part 3

22 2 0
                                    

Pukul 7.30 iana udah rapi dengan pakainya, saat iana ingin meminta ijin keluar rumah dengan abahnya,  abanhnya malah meyuruhnya untuk mengantarkan bundanya ke rumah sakit untuk chek up rutin

" Bund..  Ika bawa mobil ajh yah?  " Katanya

" Mau bunda pingsan di jalan?  " Jawab bunda  Dengan nada sinis nya

" Hehhe iya deh kita naik taksi ae lah udahhh...  "  Katanya yang langsung mendapatkan jeweran dari bundanya

Usai acara jewer jeweran mereka langsung pergi ke rumah sakit dan saat sesampainya di rumah sakit iana ijin untuk meninggalkan bundanya karena ia harus pergi ke toko buku- alibinya  padahal dia hanya jenuh di rumah sakit.

" Ka nanti pulang dari sini bunda mau pergi beli baju gamis yah "

" Memangnya baju gamis bunda kenapa?  " Tanya ana dia cukup heran pasalnya bundanya adalah sosok yang jarang bahkan sangat jarang belanja

" Emangnya bunda gak boleh belanja" Kata bunda dengan memajukan mulutnya.  ana yang melihat melakukan bundanya hanya bisa menahan tawa,  menurutnya bundanya itu masih sangat lucu dan cantik walaupun umurnya menginjak kepala empat tapi wajahnya tak menunjukkan adanya  kerutan.  Bundanya terlihat wanita yang berumur  dua puluh empat,  sungguh awet muda bukan?  Bahkan wajahnya setengah dari umurnya.  Katanya sih rahasianya air wudhu

" Ongkrut bun "

" Bye bund assalamu'alaikum " Kata ana dan langsung pergi menuju toko buku

°°°°°°°°°°°

" Assalamu'alaikum..  Mbak  irene!! Yuhuuu..  " Teriak ana dari luar,  sebenarnya toko ini bukanya jam  set 9 pagi tapi karena ana sudah akrab dengan mbak irene jadinya dia datang hanya sekedar untuk beres beres.

" Waalaikumsalam jangan teriak ini perpustakaan " Kata mbak irene dari sebrang sana

ana segera berjalan menuju tempat mbak irene berada barangkali ada hal yang bisa ia bantu,  dan benar saja sekarang mbak irene sedang membersihkan satu persatu buku bukunya

" Ya elah mbak kaya perpusatakaan kampus aku ajah harus diem tenang " Kata ana yang ikut mengelap buku yang berdebu

" Mbak heran deh ama kamu,  kok kamu kalo di luar diem anteng ayem adem tapi kalo sendiri berisiknya naudzubillah " Kata mbak irene dengan dramatis

" Masa sih?  B ajah ah " Kata ana

Mbak irene yang mendengarnya hanya mendengus kasar,  dan mereka kembali merapikan  buku buku tersebut sambil berceloteh kecil

" Owh Iyah dek kemaren Alvaro nitip salam ke mbak " Kata mbak irene yang sedang memasukan buku yang sudah bersih itu kedalam rak buku tersebut

" Alvaro?  Eta saha?  " Kata ana yang ikut membantu mbak Irene

" Kamu lupa dek?  Astaga..  Mana masih muda belom nikah udah pikun dulu..  "

Bletak

Satu jitakan meluncur ke kepala mbak irene yang mulus itu

" Hush kalo ngomong suka ngawur " Potong ana 

" Sakit nih " Keluh mbak irene yang hanya dapat cengiran dari sang penjitaknya

" Kamu beneran gak inget Alvaro dek?  Astaga katanya murid kesayangan dosen kok daya inget nya rendah " Kini mbak irene mulai muncul rasa ingin menggodanya dan satu lagi tentu saja ia ingin membalas dendam atas perilaku ana yang menjitaknya

" Gini lho mbak yang namanya Alvaro bukan cuman ada satu di dunia ini " Kata ana

" Iya deh iya,  kamu mah selalu benar apalah dayaku cuman serpihan debu " Dengan mode dramatisnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A_&_ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang