Cerita ini dimulai 3 bulan yang lalu pada awal musim semi. Suhu mulai hangat namun masih cukup menusuk tulang bila matahari mulau terbenam
"ping!"
Sebuah notification masuk ke dalam berwarna putih. Pemiliknya, Rie Shibusawa sedang menghabiskan istirahat siangnya untuk makan siang di kantin kampus. Ia menggigit roti ham dengan sayuran sebelum mengambil hpnya.
"Uang bulan ini agak terlambat, ibu kehabisan uang"Hanya itu isi pesan singkat yang dikirimkan ibunya.
Rie menghembuskan napasnya, dan tanpa sadar alisnya mengerut.
"Aku baru membayar uang sewa apartemen dan uang kuliah belum sempat dibayar."
"Uang beasiswapun juga baru cair awal bulan depan...."
"Aku bahkan tak tahu apa uangku cukup untuk makanku dan Hina"
"ping!"
Detik itu juga, hpnya berbunyi lagi.
"Rie Shibusawa kan? Berapa biaya untuk semalam?"
Melihat sms itu, Rie segera menelpon nomor tersebut tanpa berpikir apapun lagi.
"Ha-halo?" Terdengar suara berat dari ujung sana. Rie segera menjawabnya.
"Maaf kalau mengganggu waktumu, tapi apa bisa malam ini?" ucap Rie gelisah dan berharap
"Eh? Malam ini?" terdengar suara penelpon pria itu ragu dan bingung.
"Tidak bisa ya?" Tanya Rie dengan nada yang sedikit turun
Lelaki di seberang sana sepertinya berpikir agak lama sebelum akhirnya menjawab dengan lantang
"Bisa! Aku bisa malam ini" Sahut suara itu.
Seketika raut wajah rie berubah menjadi ceria dan ia segera menjawab lelaki itu "Baiklah, kalau begitu kita janjian dimana? Dan siapa namamu?" Tanya Rie lagi.
Lelaki itu menjawab dengan suara rendah "Naoki... Hyuuga Naoki. Dan.. janjiannya di cafe xx jam 7 malam bagaimana?"
***
Rie memperhatikan jam tangannya, masih jam 6.45. Saat Rie berjalan melewati jalanan besar di Ginza, Tokyo.
"Hmm menemuiku di kawasan elit seperti ini... dipastikan ia pasti orang kaya yang kesepian. Hmm... ya.. apaboleh buat, semoga orangnya tidak mengesalkan..."
pikirnya sambil berjalan.
"Ping!"
"Aku memakai turtle neck hitam dan jaket jeans. Dan aku duduk di dekat jendela belakang" isi pesan singkat yang ia terima saat sebelum berangkat
"kling"
Rie membuka pintu cafe yang di sebutkan, sebuah cafe dengan dekorasi vintage dan mayoritas berwarna kecoklatan. alunan musik klasik langsung menyambut Rie ketika ia memasuki toko. ia segera mencari lelaki dengan deskripsi yang sama dengan yang ada di pesan singkat tersebut. Mata nya menyusuri tiap sudut dari cafe tersebut.
"Rie-san?" suara seorang lelaki yang memanggilnya
Walaupun baru mendengar suaranya sekali lewat telepon, Rie bisa merasakan bahwa ia adalah orang yang sama. Iapunb menengok ke arah suara itu dan Rie tak menduga kalau Naoki akan lebih tampan dibanding bayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Filthy Roses (18+)
RomanceDia hanyalah seorang anak kecil yang tak tau apa-apa mengenai kotornya hidupku . Aku yakin dia hanya menginginkanku karena kecantikanku. Namun dengan sifat keras kepalanya, perlahan aku mulai memiliki perasaan padanya. * * * * * Rie Shibusawa Adala...