January, 6th2015
"Diharapkan berkumpul seluruh siswa baru kelas X SMA TARUNA BANGSA dilapangan utama sekarang juga!!" terdengar pengumuman dari seluruh penjuru sekolah.
Semua siswa pun langsung berhamburan menuju lapagan utama. Disana sudah bekumpul para anggota OSIS yang sepertinya akan memberikan sebuah pengumuman.
"baris perkelas!! Jangan ada yang bicara, harap tenang semuanya!!" perintah seseorang yang memakai almameter yang terlihat sangat rapi.
Sepertinya lelaki itu adalah ketua dari pengurus osis. Setelah semua berbaris dengan rapi, krtu osis tersebut mulai memberikan pengumuma.
"baiklah semuanya, mulai hari ini kegatan Masa Orientasi Siswa akan dimulai. Jadi semuanya diharapkan untuk dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan dengan tepat waktu. Tidak ada yang boleh datang terlambat ataupun melanggar selama kegiatan berlangsung!!" ujar sang pemberi pengumuman.
Seketika suasana pun menjadi riuh ramai.
"silahkan menuju pambimbing kelompok masing-masing!!" setelah pengumuman tersebut, aku punn segera mencari kelompokku.
Kelompok yang terdiri dari 5 orang tersebut berisikan aku, dua orang siswa perempuan dan dua orang siswa laki-laki. Serta satu orang pembimbing.
"oke, jadi disini gue sebagai pembimbing kalian yang akan membimbing selama kegiatan MOS berlangsunng yaitu selama satu minggu kedepan. Perkenalkan nama gue Alvaro, dan disini ue sebgai wakil ketua osis." Jelas seorang yang bernama Alvaro itu.
"kelas berapa kak?" tanya salah seorang dari kelompokku.
"hmm.. disini gue udah kelas 12, walaupun gue anggota osis, tapi kalian santai aja sama gue. Gausah dianggap serius mulu" terdengarnya, Alvaro terlihat asik.
Saat waktu pulag sekolah, aku masih menunggu Pak Pon datang menjempuku.
Suasana sekolah mulai terasa sepi. Semua siswwa yang sudah pulang sedari tadi. Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti tepat didepan ku.
"nungguin siapa?" tanya seseorang yang ternyata itu adalah Alvaro.
"gue?" tanyaku.
Seakan tak percaya Alvaro menanyaiku hal seperti itu. Kupikir ia hanya akan bicara dengan ku bila ada hal penting atau kegiatan sekolah saja.
"yaiyalah lo. Siapa lagi? Lo pikir gue ngomong sama tiang?" cicbir Alvaro.
"hehe.. maaf ya. Gue lagi nugguin jemputan." Jawabku.
"masih lama gak?" tannyanya lagi.
"hmm.. gak tau juga." Jawabku yang juga bingung.
"ya udah, ikut gue aja sini." Ajak Alvaro.
Aku pun yang masih berpikir sejenak.
"udahlah gak usah mikir, udah buruan naik. Daripada lo kelamaan berdiri-diri disini kayak anak ilang tau."
Akhirnnya aku pun menuruti perkataan Alvaro. Dan naik ke jok motor belakangnya. Bau khas Alvro tercium jelas. Bau manis yang tak hilang-hilang rasanya walau sudahsiang menjelang sore seperti ii.
Sepanjang perjalanan hanya terjaadi kecanggungan antara kami berdua. Hingga Alvaro memecahkan kecanggugan tersebut. Sebab aku bingung harus berbicara apa.
"rumah lo dimana?" tanya Alvaro.
"Jalan Anggrek Asri," jawabku singkat.
"udah lama tinggal disana?" tanyanya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Never Was
Novela JuvenilKu tulis berdasarkan rasa, semua ini tentang kita yang mungkin tidak akan pernah ada. Cerita dari Magdaline tentang Rifandana saat dirinya jatuh bersama Julian Dan masih banyak lagi. Mungkin kalian pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang...