Pagi hari ini terlihat sangat cerah, teramat cerah bahkan sangat panas. Seluruh siswa siswi SMA Nusa Bangsa sedang mengikuti upacara bendera yang di laksanakan setiap hari Senin itu.
Zoya dan kedua sahabatnya, Shiren dan Cantika sudah berbaris rapi di barisan kelas mereka.
"Ck, gue males banget ikut upacara sumpah deh," keluh Shiren sambil menyeka keringat di dahi nya, karena memang pagi ini cahaya matahari cukup panas.
"Hari yang paling gak gue suka ni Ren," balas Zoya
"Gak lo doang Zoy, gue juga gak suka sama hari Senin, Senin ke Minggu lama banget giliran Minggu ke Senin aja berasa sekejap mata tau gak?" ujar Cantika dengan kesal
"Pagi-pagi udah ngomel aja lo, kalau ketahuan guru lo pasti di gerek tu di tiang bendera hahaha" celetuk Rangga yang berada di samping nya
"Bersisik lo Rang, lo itu gak di ajak," balas Cantika
"Yee sialan! lo juga gak di ajak kali orang si Zoya ngomong sama Shiren bukan sama lo," ucap Rangga tak mau kalah
"Apaan sih gaje!" balas Cantika
Zoya dan Shiren hanya menggeleng kan kepalanya, memang kedua manusia itu Cantika dan Rangga jika sudah bertemu pasti selalu bertengkar
"Udah udah jangan berantem mulu nanti jodoh loh," ujar Zoya
Cantika memandang Rangga dengan sinis, sedangkan Rangga hanya cengengesan saja, seperti nya memang benar Rangga menyukai Cantika.
Mereka akhirnya mengikuti upacara dengan malas-malasan, dengan terpaksa dari pada harus membersihkan toilet belakang sekolah yang sangat kotor itu.
Upacara telah selesai tetapi mereka masih belum dipersilahkan masuk kelas karena beberapa pengumuman, terlihat Cantika mukanya sudah sangat merah matang karena kepanasan.
"Sini kalian maju kedepan!, enak ya kalian yang lain upacara kalian malah bolos!" teriak Pak Yanwar guru BK yang lumayan terkenal killer SMA Bina Bangsa.
Tiga orang laki-laki digiring dari pinggir lapangan ke tengah lapangan dekat tiang bendera.
Para guru lainnya sudah tidak asing dengan ketiga murid laki-laki itu mereka memang suka membuat kegaduhan di sekolah.
"Abian! masukin baju nya dirapikan!" ujar Pak Yanwar
"Kalian bertiga saya hukum berdiri di sini sampai pulang sekolah!"
"Abian? nama itu? Abian sekolah di sini? " batin Zoya
Zoya berjinjit berusaha melihat siapa yang ada di depan Zoya tidak bisa melihat jelas laki-laki itu benar Abian atau bukan, Ia tidak memakai kacamata saat ini dan tertutup para siswi yang lain menutup objek penglihatan nya.
"Abian Putra Bagaskara? Dia sekolah di sini Ren? " tanya Zoya kepada Shiren dengan tatapan bingung.
"Lo kenal sama dia?" tanya balik Shiren
"Lah lo baru tau Zoy? Abian emang sekolah disini kali satu jurusan juga sama kita dia kelas 11 IPA 8, lo kenal sama dia? " sambung Cantika
"Setahun sekolah disini gue baru tau Abian juga sekolah disini, dia itu teman SMP gue dulu, " ujar Zoya
"Teman apa teman? kok kaya nya kaget banget pas tau dia sekolah disini? " goda Shiren sambil menyenggol bahu Zoya pelan
"Ya gue kaget aja gue baru tau kalau dia sekolah disini, anak IPA juga lagi, " jawab Zoya menyangkal
"Emang lo sama sekali gak pernah dengar Zoy? Abian lumayan terkenal loh, ganteng, tinggi, dia juga kiper futsal sekolah kita! Masa lo gatau sih, " ujar Cantika geram
Zoya hanya menggelengkan kepalanya polos, Ia benar-benar tidak tahu bahkan saat ini masih tidak percaya bahwa Ia satu sekolah dengan Abian. Mungkin karena jarak kelas mereka yang berjauhan Zoya kelas IPA 2 sedangkan Abian IPA 8, sangat jauh bukan?
Zoya menatap ke arah depan, ternyata benar, itu benar Abian sekarang Ia sudah bisa melihat jelas laki-laki yang ada di depan itu adalah Abian. Badan Zoya tersentak sedikit saat mata nya tiba-tiba terkunci dengan tatapan mata Abian, Ya Abian menatap ke arah nya saat ini.
Mata itu, mata yang sudah Zoya hindari selama hampir 2 tahun ini kembali menatapnya lagi, sakit itu, nyatanya sakit itu masih sangat terasa sesak di dadanya. Bagaimana caranya berdamai dengan rasa sakit yang diciptakan oleh diri sendiri? Kalau kalian kira Abian pernah menyakitinya kalian salah, Abian sangat baik kepadanya di SMP dulu, Zoya saja yang meciptakan rasa sakit itu sendiri.
"Ayo masuk kelas panas banget ni," ajak Zoya sambil menarik lengan kedua temannya itu, rasanya ingin cepat-cepat menghilang dari hadapan Abian saat itu juga.
"ABIAN LO DITANYAIN TEMEN GUE NI NAMANYA ZOYA!" teriak Cantika sangat kencang sampai semua mata siswa-siswi kini melihat ke arahnya. Zoya membulatkan mata terkejut dengan teriakan Cantika, Ia Iangsung melarikan diri ke kelas meninggalkan kedua teman biadab nya itu.
"Udah gila tu si Cantika! huftt, cape banget gue," ucap Zoya tertunduk dengan nafas tersengal-sengal Zoya menyandarkan badannya lelah, Ia berada di samping kelas sekarang, tempat ini masih lumayan sepi jadi tidak akan ada yang melihatnya, sumpah! Ia sangat malu sekarang.
"Kok malah lari kenapa lo?" ucap seseorang yang tiba-tiba ada di hadapannya
"ASTAGA! kok lo ada disini?"
Laki-laki itu tepat berdiri menjulang tinggi di depannya, dengan jarak yang sangat dekat Abian terkekeh melihat Zoya yang sedang sibuk menetralkan nafasnya.
"Katanya tadi nanyain gue? kenapa malah kabur?" ujar Abian
Zoya mendongakan kepala nya menatap Abian, laki-laki itu sudah sangat tinggi sekarang terakhir kali Zoya melihatnya tinggi mereka masih setara tapi sekarang Zoya hanya sedada Abian saja. Zoya hanya diam menatap Abian memperhatikan wajahnya teliti tidak ada yang terlewat setitik pun, Abian semakin tampan sekarang tahi lalat di dagu nya membuat ketampanan nya semakin sempurna di mata Zoya, Perfect!
"Kenapa? Gue ganteng ya?" tanya Abian sambil menaik turunkan alis tebalnya
"Iyaa," jawab Zoya dengan masih melongo menatap Abian
"Hah? engga! apaansih lo!"
"Mungkin memang benar adanya, bahwa Tuhan hanya mempertemukan bukan mempersatukan"
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/179171073-288-k608215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
365
Teen FictionAbian Putra Bagaskara, Pria tampan yang di kagumi para perempuan. Tidak hanya tampan dia juga adalah laki-laki humoris, membuat ia semakin populer di sekolahnya. Zoya Ayudia, gadis cantik nan manis yang selalu terlihat ceria setiap harinya. Dia yang...