Rencana itu tersusun rapih..
Mental itu telah siap walau..
Sakit akan mendera setelahnyaWaktu terus berjalan seiring kaki ini melangkah..
Sampai pada akhirnya
Waktu itu seakan melambat
Bahkan terbilang.. berhenti.Entah angin apa yang berhembus
Tubuhku membeku.. mematungMata ini tetap melihat karya indah Tuhan yang ingin ku jauhi.
Mata ini tetap melihatnya yang masih tak bergeming..
Entah kapan retina kita bertemu
Entah kapan jejak air mata tergambar jelas di wajahkuKumohon..
Mengapa mata ini enggan beralih??Pikiran yang ku isi rencana apik tuk menjauh..kini hilang
Jauh waktu berlalu
Mengapa hati sekarang yang mendominasi?Terlonjak kaget..
Iya..
Pandangannya kini menundukBaiklah..
Terimakasih hati..
Karena telah mendominasi diriku tadi
Sekarang ku tahu bagaimana rasanya tersenyum kecut.
Miris..
Memang..Ketika melihat senyumnya mengembang melihat ke arah lain.
Bukan diriku sumbernya
Helaan napas ku lakukan tuk menanggapi betapa bodohnya aku.Hanya Tertawa miris setelahnya
Karena kebodohan yang telah ku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata-Kata Mutiaraku [SUDAH TERBIT]
Random[SUDAH TERBIT] #2 bangkit [30/10/2020] --------------------------------------------------- Hanya serangkaian kata yang menjadi satu karena terikat dengan sang waktu. Hanya, bukan berarti tidak menarik. Kata-kata yang penulis tuang sangat mewakili pe...