01

38 7 0
                                    

Perempuan bertubuh mungil itu berjalan melewati koridor sekolahnya. Sesekali menyapa beberapa siswa yang di kenali olehnya.

Suasana pagi itu, belum cukup orang berdatangan. Maklum jam masih menunjukan pukul 6 pagi. Jadi biasa, siswa SMA Nusantara berangkat sekolah mepet jam masuk.

Namun ada juga yang berangkat pagi-pagi buta, dan salah satunya adalah Cassa.

Macam pak kebon aja, mau buka pager. Neng?

Ia menelusuri lorong yang hendak menuju kelasnya. Yaitu, kelas 11 Ipa 2. Cassa merupakan murid yang sedang-sedang saja.

Maksudnya, tidak pintar-pintar amat, dan tidak terlalu bodoh.

Ia pun, juga bukan most wanted, yang seperti di ceritakan oleh para perkumpulan anak-anak gosip di sekolahnya.

Setelah sampai di kelasnya, di buka lah buku yang berisikan pr semalam. Ia meneliti kembali pekerjaannya, supaya tidak ada yang salah. Sebab, ia sangat takut pada guru pelajaran ini. Siapa lagi kalo bukan guru fisika.

"Woii! Rajin amat lo, tuyul." Ucap perempuan di sebelahnya yang mengagetkan Cassa.

"Ampun deh, kamu itu sukanya ngagetin aku aja. Untung aku bukan penderita penyakit jantung!" Ucap Cassa sedikit kesal sebab ia di kagetkan plus bukunya tercoret oleh bolpen yang di pegangnya.

"Sans elah. Abis lo kalo udah nyampe kelas bawaannya cepet-cepet buka buku aja, ampe bosen gue ngeliatinya." Celetuk Elma sambil meletakan tas nya di bangkunya. Ia teman satu meja sama Cassa plus sahabatnya sejak kelas 7 smp.

"Aku cuma neliti pr ku doang kok, emang salah ya?" Ucal Cassa dengan memerhatikan bukunya kembali.

"Serah lo deh. Anak rajin selalu benar."

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.45. Menandakan upacara akan segera di mulai. Terlihat segorombol anak laki-laki melintas di depan kelas nya dengan berlarian.

Sontak semua murid di dalam kelasnya, berhamburan keluar kelas untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Woi anak Bima Sakti kesini, mau nyerang yang kemarin"

"Udah ayo bantu bos, gercep elah!"

"Iya-iya bentar, nasi gue belom abis mamat"

"Ah kelamaan lo, buruan!"

"Iye-iye nih udah abis nih!"

Cassa memerhatikan beberapa temannya yang membicarakan perihal masalah di luar, sepertinya akan terjadi tawuran dadakan di luar sana.

"Eh, Sa. Liat nyok! Kayaknya bakal ada tawuran deh." Ucap Elma dengan menarik tangan Cassa.

"Nggak mau ah, aku takut."

"Alah nggak usah takut, kita liat nya nggak deket-deket kok!"

Belum sempat Cassa ngomong, Elma sudah menarik kembali tangan Cassa, sehingga ia pasrah di bawa Elma kemana.

Di sepanjang perjalanan, banyak murid-murid yang berlalu lalang ingin melihat tawuran itu.

Setelah sampai di gerbang, Cassa melihat anak Nusantara yang berjumblahkan lebih dari 10 itu berjejer menghadap depan sekolah. Gerombolan itu bisa di bilang banyak, bahkan jika di hitung bisa sampai 2 kelas saking banyaknya.

"Mau apa lo, datang kemari? Belum puas gue kalahin kemaren?" Ucap laki-laki yang berdiri paling depan di antara anak SMA Nusantara.

"Gue masih belum terima, kalo lo udah ambil wilayah utara buat tempat lo!" Sahut laki-laki lagi yang berdiri paling depan, anak itu memakai almater SMA Bima Sakti.

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang