"pertemuan kita memang tak istimewa,namun pertemuan sederhana itulah yang aku syukuri hingga saat ini"
🍁🍁🍁
Pagi itu cuaca lumayan cerah, Zhiya danArin mereka satu industri di salah satu pertelevisian lokal sementara Tasya dia berbeda lebih memilih di kampus namun masih cukup berdekatan jaraknya dengan industri kedua sahabatnya itu, akhirnya Zhiya, Arin, Rine, dan Hani pergi ke industri untuk memulai tugas pendidikan barunya disitu selama kurang lebih 3bulan, pada jam 8 mereka telah sampai di industri
"chat dong pa Pendi, bilang kalau smk 2 udah di lobby gitu" ucap Rine sembari terus merapikan jilbabnya
"Zhi chat sama kmu gih" Arin menyodorkan hp nya
"dih napa aku? " Zhiya yang sudah hafal sifat teman teman nya yang selalu menyerahkan segala urusan padanya, dengan mendelik Zhiya mengambil hpnya di tangan ArinBeberapa kata telah dia tulis dan siap kirim,dan tak berapa lama di balas, mereka di suruh menunggu hingga jam 2 petang nanti, mereka berfikir tanggung jika mereka harus pulang lalu kembali saat jam 2,akhirnya mereka mengitari daerah tersebut, daerah itu banyak penjual makanan dan sangat padat, bagaimana tidak daerah itu daerah pesantren dan kampus, sangat stategis untuk menjual makanan dan jajanan harga uang saku sekolah
Akhirnya setelah sekian lama berputar mereka memilih iceblend untuk mengurangi dahaga karena kala itu kota di landa cuaca panas
Adzan Dzuhur berkumandang, ketiga teman nya memutuskan untuk mencari masjid ke depan, sementara Zhiya yang saat itu tengah berhalangan menunggu di lobby sembari menjaga tas teman teman nyaZhiya fokus pada smartphone nya sambil menyeruput iceblend taro kesukaan nya, tak lama kantor pun sepi karena menjalankan kewajibannya memenuhi panggilan Allah
Ketika tengah asyik tenggelam dalam dunia digitalnya,seorang lelaki turun dari lantai atas, rambut sedikit kriting, dan berbulu mata lentik ,sejenak tatapan mereka bertemu, namun Zhiya segera mengakhirnya karena takut akan terjadi fitnahMungkin dalam fikiran lelaki itu berharap Zhiya beri senyuman ramah layaknya anak anak lain nya, namun Zhiya termasuk orang yang judes, mata tajam nya itu seakan menandakan kesombongan pada diri Zhiya ,padahal jika di tanya Zhiya akan merespon dengan ramah, Zhiya tak terbiasa memulai sesuatu duluan
Pada waktu yang di janjikan pa Pendi pun datang menyambut anak magang barunya itu, setelah kurang lebih 30menit berbincang di lobby, mereka ber4 di bawa ke studio untuk di beri pengarahan,dan pembagian kelompok semua manjadi 3 kelompok,
Lelaki kriting tadi yang sempat Zhiya temui di lobby yang mengarahkan dan membimbing mereka, sebenarnya lelaki itu dan Zhiya memiliki kesamaan yaitu suka bercanda dan sering lebay membawa perasaan dalam candanya,tak lama mereka ber empat pun akrab dengan lelaki itu,seperti biasa Zhiya selalu bercanda pada siapapun meski masih malu malu
Saat pembagian kelompok mereka semua belum di pertemukan dengan masing masing produser mereka dan kebetulan Hani di kelompok 1 dengan produser kang Amin, Arin dan Rine di kelompok 2 dengan produser kang Azzam, dan Zhiya di kelompok 3 dengan produser kang Ramdan
"kalau kang Azzam tuh yang mana kang? "tanya Arin yang kepada lelaki di hadapan mereka
"duh yang mana ya kang Azzam? Ca Eca kang Azzam tuh yang mana Ca? " ucap lelaki itu sambil memanggil anak magang lain nya,
"yang ini? "ucap Eca heran, perempuan pangandaran yang juga magang disitu"oh akang ,kang Azzam" sebal Zhiya
Lelaki itu hanya tertawa puas karena berhasil menjahili mereka berempatTak lama di kenal kan dengan dunia industri itu mereka berempat bergegas pulang untuk persiapan magang besok dan seterusnya selama 3 bulan kelak
--------------------------------------------------------------------Pertemuan ku dengan mu memang tidak istimewa,termasuk dalam biasa saja dan tidak ada kata atau garis jatuh hati pada pandangan pertama,ya pertemuan sebatas pekerjaan dan tuntutan pendidikan yang memaksa ku bertemu dengan mu untuk 75hari kedepan.
Belum ada yang istimewa,belum bisa mendebarkan rasa dan menghadirkan asa ,namun pertemuan tidak istimewa itu yang kini aku syukuri ,sebab Allah menakdirkan aku bertemu dengan mu
-17juli, 17
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Diam
Spiritualsebuah kisah penantian seseorang yang membuktikan bahwa menjemput "takdir-Nya" tak harus dengan selalu bersama,dan bukti betapa rahasianya takdir yang Allah garis kan dengan skenario Nya yang begitu indah Terinspirasi dari kisah cinta Fatimah Az-Z...