Chapter O1

381 61 25
                                    

Lai Guanlin membutuhkan seseorang.

Setelah tragedi dicampakkan kekasihnya minggu lalu, well.. Guanlin tak begitu berharap banyak dan merasa sakit hati. Toh, ia memang berencana memutuskan gadis itu secepat nya.

Dan, disinilah ia. Berdiri didepan perpustakaan tua sambil menatap layar handphonenya yg menunjukkan peta digital, ditengah kota. Sejujurnya, Guanlin tak begitu menginginkan hal ini, dan lebih memilih untuk menertawakan ke idiotannya.

Berawal dari keisengan nya menyusuri sebuah situs internet pada tengah malam dan bertanya pada beberapa orang terkait hal yg sedang dicarinya.

Ia terdiam, memikirkan sesuatu tentang tindakan yg sedang ia lakukan sekarang. Seketika sekelebat ingatan tentang kejadian tempo hari memenuhi kepala nya.

...
...

Dua hari yg lalu..

Seorang gadis berparas cantik sedang berlari menembus kerumunan orang yg sedang berlalu lalang. Nafas nya terengah-engah. Kedua tangan nya menyatu dan terangkat ke atas dadanya dengan mulut yg tak berhenti berkomat-kamit, berdoa kepada dewi pertiwi.

Tatapan nya melega begitu sampai didepan pintu berwarna putih dengan ukiran kayu yg terlihat elegan. Tangannya terangkat untuk membuka knop pintu. Nafasnya tersekat. Kelegaan nya yg sesaat mendadak hilang.

"Kupikir kau tak akan datang." Ucap namja itu skartis sambil bersidekap dengan angkuh.

Gadis itu berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil berdeham. "Sepertinya aku tak pernah berkata seperti itu." Ucap gadis itu dengan nada menantang setelah berhasil menenangkan dirinya, lalu berkacak pinggang.

"Huh, kau sedang menantang ku Tzuyu?" Namja itu menekankan kalimat terakhir nya, sambil menampilkan senyum mengerikan lalu menarik dagu gadis didepannya.

"Tentu. Kau mau apa huh?" Balasnya kesal.

"Kau ini-"

"Chan, ada siapa didepan?" Ucap suara berat seseorang dari belakang punggung namja itu.

"Bukan siapa-siapa." Ucap namja itu sambil tersenyum semanis permen kapas.

Tzuyu menjitak kesal dahi namja didepan nya itu.

"Kau menyebalkan. Aku tak habis pikir kenapa aku bisa bertahan dengan mu." Gadis itu menggerutu kesal.

"Bisakah kalian berhenti berhenti bermain drama nya dan masuk kedalam? Sepertinya perutku mulai terasa mual." Ucap namja tadi sinis.

Dengan sekejap Tzuyu dan Chanyeol menatap Guanlin dengan senyum lebar. "Tentu." Ucap mereka berdua serentak lalu bergandengan mesra sambil melangkah kedalam dengan suara kikik-an yg khas.

Guanlin memijat dahinya kesal. "Astaga. Aku benar-benar tak habis pikir dengan pasangan itu."

"Sepertinya kau hanya iri padanya." Ucap Jinyoung sambil sibuk mengetikkan jarinya pada benda berbentuk persegi di tangannya.

Guanlin menaikkan sebelah alisnya. "Sejak kapan kau ada disini?"

"Sejak kau menghampiri Chanyeol dan adik kecil mu yg sedang bermesraan."

Guanlin berdecak. "Terserah. Dan apa tadi? Kau bilang aku iri? Tidak sama sekali."

"Itu sangat terlihat di wajah mu kau tahu. Oh ya, sejak kau putus dengan Jennie Kim kau terlihat baik-baik saj-"

"Tak perlu membahas nya." Guanlin menatap Jinyoung dingin.

"Oke oke terserah kau saja. Aku hanya ingin memberi tahu mu untuk mencari pasangan yg tepat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

beautiful nymph↬  ραηωıηkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang