Awal yang buruk

197 56 84
                                    

"mampus gue"cewek itu menepuk jidadnya mengetahui gerbang sudah di tutup di liriknya jam mungil berwarna hitam di pergelangan tangannya dia telat 5 menit, saat ingin mencoba menerobos masuk mengikuti anak-anak yang hari ini telat bersamanya tiba-tiba.

"STOP!!!!!" teriak bu Endang dengan suara toanya

Deg....   Kaki Agatha bergetar seketika tubuhnya lemas mendengar teriakan bu endang, guru kiler yang di takuti banyak siswa, di tambah dia baru masuk satu minggu di sini di sekolah ini. Ya, memang Agatha adalah anak pindahan dari bandung.

"yaela itu guru toa ngapain ke sini"

"Mati gue nenek sihir dateng"

"Gimana nih kaburnya"

"Dasar guru jelek, muncul mulu bosen gue liatnya"

Agatha yang mendengar itu semua langsung memuputar bola mata malas kini tubuhnya bergetar hampir tak karuan dia takut jika kena hukuman karna statusnya masih sebagai anak baru di sekolah.

"Bu hari ini saya ada ulangan nih ,ya kali saya telat kan nggak lucu emang mau ibu tanggung jawab kalau nilai saya jelek" ucap salah satu siswa memohon

"Bodo amat emang saya pikirin kalau nilai kamu jelek, siapa suruh telat"celetuk bu Endang ketus dengan suara khas cemprengnya.
"cepat baris menjadi dua barisan SEKARANG!!!" lanjut bu Endang dengan tatapan sadisnya membuat siswa siswi ketakutan dan langsung menuruti perintahnya.

"Gimana nih gue kan baru di sini" gerutu Agatha dalam hati

"Sial ada ada aja tuh, nenek sihir"

"Mampus gue, gue kan telat dua kali"

"Ya Allah kapan gue insap buat nggak telat" ucap seorang siswa dengan nada menyesal membuat semua orang yang ada di lapangan tertawa tak terkecuali, bu Endang yang mendengarpun ikut tertawa suwasana  lapangan kini berubah menjadi ricu.

"Diam semuanya" teriak bu Endang memerintah "baris satu bersihkan kamar mandi,baris dua bersihkan lapangan tengah sekarang" lanjut bu Endang memerintah sambil menunjuk setiap barisan, yang di angguki oleh seluruh siswa siswi yang telat dan mereka bergegas untuk menjalankan hukuman masing-masing.

"Astaga, Agatha mana sih bentar lagikan pelajaran bu Ruri yang kilernya amit-amit" ucap Zahra menghembuskan nafas dengan berat

"Kayanya sih Agatha nggak masuk deh hari ini, soalnya tuh anak sampai sekarang nggak keliatan batang hidungnya" kata Kinan sambil menutup buku novel yang tadi dia baca

"Mana hari ini ada ulangan lagi"kata Zahra sambil membaca buku pelajaran fisika

Kring.....kring..... bell berbunyi menandakan waktu pelajaran sudah ber'akhir semua guru keluar dari tugasnya masing-masing, lain halnya dengan kelas-11 ipa satu yang memang jam pertama hari ini kosong karena guru Matematika mereka sedang jatuh sakit suasana kelaspun menjadi ricuh.

"Kiran Zahra!" teriak Liana sambil berlari menuju meja Kiran dan Zahra

"Buset dah, abis di kejar setan lo?atau jangan-jangan" kata Kiran menyelidik sambil menatap Liana dari atas hingga bawah, Liana yang menjadari jika dirinya sedang di tatappun tersipu malu jangan tanya kenapa,karena memang Liana adalah cewek baperan.

"Apaan sih lo main tatap-tatap aja" ucap Liana tertunduk malu kini pipinya merah merona

"Ya ampun Lia di tatap cewek aja lo baper, gimana nanti lo di tatap cowok" Kata Kiran sambil tertawa

"Udah-udah, lo mau ngomong apa li?" sahut Zahra mengingatkan informasi dari  Liana yang sebelumnya ingin di katakan

"Gue punya kabar gembira buat kita semua, hari ini ada rapat jadi kita nggak jadi ulangan fisika deh" kata Liana berteriak membuat seluruh kelas yang tadinya ribut menjadi hening seketika, lalu bererapa detik kemudian semuanya berteriak kegirangngan dan melanjutkan aktifitas mareka masing-masing.

"Tapi gue juga punya kabar buruk nih, Agatha di hukum karna telat dia lagi bersihin lapangan tengah tuh" ucap Liana sambil menujuk ke arah lapangan, tanpa basa-basi mereka bergegas berjalan menuju lapangan tengah. Saat mata mereka sedang menyapu jalanan tiba-tiba mereka menemukan sosok yang tak asing lagi bagi mereka. Ya, itu adalah Agatha dia sedang merapikan pakaiannya  dengan wajah yang nampak sangat lelah.

"Tha" panggil Zahra setengah berteriak Agatha yang mendengarpun langsung membalikan badanya menuju arah suara yang tadi memanggilnya.

"Tha lo kenapa?, kok bisa telat kaya gini sih" tanya Kiran prihatin yang di angguki oleh Liana dan Zahra 

"Panjang ceritanya Ran nanti aja gue ceritain, ngomong-ngomong kenapa kalian nggak masuk kelas?" tanya Agatha kepo

"Hari ini ada rapat" jawab Kiran singkat. Mereka berempat pun memutuskan berjalan ke kantin untuk mengisi perut yang kelaparan, setelah berjalan agak  lama akhirnya mereka sampai di kanti bik Yuyun dan langsung memesan bakso 4 mangkuk. Sedangkan Agatha dan Liana sedang sibuk mencari tempat yang kosong untuk mereka duduki, setelah mereka mendapatkannya mereka pun duduk sambil memerhatikan murid SMA Trisatya yang berlalu lalang.

"Lo kenapa sih Tha, kok nglamun?" tanya Liana penasaran "atau jangan-jangan lo sakit ya" lanjut Liana sambil menempelkan tanganya ke jidat Agatha, memeriksa keadaan.

"Apaan sih gue nggak sakit" ucap Agatha sambil tersenyum manis

"ini dia baksonya udah dateng" kata Kiran sambil membawa nampan yang terdapat 4 mangkuk bakso di atasnya, di ikuti Zahra yang membawa 4 jus jeruk mereka berempatpun menikmati makannya masing-masing. Saat mereka sedang sibuk memakan makanannya tiba-tiba.

"Bangsat lo" teriak cowok sambil berdiri

Brakg... suara meja terjatuh yang terdapat  kak Jeri yang ikut terjatuh bersama meja tersebut, suasana pun menjadi ricuh ada adegan hantam-menghantam disana yang di saksikan banyak sekali siswa siswi yang terdapat di kantin bik Yuyun. Agatha yang melihat pemandangan itupun bergidik ngeri melihat cowok yang sedang berkelahi, mata Agatha pun membulat seketika saat tau siapa yang sedang memukuli kak Jeri dia adalah Max cowok bad boy, yang pernah dia tabrak di jalan menuju sekolah.

"Pripittttt. ." suara peluit pak Ginting menyambar telinga membuat semua orang yang melihat pertarungan menjadi bubar. Max pun segera menghentikan tinjunya kepada Jeri . Jeri yang mulai kesakitan akibat tinjuan Max, segera di bawa ke UKS untuk di obati sedangkan Max di bawa oleh pak Ginting menuju ruang BK.

"DOR!!!!!!" teriak Zahra kepada Agatha membuat cewek itu tersentak kaget terbangun dari lamunan

"Apaan sih, kaget tau" kata Agatha sambil mengerucutkan bibirnya kesal

"Maaf deh, abis lo nglamun sih" ucap Zahra dengan wajah memelas

"Mikirin apaan sih?" tanya Kiran menyelidik Agatha menghiraukan pertanyaan Kiran dan langsung merapihkan bukunya dan memasukannya  ke dalam tas

"Jangan bilang lo lagi mikirin kak Max yah" ucap  Liana sambil menyipitkan mata dan menunjuk ke arah kak Max yang sedang ada di lapangan belakang bersama teman-temannya, karena memang kelas mereka dekat sekali dengan lapangan belakang jadi sosok Max masih bisa di lihat oleh  mereka.

"Nggak tuh" jawab Agatha singkat

Kringg..kringg suara bell pulang berbunyi menandakan semua murid harus meninggalkan sekolah, dan pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Dah.. gue pulang duluan, udah di tungguin nyokap tuh di gerbang " kata Agatha sambil beranjak berdiri dan mengendong tasnya di pundak lalu  berjalan keluar kelas.

"Iya Tha hati-hati" ucap Zahra melambaikan tangannya, agathapun membalas lambaian tangan itu

Malam yang dingin terdengar suara rintik hujan yang merdu, membuat Agatha rindu dengan sosok Alvaro laki-laki yang pernah singah di hatinya yang pernah membuat hari-harinya menjadi indah. Namun entah mengapa dia menjatuhkan butiran kristal di pipinya Agatha menangis seketika di temani rintik hujan yang jatuh dengan derasnya membasahi bumi. Seakan-akan hujan mendukungnya untuk menangis malam ini.

Jangan lupa coment and vote ya😍

The Perfect WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang