicara denganku." Terlihat kerinduan akan masa-masa dulu pada mata biru Naruto. "Ada apa kau mengajakku bertemu?"

Hinata semakin gugup, namun ia menguatkan hati dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya pada Naruto.

Naruto mengambil benda -undangan- itu sambil mengangkat alisnya. "Kau... akan menikah dengan Sasuke?" Hinata mengangguk pelan. "Kenapa? Bukan kah kau sudah berjanji akan menungguku?"

Air mata Hinata nyaris keluar namun ia segera memejamkan matanya. "Maafkan aku Naruto-kun, kau tidak pernah memberikan kepastian padaku, kau hanya membiarkan aku menunggumu tanpa tahu kapan kau akan benar-benar mencintaiku. Dan... aku menyadarinya, selama ini teman masa kecilku -Sasuke- yang selalu memberikan semua kepastian yang ingin kudapatkan darimu."

Hinata pun bangkit tanpa menunggu respons Naruto, ia sudah tidak kuat lagi melihat orang yang pernah ia cintai begitu dalam -namun tidak pernah bisa benar-benar mencintainya, memberikan jawaban atas undangan yang ia berikan.

Memang seberapa jahat hati orang itu? Ah ya meninggalkan Hinata ke luar negeri dengan alasan untuk berkuliah dan memberikan ribuan angin segar tanpan pernah memberikan kejelasan pada hubungan mereka.

Sasuke datang dari belakang Hinata dan merangkul bahunya. "Mudah bukan?"

Hinata mengembuskan napas lega. "Entahlah, aku tidak bisa menyebutnya mudah, tapi aku merasa lega." Hinata tersenyum pada Sasuke. "Bagaimana dengan Sakura? Dia terlihat baik-baik saja padahal dia begitu mencintaimu."

"Dia sudah kuberi tahu sejak beberapa bulan lalu saat melamarmu, ia tidak terlalu kaget, pertemuan tadi pun bukan membahas pernikahan kita. Dia hanya ingin menghabiskan waktu terakhir kalimya denganku."

"Souka."

"Jadi bagaimana? Kau siap menikah denganku... minggu depan?" Tanya Sasuke dengan senyuman lembut pada wajahnya.

"Kapanpun kau meminta, aku akan siap," jawab Hinata sambil memeluk lengan Sasuke dan berjalan meninggalkan restoran tempat pertemuannya dengan Naruto dan Sakura.

The End

Leave ItWhere stories live. Discover now