prolog

47 9 0
                                    

Bel berbunyi sangat nyaring pada seluruh penjuru sekolah. Menandakan waktu pelajaran telah usai.

Koridor SMA Nusantara di penuhi oleh lautan para siswa yang berlalu lalang, untuk bergegas pulang menuju rumahnya masing-masing.

"Ganzie! ". Ucap perempuan bertubuh mungil dengan rambut yang menjutai hingga sepunggung.

Ia mengundang temannya yang hendak menuju parkiran motor, bersama teman laki-lakinya yang lain.

"Eh... Cassa, napa?" Tanya laki-laki yang bernama Ganzie tadi melengak dan langsung di ikuti oleh teman-temannya.

"Aku boleh numpang nggak sampe depan komplek? Mamaku nggak bisa jemput soalnya. " Pinta Cassa dengan memerhatikan satu per satu laki-laki di depannya.

"Enak aja main nyuruh-nyuruh! Lo kira Ganzie kang ojek!" Celetuk laki-laki di sampingnya.

"Mmm... Soalnya, uang aku udah abis, jadi nggak bisa naik bis. Boleh ya Ganzie, nanti bensinnya aku ganti kalo udah nyampe rumah!" Mohon Cassa dengan menyatukan tangannya kedepan.

"Nggak bisa. Habis ini kita ada acara. Dan nggak boleh ada yang nggak ikut!" Ujar laki-laki itu lagi.

"Udah Nov, Lo semua pada ke basecamp dulu aja. Ntar gua nyusul. Kasian ni cewek kalo sama yang nggak di kenal suka nangis sendiri. " Ucap Ganzie pada pria ber-hoodie abu-abu yang tak lain bernama Nova tadi.

"Ck! Manja. Yaudah deh, buruan ye. Gawat darurat nih. Bisa stres gue mikirin ginian" Suruh Nova pada Ganzie dan melihat malas perempuan di sebelahnya.

Setelah di angguki kepala oleh Ganzie, mereka semua pada menaiki motor-motor besarnya. Ada yang bonceng, ada juga yang menumpangi motornya sendiri.

Cassa melihat pria yang bernama Nova tadi yang sedang diboncengkan oleh temannya. Ia sempat berpikir, belum pernah ia melihat wajah tersebut, terkesan langka.

Dengan sifat yang dingin, namun bercampur dengan tingkahnya yang humoris saat ia berbicara.

Ia tersenyum kecil melihat punggung tegap itu hilang di telan banyaknya siswa berlalu lalang.

"Dia emang begitu sifatnya, tapi aslinya care kok. Tinggal kitanya aja yang kudu paham sama sifatnya!" Ucap Ganzie membuyarkan lamunan Cassa di sebelahnya.

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang