Matahari sedang membangunkan seorang gadis yang masih tertidur pulas pagi ini, ternyata bukan hanya matahari seorang diri namun teriakan sang bunda lah yang benar-benar membangunkan nya.
"Astagfirullah ana bangun sayang" ingin sekali bundanya mengguyur gadisnya yang satu ini, bisa bisanya dia tertidur setelah sholat subuh.
"Iya bunda aku udah bangun" Dengan suara khas bangun tidur, perlahan demi perlahan ana membuka matanya betapa terkejutnya saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.45
"Astagfirullah aku udah telat" pekiknya yang langsung berlari menuju kamar mandi, bunda yang melihat hanya bisa bergeleng geleng kepala.
Ana hanya memakan waktu sepuluh menit untuk urusan dengan kamar mandi,tak seperti wanita lain yang sampai bisa Berjam jam. Ana memakai baju gamis berwarna peach yang di padukan garis hitam, memakai hijab peach lalu memakai sepatu sandal coklat dan tas ransel kesayangannya. Ana tidak memakai hijab syar'i seperti bundanya namun model hijabnya tertutup sampai dada. Ana mulai menuruni anak tangga satu persatu dan melihat bunda nya sedang menyiapkan sarapan.
"Assalamualaikum Abah, bunda ana duluan ya " mencium punggung tangan Abah dan bunda nya lalu mengambil roti yang sudah disediakan.
"Gak sarapan bareng?" Tanya Abah nya, sambil menuangkan jus untuknya.
"Maaf Abah tapi ana sudah ada janji Ama Rin" . Kata ana yang mencium pipi kedua orang tua nya.
" Awas jangan terburu buru yah an inget itu adalah perbuatan setan "
Nasihat abahnya yang tak pernah absen walaupun hanya nasihat kecil tapi abahnya selalu meringati anak perempuan satu-satunya itu."Iyah abahku sayang " jawaban yang sama setiap pagi. Ana mencium punggung tangan kedua orang tuanya lalu pergi
°°°°°°°
Ana berdiri di depan kafe yang sudah mulai ramai pengunjungnya. Sepertinya dia harus berfikir keras untuk membuat sahabatnya itu tidak marah. Ana memasuki kafe sambil mencari sahabatnya itu. Dia melihat seorang gadis memakai celana kulot dan baju polos berwarna putih dipadukan hijab berwarna hitam.
"Assalamualaikum" tersenyum seakan akan tak punya dosa.
"Walaikumsallam gak usah sok cantik" celetus Rin.
"Iya deh aku salah aku minta maaf yah" menjewer telinga nya sendiri seperti anak TK yang di berikan hukuman
"Iya aku maafin tapi.... " Senyum licik nya keluar. "bayar pesenan aku" . Ana sudah hapal dengan anak curut satu ini.
"Assalamualaikum girls" kata Nana yang langsung duduk
"Walaikumsallam " jawab mereka serempak. Rin dan ana mempunyai paras bak orang Korea karena dasarnya ibu mereka berdua adalah keturunan korea, berbeda dengan Nana yang malah keturunan turki jadi tentu saja dia mempunyai paras tampan serta di dominasi lesung pipi diwajahnya, kurang tampan apa coba sudah mancung punya lesung pipi berkulit putih dipadukan dengan tatapan matanya yang sendu, tapi anehnya Ana dan Rin malah melihat Nana dengan tatapan anak kecil yang perlu di kasihani
Mereka bertiga sudah bersahabat dari usia tiga tahun, mereka juga masih mempunyai ikatan saudara jauh. Dari SD, SMP, SMA mereka selalu bersama hanya saja kuliah mereka berbeda jurusan.
" Nah udah pada kumpul semua, ayu bantuin aku skripsi " sambil menata pesanan yang diantar oleh pelayan. Akhirnya mereka berdua membantu Rin karena memang tujuan utama mereka adalah membantu rin. Baru saja mereka mulai ana terdiam seperti memikirkan sesuatu.
"Astagfirullah aku mau sholat Dhuha dulu" pekiknya sambil berlari, Nana dan Rin yang melihatnya hanya bergeleng geleng kepala melihat tingkah temanya yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A_&_Z
Teen Fiction'Zulaikha iana Khumairah' nama yang begitu cocok untuk dirinya 'Alvaro aladzhar hizabullah' seorang laki yang begitu memuliakan seorang wanita Ralat wanita yang dimuliakan hanya mamanya saja GAK USAH MULUK MULUK CUSS LANGSUNG BACA:)