Keyra POV
Namaku Keyra Putri Adibala mahasiswi di SMA Harapan Bangsa kelas XII IPA 1. Waktu memang cepat sekali tak terasa beberapa lama lagi aku akan meninggalkan masa putih abu-abu ini,aku adalah murid yang terkenal karena pendiam karna memang aku tidak terlalu suka untuk bergaul dengan teman-teman waktu yang kuhabiskan hanya ke perpustakaan tidak seperti yang lain lebih memilih suasana kantin yang ramai, Dan hari ini aku sedang berada di perpustakaan tempat favorit bagiku.
Ketika hendak mengambil Buku Fisika di rak paling atas aku sempat kesulitan hingga datang sebuah tangan yang kekar membantuku untuk mengambil Buku Fisika itu.
“Te-terima kasih”ucapku dengan sopan setelah menerima Buku itu.
“Sama-sama,lain kali jika kesulitan minta bantuan saja”balas Laki-laki dihadapanku ini bisa dibilang Tampan karena parasnya yang bisa membuat para kaum hawa terpesona dengan ketampanan wajahnya.“iya”jawabku
“Kevin Putra Mahesa kelas XII IPA 2,kamu?”tanyanya dengan uluran tangannya awalnya aku bingung atas sikapnya tapi setelah beberapa lama berfikir aku mengerti bahwa ia ingin mengenalku lebih dekat(?)
“Keyra Putri Adibala kelas XII IPA 1”jawabku sambil menerima uluran tangannya.
“Salam Kenal”ucapnya yang kesekian kali dengan seringai senyumnya yang menurutku itu sangat manis.
“Iya,kalau begitu aku permisi dahulu”ucapku sembari berjalan meninggalkan laki-laki itu ah,maksudku Kevin.Entah aku tak mengerti sedari tadi jantung ini berdegup sangat kencang saat berada dihadapan Kevin,tetapi aku tak mau ambil pusing lebih baik kembali ke kelas.Sekarang aku sudah berada dirumahku,aku tinggal bersama ayah dan ibu ku. Aku mempunyai keluarga yang sederhana, kehidupan yang sederhana, dan juga rumah yang sederhana ya bisa dikatakan bahwa keluarga ku cukup untuk dibilang mampu. Selesai membersihkan diri aku turun kebawah untuk makan malam bersama ayah dan ibu. Kami memakan hidangan malam ini dalam keheningan hanya suara dentingan antara sendok dan piring saja yang terdengar setelah selesai makan aku meminta izin kepada orang tua untuk pergi ke depan rumah hanya sekedar menghirup udara,beberapa hari ini aku sangat mudah kelelahan karna banyak sekali tugas yang harus aku kerjakan mengingat bahwa sebentar lagi aku akan lulus dari masa putih abu-abu ini jadi kupikir menghirup udara sebentar tak mengapa bukan?.
“Ayah ibu aku ingin keluar sebentar hanya sekedar menghirup udara bolehkah?”ucapku
“Boleh nak tapi jangan lama-lama sudah malam nanti kamu kedinginan”jawab Ibu
“betul kata ibu jangan terlalu lama”sahut ayahku
“baiklah”jawabku seadanyaTujuanku sekarang adalah ke halaman depan tempat favoritku karena disitu terdapat berbagai macam bunga yang ibu rawat dengan baik,seringkali aku berdiam diri dibangku sebelah kebun mini ibu karna menurutku itu sangat nyaman dan menenangkan hati. Tak beberapa lama aku melihat seorang laki-laki sedang berjalan sambil tertatih-tatih sepertinya kakinya terluka,aku pun yang tak tega melihatnya langsung saja aku menghampirinya dan betapa terkejutnya aku ternyata laki-laki itu adalah Kevin sang pria berwajah bak pangeran.
“Kevin?”tanyaku untuk memastikan apakah benar itu Kevin
“Keyra?”jawab ia dengan ekspresi terkejutnya yang bias dibilang lucu
“Mengapa kau berjalan seperti itu apakah kakimu terluka?”Tanyaku
“Ah ini t-tadi aku terjatuh saat pergi ke supermarket”Karena aku tak tega melihatnya berjalan seperti itu akhirnya aku menawarkan untuk mengobati lukanya.
“Ayo masuk akan ku obati lukamu”
“tak usah merepotkan key”jawabnya
“tidak apa-apa,daripada dibiarkan nanti lukamu bias infeksi”
“baiklah”Saat aku ingin berbalik badan untuk masuk kembali kerumah tiba aku tersandung batu alhasil aku akan jatuh tapi tiba-tiba sebuah tangan menangkapku ya,Kevin menangkapku dan posisi kami sekarang seperti sedang berpelukan cukup lama kami saling bertatap-tatapan hingga pada akhirnya aku melepas tubuhku dari tangannya suasana kini menjadi canggung atas kejadian tadi tak lama ia berdehem setelah itu aku kembali berjalan kearah rumahku diikuti oleh Kevin tapi aku merasa tak tega membiarkannya berjalan seperti itu.
“perlu bantuan?sepertinya kau kesulitan berjalan”
“ah iya boleh jika tidak merepotkan mu kakiku sangat perih sekali”
“ayo,pelan-pelan saja”Ya,aku membantunya berjalan otomatis posisinya sekarang adalah tangan Kevin yang merangkul pundakku. Jujur,entah mengapa jantungku berdegup dengan kencang setiap Kevin berada disampingku. Halaman rumahku memang luas jadi wajar saja jika jarak antara pagar rumahku dengan pintu rumah cukup jauh.
Akhrinya kami sampai didepan pintu rumah aku mempersilahkan Kevin untuk duduk dikursi depan rumah lalu aku masuk kedalam untuk mengambil obat-obatan.
“Key,ingin mengambil apa?”Tanya ibuku
“aku ingin mengambil Kotak P3K bu”jawabku
“apa kau terluka?”
“tidak bu,tapi teman key”
“oh begitu mengapa tidak dibawa masuk saja?”
“tidak apa-apa bu diluar saja,kalau begitu key keluar dahulu ya”
“iya”
Setelah berbincang-bincang dengan ibu aku pun keluar rumah lagi untuk mengobati luka Kevin. Ku lihat dia tengah menatapi lukanya apakah sesakit itu?.
“sakit sekali kah?”tanyaku
“sedikit”jawabnya dengan senyuman
“Sini aku obati”Aku pun mengobatinya dengan telaten,sempat beberapa kali ia mengaduh kesakitan mungkin karna efek obatnya yang bias menambah rasa sakit sementara,dapatku perhatikan sejak aku mulai mengobatinya ia terus menatapku sedangkan aku yang ditatap merasa tidaknyaman karna menjadi pusat perhatiannya.
“Mengapa kau menatapku seperti itu apa ada yang salah?”tanyaku
“Ehm… mungkin karna wajahmu yang cantik?”jawabnya dengan seringai senyuman sedangankan aku hanya membalasnya dengan senyuman juga walaupun ada sedikit ekspresi malu.
“kau ini ada-ada saja,oh iya sudah selesai”
“terima kasih key maaf merepotkanmu malam-malam begini”
“sama-sama,tapi apakah kau kuat untuk berjalan?apa perlu kuantar ke rumahmu?”
“Tidak-tidak ini sudah malam key lagipula aku masih bisa berjalan”
“yasudah kalau begitu hati-hati Kevin”
“iya,sekali lagi terima kasih Keyra”ucapnya dengan senyuman aku pun hanya membalasnya dengan senyuman juga.Setelah kepergian Kevin aku pun masuk kedalam rumah betapa terkejutnya aku melihat ibu sedang mengintip dijendela dia menanyakan siapa Kevin itu dan aku hany menjawabnya bahwa ia teman ku tapi sepertinya ibuku tak percaya lantas ia menjadi menggodaiku dan mengira bahwa Kevin adalah Pacarku,yang benar saja baru bertemu dua kali sudah menjadi pacar dasar ibuku ada-ada saja namun aku tak menghiraukan Ocehan ibu, Setelah meletakkan Kotak P3K aku pun bergegas pergi ke kamar untuk tidur agar besok tidak terlambat sekolah.